WpMag

Selasa, 27 September 2011

TEKNIK MEMPRODUKSI BETTA (IKAN CUPANG) JANTAN


TEKNIK MEMPRODUKSI BETTA (IKAN CUPANG) JANTAN


Pendahuluan

Ikan Betta atau dengan sebutan populer ikan cupang (Betta Splendens) merupakan salah satu ikan hias yang mempunyai nilai komersial, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Sebagai ikan hias yang gemar berantem, mempunyai penampilan yang menarik yaitu mempunyai sirip yang relatif panjang dengan spektrum warna yang bagus sedangkan pada ikan betta betina penampilannya kurang menarik, karena siripnya tidak panjang dan warnanya pun tidak cerah sehingga pada ikan betta, jenis kelamin jantan lebih tinggi dibanding jenis kelamin betina. Dengan dasarnya itulah diperlukan upaya memperbanyak produksi ikan Betta jantan, yang dapat dilakukan secara masal.

Teknik Pemijahan dan Produksi
Pada induk jantan yang matang gonad warna siripnya lebih cerah sedang pada induk betina perutnya membuncit dan secara transparan, telur pada saluran pengeluaran dapat terlihat.
Pada prinsipnya pemijahan dilakukan secara berpasangan dalam setiap wadah yang terpisah (akuarium, ember atau dalam kotak-kotak yang ditempatkan didalam bak). Sebelum dicampurkan induk betina dimasukkan dalam botol agar tidak mengganggu jantan dalam membuat sarang busa. Sarang dibuat dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya ke bawah permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Proses ini berlanjut berjam-jam dengan sesekali berhenti untuk makan.

Bila sarang telah siap, induk betina dikeluarkan dari botol, dicampurkan dengan jantan agar dapat memulai pemijahan. Pada saat pemijahan tubuh jantan menyelubungi induk betina membentuk huruf " U " dengan ventral saling berdekatan selama + 1 menit sampai mengeluarkan telur yang segera dibuahi sperma. Telur perlahan tenggelam dan akan segera diambil oleh induk jantan dengan mulutnya untuk selanjutnya diletakkan disarang busa. Proses pemijahan berlangsung selama + 1 jam dengan 20-25 tahap pemijahan yang sama. Ketika aktifitas pemijahan berakhir, induk betina dipindahkan dari tempat pemijahan untuk dikembalikan ke tempat pemeliharaan induk, namun sebaiknya lebih dulu dimasukkan dalam larutan metyline blue 2 mg/liter selama 24 jam untuk mengobati luka yang mungkin ada setelah pemijahan. Sedang induk jantan tetap pada wadah pemijahan untuk merawat dan menjaga telur sampai menetas. Dalam setiap kali pemijahan diperoleh telur sebanyak 1000-1500 butir. Selanjutnya pemeliharaan larva dan pendederan serta pembesaran dapat dilakukan pada wadah berupa bak tembok dengan pakan berupa cacing Tubifex sp. atau Chironomus sp. untuk siap dipasarkan.

Teknik Memperbanyak Ikan Betta Jantan

Ikan betta jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan sirip-sirip yang lebih panjang dibanding ikan betta yang betina. Oleh karena itu ikan betta jantan lebih diminati konsumen dan mempunyai nilai komersial yang lebih tinggi dibanding yang betina. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan teknik memperbanyak produksi ikan betta jantan dalam setiap kali pemijahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian hormon androgen pada masa diferensiasi kelamin.
Teknik pemberian hormon tersebut adalah dengan cara meremdam telur ikan betta pada fase bintik mata ( + 30 jam setelah pemijahan ) kedalam larutan hormon 17 Alpa metiltestosteron dengan konsentrasi 20 mg/liter air selama 8 jam. Pembuatan larutan hormon tersebut adalah dengan cara melarutkan hormon sebanyak 20 mg ke dalam 1 ml alkohol 70 % dan selanjutnya dimasukan keair yang akan dipakai merendam sebanyak 1 liter.
Telur hasil perendaman dimasukkan kembali kedalam wadah yang berisi air dengan diberi larutan metyline blue untuk mencegah timbulnya jamur dalam proses penetasan. Tahap selanjutnya sama dengan prosedur pembenihan ikan betta sampai berumur tiga bulan untuk dapat dibedakan jenis kelaminnya. Diharapkan dengan pemberian hormon steroid tersebut dapat memperbanyak ikan betta jantan sampai dengan 95 % dalam setiap pemijahan. (RAD)

Sumber :

