WpMag

Sabtu, 30 April 2011

Standard Penilaian Kontes Ikan Cupang Plakat

Standard Penilaian Kontes Ikan Cupang Plakat


 Sebagai pecinta cupang yang telah berhasil melakukan budidaya ikan cupang dengan mudahnya dan menjadikannya sebuah bisnis. Tentu semua hal itu tidak jauh dari yang namanya kontes, dari seluruh dunia membanggakan ikan hasil breeding-nya sendiri-sendiri. Bagaimana dengan nasib penilaian kontes ikan cupang plakat?

Kita di sini tentu akan memperhatikan bagaimana seekor ikan cupang untuk ikut dalam sebuah kontes atau kejuaraan. Semua ikan cupang yang dilombakan mempunyai kelasnya tersendiri. Dan juga mempunyai karakter atau bentuk badan yang berbeda dengan yang lainnya. Jika ingin mengikuti kontes dan ingin memenangkan kontes ikan cupang, maka hal terbaik adalah mempelajarinya dahulu sebelum mengikutkan ikan cupang anda di kontes ikan cupang hias. Dan lagi untuk semua jadwal kontes yang bisa anda ikuti telah disimpan menjadi artikel di jadwal lengkap kontes ikan cupang internasional.
Seperti saya, penyuka ikan cupang plakat harus memperhatikan semua bagian dari tubuh ikan yang menjadi standar penilaian kontes ikan cupang plakat. Semua itu bertujuan untuk mendapatkan kesempatan untuk menang. Nah, seperti apa saja itu standar penilaian kontes ikan cupang plakat? Kita bisa simak dari kutipan berikut ini:
Sirip punggung: Sirip punggung harusnya setengah lingkaran dan lebih disukai bukaannya seperti kipas. Yang paling ideal sirip punggung tumpang tindih dengan bagian atas sirip ekor. Ujung depan sirip punggung dapat meruncing atau sedikit membulat. Kapasitas dari sirip untuk membuka sering diperoleh tidak dengan besarnya volume, akan tetapi dengan banyaknya cabang tulang sirip. Sirip atas yang tumpang melewati tubuh kurang disukai.
Sirip ekor: Tidak seperti plakat tradisional, standard penilaian sirip ekor sama dengan standar pada cupang kontes, Bukaan bentang ekor harus 180 derajat, tulang yang lurus, ujung sudut meruncing, dan berbentuk setengah lingkaran (meyerupai huruf D), tidak lebih panjang dari 1/3 badannya. Percabangan tulang ekor harus sama dan merata disemua tulang dan memiliki cabang tulang 4 atau lebih namun tidak berlebihan.. Bukaan ekor lebih dari 180 derajat (overhalfmoon/OHM) tidak lebih disukai daripada bukaan ekor setengah lingkaran (180 derajat).
Sirip Bawah: Sirip bawah memiliki bentuk trapezium dengan ujung bagian depannya (anterior) lebih pendek dari ujung bagian belakangnya (posterior). Dari ujung depan sirip bawah ke ujung belakangnya menurun hingga ujung belakangnya (Posterior) meruncing. Panjang tulang sirip bawah yang terpanjang idealnya dua kali atau lebih (lebih disukai) lebih panjang dari tulang ekor yang terpanjang. (lihat gambar dibawah) Saat ngedok, ujung depannya terangkat maju dan ujung belakangnya harus overlap atau tumpang tindih dengan bagian bawah sirip ekor.
Sirip Dasi: Meruncing seperti pisau yang menghadap kebawah dengan lancipnya menghadap kebelakang. Sirip dasi harus penuh, sama panjang, dan tidak terlihat bersilang secara permanen. Panjang sirip dasi sedikitnya harus sama dengan panjang sirip bawah yang terpanjang.
Sirip Dayung: Sama seperti standard cupang kontes yang lain.
Kesalahan Pada Bentuk dan Sirip Plakat Kontes
  1. Sirip dasi sedikit lebih pendek dari 2/3 panjang badan (Kesalahan ringan)
  2. Sirip dasi tidak bercabang lebih disukai, bercabang (Kesalahan Ringan)
  3. Tulang sirip pada ekor yang terdekat dengan sirip punggung dan sirip bawah lebih pendek
    dari tulang sirip ekor bagian tengahnya, menyebabkan sudut ekor bagian atas dan
    bawahnya membulat (Kesalahan kecil)
  4. Sirip punggung tidak memiliki cabang utama (Kesalahan kecil)
  5. Panjang sirip dasi setengah dari panjang badan atau sedikit kurang (Kesalahan kecil)
  6. Pencabangan pada sirip ekor < 3 derajat (Kesalahan kecil)
  7. Sirip bawah tidak terlihat jelas menurunnya dari bagian paling depan (anterior) ke bagian
    paling belakang (posterior) (Kesalahan besar)
  8. Ujung pada sirip bawah tidak meruncing dan panjang (Kesalahan besar)
  9. Bukaan sirip ekor kurang dari 180 derajat (Kesalahan besar) 

sumber : http://www.blogiztic.com/info/standard-penilaian-kontes-ikan-cupang-plakat.html

Sejarah Ikan Cupang Plakat di Indonesia

Sejarah Ikan Cupang Plakat di Indonesia

Ikan cupang plakat adalah ikan cupang hias dengan bentuk ekor yang lebih pendek atau biasa disebut ikan ekor pendek. Cupang plakat berasal dari Thailand yang pertama kali mengembangbiakannya. kata Plakad merupakan bahasa Thai yang berarti cupang laga atau cupang aduan. cupang plakat memang sebenarnya merupakan ikan cupang aduan atau laga yang berasal dari cupang alam. kata plakad merupakan untuk membedakan antara ikan cupang hias dengan cupang aduan untuk lebih familiar di kalangan internasional. kecantikan ikan cupang pelakat ini terlihat pada bentuk sirip, gigi yang tajam, keindahan & kerasnya sisik ikan maupun gaya bertarung nya.

