WpMag

Sabtu, 30 Juni 2012

NOVEL PERTAMA


NOVEL PERTAMA

Alhamdulillah telah terbit novel pertamaku yang berjudul "Berlayar". bagi semua pembaca, teman, sahabat, dan semuanya yang ingin membeli/ memesan silahkan kontak ke e mail ku ya : robinkalituri@gmail.com atau robinkalituri@yahoo.co.id
tidak hanya itu aku sangat berharap ada masukan dari kawan-kawan semua mengenai novel ini.....terimakasih dalam jabat tangan erat persahabatan kita.....Robin





ROBIN



BERLAYAR



Penerbit
KMIP PUBLISHER



BERLAYAR
Oleh: Robin
Copyright © 2012 by Robin
Editor
Premedia Putra
Penerbit
(KMIP PUBLISER)
(Website:www.kmip.faperta.ugm.ac.id)
(Email:)

Desain Cover:
Prameidia Putra

Diterbitkan melalui:

Ucapan Terimakasih:
Ucapan syukur dan terima kasih aku haturkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat serta nikmatnya. Kepada kedua orang tuaku: Sukiran dan Mukilah yang selalu mendoakan baik siang maupun malam. Kepada Alm KH. Abdul Aziz yang selalu membimbing dan selalu aku takzimi. Kepada kakak-kakakku: Rofik, Rokani, Rohmat yang selalu memotivasi dalam tolabul ilmi di Jogja. Kepada guruku dan dosen-dosenku: Prof Rustadi, Dr Triyanto, Suadi Phd dll,  yang mengenalkanku pada sebuah peradaban manusia. Kepada sahabat-sahabatku ikan angkatan 09’: Putra, Suhar, Senu, Ali, Aziz, Nuri, Tyas, Ima, Rofi, Windi, dan yang tak dapat aku sebutkan semua. Sahabatku geng kontrakan Cepit: Bang Edi, Singgih, Gembong yang usil dan aneh-aneh. Kepada seluruh orang yang aku kenal dan memberikan inspirasi.








DAFTAR ISI
ATLET LARI………………………………………………………………………..…………..…..7
TARI…………………………………………………………………………………………..……….17
LARUNG SESAJI………………………………………………………………………………….21
BALAP PERAHU………………………………………………………………………..…..…….27
BALAI KOTA………………………………………………………………………..……..……….41
TRAGEDI PAGI HARI…………………………………………………………………………….51
PENERANG JALAN…………………………………………………………..…………….……55
KABAR DARI PASAR……………………………………………………..………...…….…..63
MERANCANG ASA………..…………………………………………………..………..……..67
UAN……………………………………………………………….…..…………………….…..……75
RESTU IBU………………………………………………………………………….……..……….79
NASIB LASMI…………………………………………………..………………………………..73
JOGJA WE ARE COMING………………………………………………………..…….………87
BERMALAM DI SPBU…………………………………………………………….….….……..91
DOKUMEN BERHARGA……………………………………………………………..….…..109
PERTOLONGAN…………………………………………………………………………..…….121
PEPERANGAN ……………………………………………………………………………….…129
MIMPI ITU DATANG……………………………………………………………………..…….134
JALAN YANG IA PILIH…………………………………………………………………….….139
EMBUN PAGI PERTAMA…………………………………………………………………….145





“Orang berilmu dan beradab tidaklah diam dikampung halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang, merantaulah kau akan mendapat pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah manisnya hidup akan terasa setelah berjuang.”
(Imam Syafi’i)


“Perjalanan manusia seperti perahu layar yang mengarungi lautan. Kadang kala tertiup angin, tersapu arus, dan diterpa gelombang. Namun itulah yang mengantarkannya kepada pulau tujuan”