Jumat, 23 September 2011

Indonesia Butuh Minimal 45 Taksonom Kelautan


Indonesia Butuh Minimal 45 Taksonom Kelautan

KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu pusat biodiversity atau keanekaragaman hayati dunia, salah satunya ditandai dengan besarnya jenis spesies di laut. Namun berapa spesies yang sebenarnya ada di laut Indonesia dan apa saja? Pertanyaan ini perlu dijawab dengan inventarisasi keanekaragaman hayati laut itu sendiri.
Prof Dr Suharsono, Ketua Masyarakat Taksonomi Kelautan Indonesia, yang juga peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, untuk mampu menginventarisasi keragaman hayati itu, kebutuhan utamanya adalah taksonom kelautan. Sayangnya jumlha taknsonom kelautan di Indonesia masih sangat minim.
"Dibutuhkan minimal 45 taksonom kelautan. Tiap kelas dalam satu taksa harus ada yang menangani. Idealnya dalam satu ordo ada satu taksonom," kata Suharsono dalam Kongres dan Seminar Taksonomi Kelautan Indonesia I yang berlangsung hari ini, Selasa (20/9/2011) di Jakarta.
Sejumlah taksonom tersebut diharapkan mampu meneliti beragam taksa makhluk hidup laut, seperti bakteri, firaminifera, porifera, crustacea, mollusca, echinodermata, coelenterata dan beragam jenis tumbuhan laut serta mangrove. Menurut Suharsono, masih banyak biota laut yang kini masih belum diteliti.
"Bakteri laut ini sudah banyak yang meneliti tetapi secara taksonomi belum banyak. Algae juga masih sedikit. Jenis Bryozoa dan Cetacea juga masih belum banyak," katanya.
Suharsono menjelaskan, beberapa strategi tengah dirancang untuk memenuhi kebutuhan taksonom. Salah satunya lewat edukasi. Institut Pertanian Bogor (IPB), kata Suharsono, tahun ini mulai menyelenggarakan jurusan taksonomi setelah mendapat lampu hijau dari DIKTI.
Strategi lain yang ditempuh adalah advokasi pada pemerintah untuk membangun reference collectionkelautan, membentuk jaringan taksonomi dengan memanfaatkan universitas yang ada, kerjasama dengan lembaga internasional serta melakukan ekepedisi.
"Ke depan taksonom Indonesia harus jadi author dalam penamaan spesies. Saat ini banyak yang terlibat penelitian taksonomi tetapi belum menjadi author," kata Suharsono. Menjadi author berarti nama taksonom tercantum dalam nama spesies, seperti Linnaeus yang diterakan pada banyak spesies.
Saat ini, jumlah peneliti Indonesia yang terlibat dalam penelitian taksonomi adalah 20-30an. Namun, hanya 3 peneliti yang bisa dikatakan sebagai taksonom. Peluang menjadi taksonom di negeri yang kaya akan keanekaragaman hayati ini masih sangat besar.

sumber : kompas.com

Kamis, 22 September 2011

Jauhi Narkoba Dengan Bermain Cupang Hias


Jauhi Narkoba Dengan Bermain Cupang Hias

Pada hari Minggu tanggal 11 Septeber 2011, bertempat di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung Jl Ki Mangun Sarkoro No. 04 Jepun, telah diadakan Kontes Cupang Hias Jatim Bersatu seri-4. Acara ini diselenggarakan oleh komunitas ikan cupang hias Tulungagung dengan Dinas Kelautan dan Perikanan serta didukung oleh  SMKN 1 Tulungagung  juga dari beberapa sponsor. Kontes ini diikuti oleh sebanyak 195 peserta yang sebagian besar berasal dari luar kota Tulungagung (Surabaya,Lumajang, Malang, Nganjuk, Kediri , Blitar).
Maksud dan tujuan diselenggarakannya event ini adalah sebagai upaya promosi dalam rangka meningkatkan pengetahuan bagi para pembudidaya ikan hias khususnya dan masyarakat di Kabupaten Tulungagung pada umumnya. Sebagaimana diketahui bersama bahwa budidaya cupang hias ini cukup mempunyai nilai ekonomis. Dikarenakan tidak memerlukan media (kolam) yang luas sebagaimana budidaya ikan hias jenis lainnya.
Di sisi lain kontes cupang hias ini cukup mendapat respon yang baik terutama oleh orang tua. Dimana sebagian peserta kontes merupakan anak-anak usia remaja yang rentan terhadap pengaruh buruk dari perkembangan zaman saat ini seperti bahaya penyalahgunaan narkoba. Kemudian diharapkan melaui kegiatan ini akan timbul semangat dari pembudidaya dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas hasil budidaya dan dapat bersaing dengan pembudidaya dari luar Tulungagung.
Daftar Pemenang Kontes Cupang Hias Jatim Bersatu Seri-4 Tanggal 11 September 2011
JUARA
KATEGORI
NAMA
ALAMAT