Pada tahun 2000-an cupang plakat mulai dikenal luas oleh para hobies di Indonesia. karena sebelumnya lebih di nominasi oleh ikan jenis serit maupun halfmoon. ikan cupang plakat pertama kali dibawa & diperkenalkan di Indonesia oleh Henry Gunawan, Hermanus & Joty Atmadjaja. Pada tahun 2003 pertama kali ikan cupang plakad di konteskan oleh InBS dalam pagelaran InBS Award II di Gajah Mada Plaza, tetapai pada saat itu masih pada tahap eksebisi. Plakat sengaja di perkenalkan untuk menggairahkan pasar ikan cupang dalam rangka melawan boomingnya Lou Han. semenjak itu ikan plakat makin banyak penggemarnya karena tampil dengan warna baru & bentuk yang sangat unik. sukurnya ikan cuang mulai kembali di lirik para pecinta ikan cupang.

Ikan cupang plakat pada awal kemunculannya mempunyai ekor berbentuk seperti skop atau spade tail dengan tulang ekor yang hanya dua cabang. cupang yang seperti ini biasa di sebut cupang plakat tradisional. memiliki ujung yang memanjang. karena sirip dasinya atau ventralnya lebih panjang daripada sirip bawahnya.

Dalam perkembangannya plakat dikawinkan dengan ikan cupang half moon, yang menghasilkan ekor yang berbentuk setengah lingkaran menyerupai huruf D tapi bentuk besarannya tidak sebesar cupang half moon, jadi terlihat lebih imut. dan mempunyai tulang ekor yang lebih banyak untuk menyokong ekornya yang berbentuk half moon jadilah ikan jenis Plakat Halfmoon berekor pendek. bahkan ikan cupang plakat ekor mawar (rose tail) mempunyai cabang ekor lebih dari 8 batang.

Persilangan plakat dengan double tail menghasilkan plakat double tail atau cupang cagak ekor pendek dan plakat simetris, yang menambah kemeriahan ikan cupang hias, tapi ikan cupang plakat cagak ini masih belum banyak di pasaran untuk sekarang ini. Plakat Simetris atau symmetrical plakat memiliki sirip punggung (dorsal) yang tinggi dan lebar, karena memiliki grn double tail yang resesif. Penampilan ikan cupang plakat simetris sangat menawan sehingga oleh International Betta Congress (IBC) dimasukan ke dalam kelas tersendiri. untuk membedakan dengan plakat halfmoon & plakat tradisional.

Ada juga cupang plakat untuk dikembangkan agar tubuhnya tumbuh lebih besar & indah di banding dengan cupang umumnya yaitu ber ukuran sekitar 10 - 12 cm diukur dari ujung mulut samapai ujung ekornnya. jadi besarnya kurang lebih dua kali besar ikan cupang normal. yang merupakan persilangan antara cupang alam dengan plakat yang berbadan agak besar yang menjadikan ikan jenis baru yaitu ikan cupang giant plakat.mengenai sejarah ikan cupang raksasa (Cupang giant) sudah saya bahas pada artikel sejarah ikan cupang raksasa pada kesempatan sebelumnya. pada saat pertama kali di perkenalkan di Jakarta International Betta Show 2007 di arena Flora 2007 Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. ikan cupang cupang raksasa plakat ini dibandrol dengan harga US$1.000,- atau setara dengan Rp.10.000.000,- pada saat itu.

sumber : http://infoikancupang.blogspot.com/2010/01/sejarah-ikan-cupang-plakat-di-indonesia.html

Rabu, 27 April 2011

NUTRISI DAN MANAJEMEN PAKAN IKAN

 NUTRISI DAN MANAJEMEN PAKAN IKAN

Komponen besar dalam tubuh dapat di bagi menjadi dua yaitu komponen makro dan mikro. Komponen makro terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak, sedangkan komponen mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Karbohidrat sangat penting karena merupakan salah satu komponen sumber energi. Ikan mempunyai kemampuan untuk menggunakan karbohidrat untuk sumber energi namun masih dapat hidup tanpa karbohidrat. Beberapa bahan baku pakan yang mengandung karbohidrat adalah jagung, beras, dedak, tepung terigu,dll
Protein adalah senyawa organik yang tersusun dari rangkaian asam amino yang berikatan sesamanya melalui ikatan peptida. Protein ini mengandung sekitar 16 % nitrogen. Sumeber protein ada dua yaitu nabati dan hewani. Protein nabati adalah sumber protein yang berasal dari tumbuhan seperti kedelai, terigu, ampas tahu, dll. Sedangkan protein hewani adalah sumber protein yang berasal dari hewan seperti tepung ikan, tepung tulan ikan, dll. Tepung iukan yang baik memiliki kadar protein 60 %. Kebutuhan protein pada ikan tergantung oleh ukuran ikan . ikan yang memiliki ukuran kecil kebutuhan proteinnya lebih besar daripada ikan yang berukuran besar. Suhu air yang optimum untuk pertumbuhan membutuhkan protein yang optimum. Ketika ikan kekurangan asam amino maka ikan akan mengalami defiasiansi yang bisa menyebabkan penyakit masuk.
Lemak adalah senyawa organik yang megandung unsur karbon (C) hdrogen (H), dan oksigen (O) sebagai unsur utama. Asam lemak dibagi menjadi dua yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh memiliki pengertian yaitu asam lemak yang tidak bisa berikatan rangkap. Sedagkan asam lamak tak jenuh adalah asam lemak yang dapat berikatan rangkap, contohnya linolenad. Sumber –sember asam lemak adalah pada tumbuhan dan hewan.