TARI
Wajahnya mengingatkanku pada bintang film yang pernah aku lihat di televisi balai desa dulu. Oh iya, dia mirip sekali dengan Paramita Rusadi. Seorang artis multi-tallent yang memiliki wajah catik, suara merdu dan pandai ber-akting. Seorang artis yang hanya bisa kulihat di televisi. Rambutnya bak deru ombak yang bergelombang, hitam legam seperti warna kopiah bapakku. Hidungnya terlihat runcing namun mancung. Kulitnya bersih dan putih sangat perfect. Jika tersenyum terlihat dekik pipinya. Sosoknya bagaikan bidadari yang diutus di bumi untuk menyegarkan pikiranku dengan membawakan sumber air oasis di padang pasir. Sedikit yang aku tahu dari para nelayan, ia adalah anak juragan yang menguasai perahu nelayan di kampungku. Jika memang benar ia anak juragan, maka bagaikan punguk merindukan bulan. Bagaikan bumi dan langit terlalu jauh untuk mengharapkannya. Jika aku diijinkan, maka aku rela menjadi pembantunya. Oh bidadari surga.
Pertama kali melihatnya, hati ini langsung bergetar menyenandungkan lagu cinta yang tumbuh. Waw, apakah ini cinta pada pandangan pertama? Salah satu jenis cinta yang menurutku sangat tidak rasional, karena itu hanya ada di film dan juga sinetron. Namun kini setelah melihatnya, ideologi  yang aku anut mengenai cinta pada pandangan pertama yang hanya di Film atu sinetron mulai menipis, dan aku bahkan mulai amnesia dengan ideologiku yang satu itu.
Entah cinta atau nafsu, itu juga samar-samar. Disore yang cerah dia sedang asik bermain di pantai ditemani seseorang, yang mungkin sahabatnya. Sesekali kulihat ia sedang bermain pasir dan tak lama kemudian ia berenang ditepian pantai. Aku malu, maka aku hanya dapat meliriknya dari kejauhan. Pandanganku tetap tertuju pada lautan luas dan perahu nelayan yang akan bersandar.
Ombak lautan masih tertata apik menyenandungkan lagu perjuangan kepada para nelayan dan buruh tarik jaring yang telah siap untuk beradu nasib. Kepada para ibu-ibu yang dirumah untuk menunggu suaminya datang. Kepada para tengkulak yang menunggu ikan hasil tangkapan nelayan bersandar. Sementara mentari mulai pulang dari peraduannya. Tergantikan oleh jingga yang elok di ujung laut sana. Ia pulang mengantarkan cerita kepada manusia. Bahwa hidup selalu berjalan dan terus berubah sepanjang masa. Tak ada yang tetap dan konstan. Yang ada adalah perubahan yang terus berjalan.
***
Terdengar suara yang asing ditengah-tengah kami yang duduk di tepian pantai. Suara yang tak pernah aku dengar sepanjang masa. Namun seakan ada sesuatu yang menggetarkanku. Entah itu apa aku masih bingung. Seketika kamipun menengok  datangnya sumber suara tadi. Ternyata seorang gadis yang aku lihat beberapa hari yang lalu.
“boleh ikut duduk disini” tanyanya dengan mengedarkan senyum kepada kami dengan bibir yang mengulum manis
“boleh…boleh silahkan” jawab Lasmi dengan penuh keramahan
Semua terpukau olehnya, seperti anak kecil yang sedang melihat topeng monyet di pasar Ngemplak. Mata kami mendelik seakan mau keluar dari kelopak mata. Memperhatikan setiap gerak wajahnya. Menyejukkan setiap perkataannya. Seakan aku jatuh cinta padanya. Sebagai anak nelayan yang setiap hari hanya duduk dipantai menunggu kapal datang, kini malah bidadari yang datang. Sungguh hanya dapat memandanginya.
“Perkenalkan nama ku Sadli,” serabut Sadli dengan melontarkan tangan kanannya ke gadis tadi
“nama ku Tari”
Aku dan Gemol juga tak mau kalah, untuk memperkenalkan diri. Dengan wajah yang sedikit tegang dan tangan yang bergetar akhirnya kuberanikan tangan ini ku gerakkan untuk menjabat tangannya. Rasa canggung yang menyeruap aku tahan sekuat tenaga. Ketika tangan kami mulai mendekat, seolah-olah waktu mulai melambat bak slow motion di film Matrix. Ketika kedua tangan kami bersatu disitulah pertama kalinya dalam hidup, aku merasa dunia mulai berhenti berputar, yang terdengar hanya detak jantungku yang sangat kencang dan yang terlihat hanya senyumnya yang manis dengan cekung pipinya yang khas. Oh Tuhan rasanya aku mau pingsan. Namun dari belakang Gemol menepuk pundakku dan menyadarkanku dari lamunan konyol ini.
“hoi, gentian dong…!” seru Gemol dengan membisikkan ditelingaku
 “Iya…iya sabar, sirik aja sih!” jawabku sembari melepaskan jabatan tangan ini.
Lasmi yang berada disamping kami hanya, diam dan kemudian berdehem. Inilah pertama kalinya aku berkenalan dengan seorang gadis. Sejak itulah kami mengenal Tari dan sering main bersama di pinggir pantai sambil menunggu kapal nelayan bersandar.
***
PENERANG JALAN