1
Serit Dasar
angga Nayaka 
Surabaya 

2
Serit Dasar
Roby
Surabaya

1
Serit Bebas Terang
Betta Edan
Malang

2
Serit Bebas Terang
Roby
Surabaya

1
Serit Bebas Gelap
Fahreza
Kediri

2
Serit Bebas Gelap
Vee Betta
Blitar

3
Serit Bebas Gelap
Betta Edan
Malang

1
Serit Maskot
Rangga Nayaka
Nganjuk

2
Serit Maskot
Henry Steve Betta
Surabaya

1
Serit Kombinasi
Malang United Betta
Malang

2
Serit Kombinasi
Mr. Gondrong
Surabaya

3
Serit Kombinasi
Roby
Surabaya

1
Serit Open
Betta Edan
Malang

2
Serit Open
Rangga Nayaka
Nganjuk

1
Halfmoon Dasar Terang
Henry Steve
Surabaya

2
Halfmoon Dasar Terang
Malang United Betta
Malang

3
Halfmoon Dasar Terang
Roby
Surabaya

1
Halfmoon Dasar Gelap 
Handoko
Lumajang

1
Halfmoon Bebas Terang 
Roby
Surabaya

3
Halfmoon Bebas Terang 
Wiryawan Erik
Surabaya

1
Halfmoon Bebas Gelap
Jensen Lim


2
Halfmoon Bebas Gelap
Satelit Betta
Surabaya

3
Halfmoon Bebas Gelap
Fahreza
Kediri

1
Halfmoon Kombinasi 
Wiryawan Erik
Surabaya

2
Halfmoon Kombinasi 
Handoko Betta
Lumajang

1
Halfmoon Marble 
Henry Steve Betta
Surabaya

2
Halfmoon Marble 
Rangga Nayaka
Nganjuk

3
Halfmoon Marble 
Novan Bee & Salman Ace
Malang


JUARA
KATEGORI
NAMA
ALAMAT

1
Halfmoon Dragon
Betta Bersama
Surabaya

2
Halfmoon Dragon
Wiryawan Erik
Surabaya

1
Halfmoon Hitam/ Cooper
Satelit Betta
Surabaya

1
Halfmoon Open
Fahreza
Kediri

2
Halfmoon Open
Handoko Betta
Lumajang

3
Halfmoon Open
Handoko Betta
Lumajang

1
Plakat Dasar Terang
Roby
Surabaya

2
Plakat Dasar Terang
Soulmate Betta
Pekanbaru

3
Plakat Dasar Terang
Soulmate Betta
Pekanbaru

1
Plakat Dasar Gelap
Henry Steve Betta
Surabaya

2
Plakat Dasar Gelap
Soulmate Betta
Pekanbaru

3
Plakat Dasar Gelap
Wiryawan Erik
Surabaya

1
Plakat Dasar Hitam
Henry Steve Betta
Surabaya

2
Plakat Dasar Hitam
Rangga Nayaka
Nganjuk

3
Plakat Dasar Hitam
Betta Bersama
Surabaya

1
Plakat Bebas Terang 
Betta Bersama
Surabaya

2
Plakat Bebas Terang 
Satelit Betta
Surabaya

3
Plakat Bebas Terang 
Novan Bee & Salman Ace
Malang

1
Plakat Bebas Gelap 
Wiryawan Erik
Surabaya

2
Plakat Bebas Gelap 
Soulmate Betta
Pekanbaru

3
Plakat Bebas Gelap 
Henry Steve Betta
Surabaya

1
Plakat Dragon 
Danil Betta
Surabaya

2
Plakat Dragon 
Hendra Satelit
Surabaya

3
Plakat Dragon 
Novan Bee & Salman Ace
Malang

1
Plakat Cooper
Mr. Gondrong
Surabaya

2
Plakat Cooper
Soulmate Betta
Pekanbaru

3
Plakat Cooper
Roby
Surabaya

1
Plakat Salamender 
Mr. Gondrong
Surabaya

2
Plakat Salamender 
Mr. Gondrong
Surabaya

3
Plakat Salamender 
Betta Edan
Malang

1
Plakat Marble
X Dee Jay Betta
Surabaya

2
Plakat Marble
Henry Steve Betta
Surabaya

3
Plakat Marble
Henry Steve Betta
Surabaya

1
Baby Serit
Henry Steve Betta
Surabaya

2
Baby Serit
Henry Steve Betta
Surabaya

3
Baby Serit
Fajar Dwi C
Tulungagung

1
Baby Halfmoon
Kalijudan Betta
Surabaya

2
Baby Halfmoon
Handoko Betta
Lumajang

3
Baby Halfmoon
Novan Bee & Salman Ace
Malang

1
Baby Plakat
Soulmate Betta
Pekanbaru

2
Baby Plakat
Fahreza
Kediri

3
Baby Plakat
Henry Steve Betta
Surabaya

1
Giant Yunior
Henry Steve Betta
Surabaya

2
Giant Yunior
Soulmate Betta
Pekanbaru

3
Giant Yunior
Roby
Surabaya

1
Double Tail
Betta Edan
Malang

2
Double Tail
Giant Betta
Malang

3
Double Tail
Henry Steve Betta
Surabaya

1
Betina
Novan Bee & Slaman Ace
Malang

2
Betina
Giant Betta
Malang

3
Betina
Giant Betta
Malang
        



sumber :http://dkp.tulungagung.go.id/index.php/berita/133-jauhi-narkoba-dengan-bermain-ikan-cupang-hias