Vitamin adalah senyawa organik yang esensial untuk pertumbuhan, kesehatan dan reproduksi. Kebutuhan vitamin pada ikan sangat kecil namun harus dipenuhi. Ikan tidak dapat mensintesa vitamin, maka dari itu kebutuhan vitamin dapat dipenuhi dengan pemberian melalui pakan. Vitamin ini dapat di bagi menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dala lemak terdiri dari vitamin A,D.E. dan K sedangkan vitamin yang larut dalam air terdiri dari volin, tiamin, vitamin C,dll. Vitamin yang larut dalam air tidak disimpan dalam tubuh namun kelebihannya akan dikeluarkan melalui feses. Vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh, namun sangat berbahaya bagi tubuh. Dalam kaitannya pemberian vitamin pada ikan harus dilakukan secara berlebih. Tujuannya adalah dalam vitamin yang di berikan dikawatirkan ada yang rusak, sehingga kebutuhan vitamin bagi ikan takutnya kurang. Selain itu pemberian vitamin yang berlebih ini dikarenakan sumber vitamin yang beragam. Terakhir pemberian vitamin dilakukan secara berlebih karena pada waktu di air vitamin larut dalam air sehingga tidak dapat dikonsumsi semuanya oleh ikan.
Mineral merupakan elemen organik yang dibutuhkan oleh ikan dalam pembentukan jaringandan berbagai fungsi metabolisme dan osmoregulasi. Mineral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu mineral esensial dan mineral non esnsial. Mineral esensial harus ada dan didapatkan dari luar tubuh ikan bersumber dari pakan, sednagkan mineral nonesensial yaitu mineral yang seharusnya terdapat dalm tubuh ikan.
Tidak semua yang dikonsumsi oleh ikan memberikan dampak sebagai nutrien. Hal ini disebut sebagai antinutrien. Antinutrien adalah sesuatu yang masuk dalam tubuh ikan bisa berasal dari bahan pakan atau bahan ikutan yang masuk secara tidak sengaja.
Tripsin merupakan enzim yang memiliki peran sebagai pemecah protein. Kalau makanan tidak mengandung tripsin maka protein tidak dapat dipecah. Bahan pakan yang kaya akan protein ini adalah seperti kedelai, jagung,dll. Jika tidak ada tripsin maka protein pada kedelai tidak dapat di pecah menjadi molekul sederhana yang bermanfaat bagi ikan. Ransum adalah jumlah makanan yang dibutuhkan oleh ikan selama waktu 24 jam. Ransum sanagt penting guna mengetahui kebutuhan makanan bagi ikan dalam setiap fase hidupnya (ukuran ikan). Karena setiap fase ikan memiliki kebutuhan makan yang berbeda, sehingga pengetahuan tentang ransum ikan sangat penting.

MENGILHAMI SOSOK RA KARTINI

MENGILHAMI SOSOK RA KARTINI
 
 
APRIL, bulan yang pasti diingat oleh banyak orang di negeri ini, khusunya para wanita. Iya, inilah bulan yang diperingati sebagai bulan emansipasi wanita, tepatnya tanggal 21 April. Sudah satu abad lebih, perjuangan wanita ini telah membangkitkan, dan memberikan inspirasi berjuta wanita Indonesia. Beliau adalah Raden Ajeng Kartini yang telah memberikan harapan bagi kehidupan wanita Indonesia untuk lebih layak dan dihargai oleh orang lain.

Kini kita dapat menikmati perjuangan beliau. Perjuangan penuh ihklas dan tanpa imbalan. Kini wanita tidak lagi dipandang sebelah mata oleh kaum laki-laki. Wanita tak lagi dianggap sebagi orang yang bodoh, atau pun tak berpendidikan. Kini kita bisa menikmati sekolah tanpa ada pengekangan. Tak lagi ada perbedaan antara kaum laki-laki dan kaum perempuan. Inilah wanita Indonesia sekarang, wanita penuh kreativitas dan dedikasi.

Sekarang banyak sekali wanita Indonesia yang telah mengharumkan nama negeri ini lewat prestasinya. Mereka dapat mengibarkan nama Indonesia di kancah internasional. Mereka menunjukkannya lewat bidangnya masing-masing, ada yang lewat olahraga, sains, dll. Menunjukkan bahwa perjuangan Ibu Kartini tidak sia-sia.

Ketika banyak wanita Indonesia menorehkan tinta sejarah yang membanggakan di negeri ini, masih ada juga kaum wanita yang berkutat dengan kemiskinan. Masih banyak, wanita yang kini menghadapi seratnya ekonomi untuk sekadar hidup di negeri ini. Negeri yang oleh orang di katakan sebagai negeri “gemah ripah Loh jinawi." Negeri yang kaya, bahkan Koes Plus menggambarkannya lewat lirik lagu, ”Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman.”

Kurang apakah negeri ini, hingga banyak rakyat khususnya kaum perempuan masih berkutat di lembah kemiskinan. Pendidikankah? Semangatkah? Atau kebijakan pemerintah yang salah?

Tak perlu kita jauh membahas itu semua, yang terpenting inilah momentum untuk kita bangkit. Hari inilah, kita harus menyingsingkan lengan baju, berkarya, dan tetap semangat untuk membangun negeri tercinta. Sehingga Kartini dapat tersenyum di alam sana melihat perjuangan kita, dan kita tidak dikatakan sebagai generasi muda yang lupa sejarah.