Pesan yang disampaikan kak Ridwan tempo hari lalu selalu membayangiku. Seakan ia selalu membisikkan di telingaku. Pada waktu makan, mau tidur, dirumah, belajar seakan aku selalu dibisiki oleh kata-kata itu. Beasiswa satu kata yang selalu aku ingat dan selalu menggangguku. Bulan terasa sangat terang, bintang menemani disana dengan penuh kesetiaan, malam semakin larut, bulan mulai bergerak ketimur. Tak terasa, hawa dingin menyeruap masuk sela-sela jendela kamar. Cahaya bulan yang terang seakan menemani dan menerangiku dalam lamunan ini. Iya dalam lamunan untuk dapat meraih beasiswa di perguruan tinggi ternama di Indonesia. Bisa di UI, ITB atau bahkan UGM.
Deru ombak terdengar mengalunkan lagu melodi memecah sepi, dipinggir pantai terlihat plankton yang berkerlap-kerlip seperti kunang-kunang yang terang. Beberapa kapal motor nelayan terdengar dari kejauhan. Menandakan bahwa waktu melaut sudah datang. Jika para nelayan mulai berangkat melaut, sudah dapat dipastikan ini menginjak pukul 1 dini hari. Namun aku belum merasakan ngantuk.
Lambat laun suara deru ombak semakin meredup. Hawa dingin semakin meruap. Menyelimuti sepinya pagi ini. Sesekali suara jangkrik terdengar di pojok rumah. Lamat-lamat kelopak mataku semakin menggerayut tak kuasa lagi. Hingga lambat laun tak terdengar lagi suara deru ombak, jangkrik yang bernyanyi riang dan perahu nelayan.
***

Sabtu, 16 Juni 2012

PEMBANGUNAN PERIKANAN PRA KEMERDEKAAN DAN ZAMAN SOEKARNO


PEMBANGUNAN PERIKANAN PRA KEMERDEKAAN DAN ZAMAN SOEKARNO

A.       Pembangunan Perikanan Indonesia pada Pra Kemerdekaan
Pada masa pra kemerdekaan pembangunan perikanan tak begitu bergaung. Dimasa tersebut perikanan dibagi menjadi dua yaitu perikanan laut dan perikanan darat. Perikanan laut masuk pada bagian koperasi dan perdagangan dalam negeri sedangkan perikanan darat masuk pada bagian pertanian. Hal ini kemungkingan karakteristik geografislah yang menggolongkan perikanan menjadi dua bagian.
1.         Konsep
Konsep ppengelolaan perikanan pada masa pemerintahan Jelang cukup terorganisir. Kegiatan perikanan laut di pusat dan di daerah ditangani oleh kaiken Gyogyo Kenkyu Sho (dinas Perikanan Laut). Kemudian di berbagai daerah ditanganai oleh jawatan penerangan. Ditingkat kabupaten pada masa pemerintah Jepang jawatan perikanan darat dimana juga terdapat ahli perikanan dibawah pertanian karisidenan. Tidak hanya itu saja juga dibentuk koperaasi perikanan laut yang mana bertujuan untuk mengakomodir kepentingan para pelaku usaha khususnya nelayan.

2.         Kebijakan
Terdapat beberapa kebijkan pemerintah terkait pembangunanan perikanan dimasa pra kemerdekaan. Beberapa kebijakan tersebut diantaranya melakukan usaha produksi dan mengumpulkan bahan pangan untuk kegiatan peperangan dan ancamanan rohaniah serta badaniah (kerja paksa). Jika kita melihat kebijakan pemerintah pra kemerdekaan maka tak lepas dari kepentingan asing khususnya pemerintah Jepang dan Belanda. Karena pada pra kemerdekaan dua negara itulah yang menguasai Indonesia. maka tak hayal kebijakan yang dibuat menguntungkan mereka.