Robin

Mahasiswa Jurusan Perikanan
Universitas Gadjah Mada (UGM)(//rfa)

Selasa, 26 April 2011

10 Ikan Tercantik di Dunia

10 Ikan Tercantik di Dunia

Ikan adalah hewan yang unik,menarik dan tentunya menawan bagi sebagian orang.Terlebih jika ikan itu adalah ikan hias yang harganya melejit selangit tentu banyak orang yang ingin memilikinya.Nah,pernahkah teman-teman melihat ikan-ikan tercantik di dunia yang jarang kita temui di pasaran Indonesia?Ikan-ikan ini adalah ikan primadona dari sebagian besar pecinta ikan hias.Mengenai harga jangan ditanya,sudah pasti mahal karena ini tergolong hewan hias yang memang keberadaannya susah dicari.Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah dan semoga anda tertarik dengan ikan-ikan jenis ini.

1. Mandarin Fish


Ada 2 varietas dari spesies ini: Mandarinfish standar dan Psychedelic Mandarin.Yang standar biasanya memiliki pola dan warna yg lebih bagus dibanding Psychedelic. Harganya ga lebih dari $20 per ekor,namun yang menjadi masalah adalah makananya yang sulit dicari.

2. Discus


Ikan ini merupakan spesies ikan air tawar yg mungkin merupakan ikan air tawar yg paling cantik. Harganya sangatlah mahal,anakan yang panjangnya hanya sekitar3 inchi berkisar antara $50-$80

3. Lion Fish


Ikan ini disebut juga Zebrafish. Tulang belakangnya itu memiliki racun yg sangat menyakitkan dan cukup efektif.

4. Moorish Idol


Ikan ini sangat susah untuk dipelihara dengan akuarium standar,dan juga hargannya yang melejit selangit.

5. Koi


Ada banyak variasi warna dari ikan koi (sekitar 100an). Koi dapat memiliki warna oranye, merah, putih, keemasan, atau hitam. Beberapa penggemar koi rela membayar ribuan dolar untuk seekor koi hanya untuk mencari pola warna koi yg langka.

6. Flame Angel


Ikan ini memikiki hubungan dekat dengan Coral Beauty. Sifatnya sama seperti Coral Beauty, tapi sifatnya tidak ’seteguh’ Coral Beauty.

7. Coral Beauty


Ikan ini tergolong ikan yang mudah dipelihara di dalam akuarium dan dapat bertahan baik di Habitatnya.

8. Regal Tang


Ikan ini tergolong dalam family Surgeonfish, yg memiliki pisau kecil dari zat kapur yg dapat disembunyikan di depan sirip ekornya. Pisau kecil ini digunakan terutama untuk sistem pertahanan dalam menghadapi predator.

9. Parrot Fish


Dinamakan demikian karena bentuk mulutnya yg mirip paruh burung. Ikan ini menggunakan mulutnya yg seperti paruh itu untuk memecah dan memakan invertebrata kecil yg hidup di daerah koral. Biasanya mereka akan memakan utuh2 bebatuan koral atau pasir2 laut lalu mengunyah invertebrata yg ada di dalamnya, lalu membuang sisa2nya.

10. African Cichlids


Ikan ini diucapkan sebagai “Sick-Lids”. Ikan ini ditemukan di 3 danau di Afrika: Malawi, Tanganyika, dan Victoria. Spesies yg ada di Danau Victoria jumlahnya kurang beragam dan kurang berwarna-warni dibandingkan dengan lainnya. Biasanya mereka tumbuh hingga 6-7 inchi, dengan pengecualian untuk Spesies Frontosoa, yg bisa tumbuh sampe 12-14 inchi. Ikan2 ini adalah ikan2 air tawar yg bisa dengan gampang dipiara di akuarium rumahan. Selain di Afrika, ada juga spesies ikan ini yg idup di perairan Amazon, tapi ukurannya lebih besar dan lebih agresif dari yg di Afrika.

sumber : linggars.com

Minggu, 24 April 2011

Budidaya Kerapu Bisa Rusak Terumbu

Budidaya Kerapu Bisa Rusak Terumbu
 
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Kerapu
KOMPAS.com — Budidaya kerapu merupakan salah satu upaya untuk mencegah pengambilan ikan karang tersebut secara langsung di alam. Namun, budidaya yang tidak efisien juga tetap bisa merusak ekosistem terumbu karang.
Demikian dikatakan Direktur Eksekutif LSM Mitra Bentala Herza Yulianto dalam acara Media Trip bersama WWF pada hari Senin (18/4/2011) di Lampung. Ia mengatakan, kerapu biasanya dibudidayakan di keramba apung di laut lepas yang kadang berada di wilayah yang terumbu karangnya masih bagus. Dengan demikian, kondisi lingkungan keramba secara langsung berpengaruh terhadap ekosistem terumbu karang.
Herza mengungkapkan, potensi kerusakan berasal dari material sisa budidaya. "Untuk kerapu, dampak limbahnya bisa lebih kritis karena langsung kontak dengan lingkungannya," ungkap Herza.
Akumulasi sisa pakan, misalnya, bisa mengendap di dasar laut dan terumbu karang. Sisa pakan bisa berubah menjadi zat racun dan mengakibatkan pemutihan terumbu karang. Di Lampung, akumulasi sudah terjadi di wilayah Tanjung Putus.
Menurut Herza, kerusakan masif terumbu karang memang belum terjadi saat ini, tetapi perlu diantisipasi. Ia menekankan penggunaan pakan yang efisien dan pemantauan dasar perairan untuk mendeteksi adanya akumulasi limbah.
Herza bersama timnya juga pernah mengembangkan rumpon untuk mengatasi masalah tersebut.  "Harapannya nanti sisa pakan bisa dimakan oleh ikan-ikan yang terkumpul di situ, tidak langsung ke dasar," urainya.
Zonasi dan perizinan
Sementara itu, Koordinator Program Akuakultur WWF Indonesia, Cut Desiana, mengatakan, untuk mengantisipasi dampak lingkungan akibat budidaya, perlu diupayakan peraturan tentang zonasi dan perizinan.
"Soal lingkungan misalnya, zonasi budidaya juga harus melihat wilayah-wilayah tertentu yang dilindungi, misalnya karena adanya terumbu karang, padang lamun, atau lokasi pemijahan ikan," jelasnya.
Menurut dia, peraturan zonasi yang dikeluarkan pemerintah saat ini belum cukup rigid. "Tata ruang pesisir ini banyak yang belum selesai. Pemerintah daerah belum aktif melakukan pendataan," ungkapnya.
Tentang perizinan, Desiana mengatakan, "Izin usaha harus di-screening bahwa lokasinya memang tepat, tidak ada potensi konflik, dilihat potensi wilayah dan kepadatannya seberapa besar."
Desi mengungkapkan bahwa studi tentang perizinan itu harus melihat daya dukung lingkungan. "Ini muaranya adalah adanya pembatasan nantinya, sesuai dengan daya dukung lingkungannya," katanya.
Menurut Desi, pemerintah harus mengadopsi standar yang kredibel dalam mengupayakan lingkungan budidaya yang baik. Selain itu, ia juga menggarisbawahi perlunya melihat akses masyarakat lokal sebab pantai merupakan fasilitas publik.
Desi mendefinisikan budidaya yang ideal dan berkelanjutan sebagai budidaya yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.

sumber :kompas.com

Sabtu, 23 April 2011

Jepang Gemari Produk Ikan Asal Bantaeng

Jepang Gemari Produk Ikan Asal Bantaeng



KOMPAS/AGUS SUSANTO
Ikan tuna kualitas terbaik lebih banyak diekspor ke Jepang.
BANTAENG, KOMPAS.com — Industri pengolahan ikan PT Global Seafood Internasional Indonesia, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, mengekspor sekitar 20 ton produk surimi dan ikan fillet ke Jepang, Sabtu (23/4/2011), dengan menggunakan kontainer berpendingin dengan suhu minus 20 celsius.
Kendati bencana tsunami melanda Negeri Sakura tersebut, tetapi hal itu tidak memengaruhi permintaan ekspor surimi dan ikan fillet dari industri pengolahan ikan yang berdiri di Kabupaten Bantaeng ini.
"Sebelumnya sudah ada 13 kontainer yang telah dikirim ke Jepang. Surimi yang berbahan dasar ikan kurisi, sarden, dan ikan terbang ini menjadi bahan baku utama untuk pembuatan kamaboko, fish ball, nugget di Jepang," ujar Production Manager PT Global Seafood Internasional Indonesia, Afandy.
Tingkat kebutuhan surimi di Jepang, lanjut Afandy, masih cukup tinggi. Karena tingginya permintaan produk makanan berbahan dasar ikan, pihaknya kesulitan memenuhi permintaan. Kurangnya bahan baku akibat faktor cuaca dan musim merupakan salah satu penyebab sulitnya memenuhi permintaan.
"Untuk menyiasati hal ini, kami mulai mencari bahan baku dari jenis ikan lain yang sumber bahan bakunya cukup. Selain itu, kami juga mulai mendiversifikasi produk selain frozen surimi, seperti frozen fish pelagis dan demersal, frozen octopus (gurita), fillet ikan," jelasnya.
Selain produk surimi dan ikan fillet, pengolahan ikan ini juga rencananya akan mengolah tuna beku dan khusus segmen pasar dalam negeri. Produk ini rencananya akan dipasarkan dengan produk fish ball atau bakso ikan. Untuk pengolahan ikan, pihak PT Global Seafood Internasional Indonesia mempekerjakan lebih kurang 100 karyawan yang merupakan penduduk asli Kabupaten Bantaeng. 