3.         Strategi
Strategi dalam pengembangan perikanan pada masa prakemerdekaan ditukangi oleh pemerintah asing. Dimasa tersebut strategi yang diterapkan adalah melakukan kerja paksa dan memanfaatkan perkumpulan seperti paguyuban untuk melakukan usaha produksi demi kepentingan pihak asing.

4.         Implementasi
Banyak implementasi yang dilakukan pemerintah dimasa prakemerdekaan. Beberapa kegiatan yang dilakukan mulai dari penyuluhan, kegiatan perikanan dengan cara gotong royong sampai penyebaran informasi. Penyuluhan dilakukan oleh pihak asing guna meningkatkan produksi dimana nantinya yang menikmati para penjajah. Pelaku usaha primer hanya hanya mengemban tugas untuk melakukan produksi sebesar-besarnya dan nantinya diberikan kepada pihak asing. Dibeberapa tempat untuk memudahkan koordinasi maka dibentuklah koperasi nelayan dan kelompok nelayan. Beberapa koperasi nelayan yang ada pada masa prakemerdekaan seperti KPL Miyoso Mino di Eretan Wetan Indramayu. Beberapa kelompok nelayan yang terbentuk dimasa pra kemerdekaan adalah kelompok nelayan di Indramayu Brebes, Tegal, Batang, dan Pekalongan.

5.         Aktor/ Pelaku
Banyak pelaku dalam kegiatan perikana di masa pra kemerdekaan. Pelaku kegiatan perikanan tidak hanya penduduk pribumi namun juga pemerintah Jepang. Pelaku kegiatan perikan meliputi tokoh-tokoh pejuang, pangerah praja, petani dan nelayan. Selain itu pelaku kegiatan perikanan dari pemerintah Jepang meliputi petinggi Jepang yang berada di didinas perikanan laut, jawatan penerangan perikanan. Posisi orang jepang dimasa prakemerdekaa sangat strategis. Hal ini ditujukan agar kegiatan perikanan dapat dikendalikan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan Jepang.

6.         Problem
Terdapat berbagai permasalahan yang muncul ketika saman pra kemerdekaan. Beberapa masalah yang muncul seperti kelembagaan labil, kental dengan pengaruh penjajah, dan tradisionil. Pada masa pra kemerdekaan kelembagaan perikanan mash labil karena baru terbentuk sehingga minim pengalaman. Selain itu kelembagaan selalu dikontrol oleh pihak asing sehingga sulit untuk berkembang. Pengaruh penjajah yang kuat mengakibatkan pengembangan perikanan pada masa pra kemerdekaan tidak begitu berkembang. Hal ini dikarenakan kegiatan perikanan semata-mata untuk kepentingan asing. Sehingga para pelaku khususnya nelayan tidak mendapatkan hasil dari kegiatan melautnya. Karena masih dalam gonjang-ganjing kemerdekaan dan negara tidak begitu kuat maka kegiatan perikanan hanya sebatas mencari ikan di laut dengan menggunakan alat seadanya. Kegiatan melaut belum modern seperti saat ini.


B.        Pembangunan Perikanan Indonesia pada Zaman Soekarno (1945-1967)

1.         Konsep
Pada msa kemerdekaan konsep perikanan mulai ditata dengan baik. Dimasa pemerintahan bung Karno telah membentuk kementerian Kemakmuran dimana membawahi jawatan perikanan laut dan darat. Namun diawal kemerdekaan terjadi pemindahan pemerintahan pusat dari Jakarta ke Yogyakarta mengakibatkan masalah pada kegiatan perikanan khususnya pusat.
Dimasa republik Indonesia Serikat (RIS) terjadi perubahan dimana kementerian kemakmuran dipecah menjadi dua yaitu kementerian perdagangan dan industry dan kementerian pertanian. Jawatan perikanan berada di bawah kementerian pertanian. Di masa RIS ini telah dibentuk rencana kesejahteraan istimewa (RKI). Setelah berjalan di masa pemerintahan bung Karno yaitu demokrasi terpimpin RKI II sulit di realisasikan. Hal ini dikarenakan segala kegiatan ekonomi dilakukan secara terpimpin. Dimasa ini dikeluarkan Kepres No. 108 tahun 1957 yang isinya kementerian pertanian urusan perikanan dipercayakan direktorat perikanan yang membawahi: jawatan perikanan laut, jawatan perikanan darat, dan balai penyediaan perikanan darat. Dan dimasa inilah terjadi perkembangan yang cukup pesat dimana terlepas dari campur tangan pihak asing.