sumber : kompas.com

Ikan 'Nemo' Berhasil Ditangkarkan

Ikan 'Nemo' Berhasil Ditangkarkan

 
google.com Ikan badut atau Nemo (clown fish) sekarang ini sudah bisa dibudidayakan. Penangkapan di laut untuk ekspor ikan hias bisa dikurangi.
KOMPAS.com — Ikan badut (clown fish) atau biasa disebut ikan "Nemo", sesuai karakter di film kartunnya, adalah salah satu jenis ikan hias yang digemari saat ini. Sayangnya, sebagian besar ikan itu berasal dari penangkapan di laut sehingga berpotensi punah jika diambil berlebihan sesuai permintaan pasar.
Akan tetapi, Anda tak perlu khawatir dan merasa bersalah jika ingin memeliharanya. Ikan berwarna dasar oranye itu kini sudah berhasil ditangkarkan. Jadi, untuk mendapatkannya, Anda tidak harus selamanya memiliki ikan Nemo hasil penangkapan di alam. Budi daya merupakan salah satu jalan keluar mengantisipasi hal tersebut.
Belum banyak orang atau lembaga yang bisa menangkarkannya. Salah satu lembaga yang bisa adalah Balai Besar Riset Perikanan dan Budidaya Laut (BBRPBL) Kementerian Kelautan dan Perikanan di Gondol, Buleleng, Bali. "Ada dua jenis clown fish yang berhasil dikembangkan bibitnya di sini. Salah satunya dengan garis hitam yang di pasar lebih mahal harganya. Satunya lagi yang tanpa garis hitam," kata Dr Nyoman Adiasmara Giri, Kepala Balai, di tempat pembenihan tersebut.
Nemo yang bergaris hitam punya nama ilmiah Amphyprion percula. Adapun yang tidak bergaris hitam punya nama ilmiah Amphyprion ocellaris.
Ia mengatakan, dalamupaya pembenihan tersebut, pihaknya juga menggandeng pihak swasta CV Dinar di Gilimanuk yang bergerak dalam usaha pembesaran dan pengeksporan ikan badut. Perusahaan tersebut awalnya sebagai penyedia indukan untuk penelitian. Namun, mereka kini juga dapat melakukan pembenihan sendiri.
"Dalam setahun, satu pasang indukan Nemo dapat menghasilkan bibit sekitar 50.000 ekor. Tingkat keberhasilan pembenihannya bisa dikatakan ekonomis," kata Dr Gede Suwarthama Sumiarsa, peneliti perikanan di balai tersebut.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya terus melakukan riset untuk meningkatkan kualitas benih dan efektivitas produksi pakannya. Hasil penelitian ini akan disebarkan kepada masyarakat. Balai penelitian tersebut juga mengembangkan model usaha perikanan yang cocok untuk usaha kecil atau untuk skala industri.
Ikan Nemo biasanya dieskpor sebagai ikan hias ke Singapura, AS, dan Hongkong. Nah, kalau sudah ada ikan Nemo hasil budi daya, maka untuk memilikinya kita tak perlu tergantung pada hasil tangkapan di laut, bukan?
sumber : kompas.com

BUDIDAYA IKAN MAS


BUDIDAYA IKAN MAS

1. SEJARAH SINGKAT
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang
pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475
sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun
1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas
yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan
Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat
10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.
2. SENTRA PERIKANAN
Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk,
sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan
umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi,
Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta
3. JENIS
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Anak kelas : Actinopterygii
Bangsa : Cypriniformes
Suku : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Jenis : Cyprinus carpio L.
Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri
dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan
kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik,
bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas
adalah sebagai berikut:
1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek;
bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit;
perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih
gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila
diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang
badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata
pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit;
gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan
panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif
panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan
lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan
antara 3,5:1.
5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik
bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari
warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp,
long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi,
shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku
nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi.
Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang
berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang
berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang
banyak dibudidayakan.
4. MANFAAT
1) Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2) Sebagai ikan hias.
5. PERSYARATAN LOKASI
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar
dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%
untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3) Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada
ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh
dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air
deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air
tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras
debitnya 100 liter/menit/m3.
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kolam
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam
dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
a. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya.
Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter
persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200
meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan
dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu
bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang
sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
b. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok.
Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan
dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa
untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18
m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah
pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu
pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai
pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam
penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali
juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam
penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah
yang ada telurnya.
c. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan
pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama
dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak.
Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan
dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran
dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir
adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk
memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah
pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air
sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas
diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu
untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember,
baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg),
cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan
mas antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan
panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat
menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk
mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur
yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara
terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan
penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih),
sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk
menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),
seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk
segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3) Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk
pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb.
Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah
pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk
memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi,
diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing
dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk
buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram
dan 10 gram/meter persegi.
6.2. Pembibitan
1) Pemilihan Bibit dan Induk
Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin
meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan
maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik.
Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi
alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya
pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan
teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian
kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian
kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan
penyeleksian terhadap induk ikan mas.
Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang
untuk dipijah adalah sebagai berikut:
a. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan:
umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
b. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor
mulus, sehat, sirip tidak cacat.
c. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih;
panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak
jernih.
d. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
e. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih
panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
a) Betina
- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
b) Jantan
- Badan tampak langsing.
- Gerakan lincah dan gesit.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
2) Sistim Pembenihan/Pemijahan
Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:
a. Sistim pemijahan tradisional
Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:
- Cara sunda: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar
kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari,
induk dimasukan pada sore hari; (2) disediakan injuk untuk menepelkan
telur; (3) setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam
penetasan.
- Cara cimindi: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar
kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari,
induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam
penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit
bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari
tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke
kolam lain; (4) tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian
sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.
- Cara rancapaku: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar
kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari,
induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam
penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu; (2) disediakan
rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di
seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
(4) setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela
bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.
- Cara sumatera: (1) luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam
sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk
dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam
penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di
permukaan air; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan
ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam
pendederan.
- Cara dubish: (1) luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit
keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi
air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan
merupakan kolam penetasan; (2) sebagai media penempel telur
digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm; (3)
setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4)
setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
- Cara hofer: (1) sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan
tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.
b. Sistim kawin suntik
Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur
dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise
ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor
(berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah
suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang
TTG BUDIDAYA PERIKANAN
melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana
yang lengkap dan perawatan yang intensif.
3) Pembenihan/Pemijahan
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
a. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
b. Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan
suhu berkisar 25 derajat C.
c. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
d. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan
seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
e. Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet
diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran
2-4% dari jumlah berat induk ikan.
4) Pemeliharaan Bibit/Pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur
hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan
(luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana
kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan
liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan
pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan.
Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah
benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1
bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.
b. Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang
disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran
benih menjadi 3-5 cm.
c. Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang
disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran
benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus
3-5% dari jumlah bobot benih.
d. Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang
disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih
menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5%
dari jumlah bobot benih.
5) Perlakuan dan Perawatan Bibit
Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan
pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari
selama 3 minggu.
TTG BUDIDAYA PERIKANAN
6.3. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun
monokultur.
a) Polikultur
1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
b) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan
dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk
jantan dan betina.
1) Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2,
TSP 10 gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam
diisi air 39-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam
disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC,
Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas
serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari
kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung
pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka
padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan
pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa).
Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
2) Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan
buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang
cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari.
Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban
diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur
rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter
air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada
benih, perawatan 5-7 hari.
3) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah
menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak
tercemari/teracuni oleh zat beracun.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan
minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2) Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit
diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3) Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang
mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
4) Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan;
pemagaran kolam.
5) Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.

Jumat, 22 April 2011

Kiat Merawat Mas Koki (I)





























































Kiat Merawat Mas Koki (I)
Perhatikan Pemberian Pakan


 


DUNIA
hobi sepertinya tak pernah surut. Mulai dari hobi burung, kucing, anjing, bunga hingga berbagai jenis ikan. Dan salah satu ikan yang kini menjadi maskot beberapa penggemar adalah jenis mas koki (carrasius auratus). Dikatakan menjadi maskot karena ikan geboy ini harganya cukup terjangkau semua kalangan. Itu cukup jauh berbeda, dengan harga ikan hias lainnya seperti arwana superred atau golden red yang harganya mencapai jutaan rupiah.

Ikan mas koki merupakan salah satu ikan hias yang amat terkenal di kalangan penggemarnya. Pasalnya, ikan jenis ini sudah puluhan tahun terkenal di Indonesia. Bahkan, mungkin menjadi yang pertama dipelihara sebagai ikan hias. Meski begitu, ikan jenis ini baru mengalami perkembangan pesat peminatnya sekitar tahun 2000-an.

Ikan yang aslinya dari Cina ini, bentuknya amat lucu dan menyenangkan. Ukurannya sedang sampai besar mencapai 20 cm. Namun, di Indonesia ikan jenis ini sejenis dengan ikan mas. Ikan ini senang merayap di dasar dan hanya sesekali berenang. Berbagai macam warna ada pada ikan mas koki, seperti merah, kuning, hitam, putih, dan ada pula campuran berbagai warna. Selain itu, ikan ini pun memiliki jenis atau varietas sangat beragam.

Bentuk badan umumnya bulat atau gemuk. Makin bulat biasanya makin digemari para penggemar. Pada beberapa jenis, mas koki kepala singa (lion head) dan mata balon, tidak memiliki sirip punggung. Ada pula yang mempunyai sirip ekor satu dan dua buah, terbuka atau mekar serta panjang. Sementara yang jenis siripnya kuncup dan tidak mekar, tidak laku dijual atau tidak disenangi.

Beragam jenis

Keragaman jenis yang dimiliki ikan mas koki menjadi daya tarik bagi penggemar. Karena keragaman tersebut, penggemar akan jauh dari kebosanan memelihara. Apalagi jenis ikan ini cukup indah dilihat, apalagi bila warnanya cerah nan menawan.

Karena itu, kepada penggemar pemula yang belum paham betul tentang beragam jenis ikan mas koki, sebaiknya bertanya kepada siapa saja yang dianggap lebih tahu. Atau bisa pula melalui berbagai buku panduan yang sudah banyak beredar di pasaran. Hanya saja untuk sekadar pengetahuan dasar, berikut ini ada beberapa jenis ikan mas koki:

Spenser

Jenis ini memiliki bentukan daging di kepala seperti jambul. Ekornya ada yang pendek dan panjang, warnanya mayoritas merah oranye, tetapi ada pula yang campuran merah, hitam, dan putih di seluruh badan.

Red cap (raskit)

Jenis raskit mempunyai warna putih perak dengan warna merah di atas kepala. Jenis yang bagus, warna merahnya tidak melebar ke tutup insang. Karakter bagus lain, ada jambul di kepala dan mempunyai mata kecil berwarna hitam tajam, sirip ekornya panjang dan pendek.

Mutiara

Koki mutiara memiliki sisik membentuk bangunan butiran mutiara di seluruh tubuhnya. Bentuk badan bulat telur dengan kepala berukuran kecil, sirip ekornya mekar serta warnanya kebanyakan putih, baik polos maupun campuran warna lain seperti merah, oranye atau kuning.

Lion head

Kepala singa adalah jenis yang paling disukai penggemar. Jenis ini berekor mekar namun pendek dan ada jambul di kepala. Bentuk badan bulat dan pendek. Warnanya sangat bervariasi, seperti merah oranye, putih perak, dan warna-warna lainnya. Karena besar kepalanya dan ekornya pendek, ikan ini sering berenang nungging atau jungkir balik bila air terlalu dalam.

Mata balon

Janis ini terkenal karena matanya seperti balon berisi air. Warnanya kebanyakan merah dan oranye. Yang berwarna oranye matanya tajam hitam dan merupakan tipe favorit sehingga memiliki nilai harga cukup tinggi.

Pemberian pakan

Pakan sangat erat dengan pertumbuhan dan kesehatan maupun stamina ikan. Untuk menjaga kesehatan dan stamina ikan, pakan tidak perlu diberikan terlalu banyak. Berkaitan dengan pemberian pakan, hal yang diperhatikan adalah cukup gizi. Sehingga, sebaiknya pakan diberikan secara bervariasi. Pemberian suplemen bahan-bahan tertentu dalam pakan untuk memperbaiki penampilan, terutama warna, tentu akan menaikkan nilai ekonomi.

Untuk perawatan ikan mas koki, menurut Iwan, penggemar yang menempati kios jual beli ikan hias khusus mas koki di Pasar Pagarsih Bandung ini, biasa memberi ikan mas kokinya dengan cacing merah setiap hari dan sepekan sekali diberi pelet. "Untuk lebih mudahnya, penggemar bisa menggunakan pakan buatan yang telah banyak di pasaran," jelas Iwan yang menjual berbagai jenis ikan mas koki, seperti jenis mutiara, butterfly, rancu, oranda, ryukin (tossa), black more, lion head, demekin, dll.

Daya tarik

Daya tarik ikan sangat dipengaruhi keadaan fisik dan kondisi kesehatannya. Selain berperilaku gesit, ikan yang sehat juga selalu menunjukkan penampilan kulit dan sisik cemerlang. Dengan demikian, perlu dilakukan perlakuan agar fisik dan kesehatan ikan tetap terjaga.

TEKNIK MEMPRODUKSI IKAN BETTA JANTAN

TEKNIK MEMPRODUKSI IKAN BETTA JANTAN
1. PENDAHULUAN
Ikan Betta atau dengan sebutan populer ikan cupang (Betta Splendens) merupakan salah satu ikan hias yang mempunyai nilai komersial, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Sebagai ikan hias yang gemar berantem, mempunyai penampilan yang menarik yaitu mempunyai sirip yang relatif panjang dengan spektrum warna yang bagus sedangkan pada ikan betta betina penampilannya kurang menarik, karena siripnya tidak panjang dan warnanya pun tidak cerah sehingga pada ikan betta, jenis kelamin jantan lebih tinggi dibanding jenis kelamin betina. Dengan dasarnya itulah diperlukan upaya memperbanyak produksi ikan Betta jantan, yang dapat dilakukan secara masal.
2. Teknik Pemijahan dan Produksi
Pada induk jantan yang matang gonad warna siripnya lebih cerah sedang pada induk betina perutnya membuncit dan secara transparan, telur pada saluran pengeluaran dapat terlihat.
Pada prinsipnya pemijahan dilakukan secara berpasangan dalam setiap wadah yang terpisah (akuarium, ember atau dalam kotak-kotak yang ditempatkan didalam bak). Sebelum dicampurkan induk betina dimasukkan dalam botol agar tidak mengganggu jantan dalam membuat sarang busa. Sarang dibuat dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya ke bawah permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Proses ini berlanjut berjam-jam dengan sesekali berhenti untuk makan.
Bila sarang telah siap, induk betina dikeluarkan dari botol, dicampurkan dengan jantan agar dapat memulai pemijahan. Pada saat pemijahan tubuh jantan menyelubungi induk betina membentuk huruf " U " dengan ventral saling berdekatan selama + 1 menit sampai mengeluarkan telur yang segera dibuahi sperma. Telur perlahan tenggelam dan akan segera diambil oleh induk jantan dengan mulutnya untuk selanjutnya diletakkan disarang busa. Proses pemijahan berlangsung selama + 1 jam dengan 20-25 tahap pemijahan yang sama. Ketika aktifitas pemijahan berakhir, induk betina dipindahkan dari tempat pemijahan untuk dikembalikan ke tempat pemeliharaan induk, namun sebaiknya lebih dulu dimasukkan dalam larutan metyline blue 2 mg/liter selama 24 jam untuk mengobati luka yang mungkin ada setelah pemijahan. Sedang induk jantan tetap pada wadah pemijahan untuk merawat dan menjaga telur sampai menetas. Dalam setiap kali pemijahan diperoleh telur sebanyak 1000-1500 butir. Selanjutnya pemeliharaan larva dan pendederan serta pembesaran dapat dilakukan pada wadah berupa bak tembok dengan pakan berupa cacing Tubifex sp. atau Chironomus sp. untuk siap dipasarkan.
3. Teknik Memperbanyak Ikan Betta Jantan
Ikan betta jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan sirip-sirip yang lebih panjang dibanding ikan betta yang betina. Oleh karena itu ikan betta jantan lebih diminati konsumen dan mempunyai nilai komersial yang lebih tinggi dibanding yang betina. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan teknik memperbanyak produksi ikan betta jantan dalam setiap kali pemijahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian hormon androgen pada masa diferensiasi kelamin.
Teknik pemberian hormon tersebut adalah dengan cara meremdam telur ikan betta pada fase bintik mata ( + 30 jam setelah pemijahan ) kedalam larutan hormon 17 Alpa metiltestosteron dengan konsentrasi 20 mg/liter air selama 8 jam. Pembuatan larutan hormon tersebut adalah dengan cara melarutkan hormon sebanyak 20 mg ke dalam 1 ml alkohol 70 % dan selanjutnya dimasukan keair yang akan dipakai merendam sebanyak 1 liter.
Telur hasil perendaman dimasukkan kembali kedalam wadah yang berisi air dengan diberi larutan metyline blue untuk mencegah timbulnya jamur dalam proses penetasan. Tahap selanjutnya sama dengan prosedur pembenihan ikan betta sampai berumur tiga bulan untuk dapat dibedakan jenis kelaminnya. Diharapkan dengan pemberian hormon steroid tersebut dapat memperbanyak ikan betta jantan sampai dengan 95 % dalam setiap pemijahan.
sumber : bbat-sukabumi.tripod.com