2.         Kebijakan
Kebijakan yang diambil di masa pemerintahan bung Karno cukup baik dimana telah memenangkan dan mempertahankan keutuhan wilayah RI. Artinya sumberdaya alam yang dimiliki oleh bangsa ndonesia telah dapat direbut kembali dan nantinya dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat Indonesia. Dimasa pasca kemerdekaan ini mulai dibentuk kebijakan baru yaitu rencana produksi 3 tahun. Harapannya berbagai kegiatan produksi baik itu pertanian ataupun perikanan dapat menyuplai kebutuhan pangan rakyat. Tujuan dari berbagai kebijkan tersebut tidak lain untuk mencapai swasembada pangan baik itu beras maupun bahan makan. Selain itu dimasa pemerintahan bung Karno mulai diperkenalkan motorisasi perikanan laut. Tujuannya agar para nelayan dapat mengakses sumberdaya alam yang melimpah di laut lepas sehingga hasil tangkapan lebih tinggi. Motorisasi perikanan laut mengawali era modernisasi perikanan di Indonesia.

3.         Strategi
Strategi yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan produksi untuk mencapai swasembada maka dikeluarkanlah kebijakan teori revolusi. Teori revolusi ini adalah suatu upaya untuk meningkatkan usaha produksi. Selain itu demi meningkatkan produksi pemerintah gencar melakukan penyuluhan, kampanye, dan gerakan. Sumber daya alam mulai ditingkatkan dan dikembangkan untuk dapat dimaksimalakan bagi kemaslahatan rakyat Indonesia.

4.         Implementasi
Implementasi di masa pasca kemerdekaan tidak menentu dikarenakan adanya peperangan dan gejolak revolusi fisik. Namun jawatan perikanan Laut dan darat berkembang dan memperoleh anggaran dari RKI RIS. Dimasa ini telah dilakukan pelatihan dan pendidikan antara lain juru mudi dan juru motor nelayan di Jakarta/ Tegal dan mantra perikanan darat di Sukabumi. Pada tahun 1959 melalui dekrit presiden kembali ke UUD 1945 dibentuklah beberapa perusahaan negara, lembaga penelitian perikanan laut, dan yayasan perikanan laut dijadikan perseroan terbatas (PT).

5.         Aktor/Pelaku
Aktor utama ditingkat pusat relative tetap namun di prvinsi dibentuk resort perikanan laut. Jawatan perikanan darat dipegang oleh R. Amin Katamsi dan pusat jawatan perikanan laut oleh Agus Kartono. Tahun 1964 dimasa kabinet dwikora sebagai menteri perikanan darat/laut ditunjuk Laksda (Laut) Hamzah Atmohandoyo. Di tahun 1965 terjadi perubahan usaha perikanan laut dan dilimpahkan ke kompartemen Maritim dan perikanan darat kekompartemen pertanian. Di saman bung Karno telah dilakukan diklat baik didalam maupun diluar negeri. Mulai dibangun SOM,SUPM,SPMA, dan pendidikan sarjana perikanan.




6.         Problem
Saman pasca kemeerdekaan kondisi belum stabil, dimana masih terjadi peperangan untuk mempertahankan kemerdekaan. Sehingga dimasa ini SDA,SDM, dan SDP masih dalam keadaan “perawan” dan belum begitu berkembang. Industry perikanan pun dimasa pemerintahan Bung Karno belum berkembang. Kegiatan perikanan khususnya penangkapan ikan dilaut masih dilakukan secara tradisionil baik alat penangkapan maupun perahunya. Selain itu istem monopoli dalam perdagangan ikan terjadi sehingga para nelayan tidak dapat menikmati hasil tangkapan dengan maksimal. Organisasi nelayan belum kuat akibatnya pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dan ekonomi masyarakat masih lemah.


TUGAS KULIAH PEMBANGUNAN PERIKANAN “PEMIMPIN YANG BAIK”



TUGAS KULIAH
PEMBANGUNAN PERIKANAN
“PEMIMPIN YANG BAIK”
 










DisusunOleh :
Robin
09/283398/PN/11661

Program Studi :
BudidayaPerikanan


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012

PEMIMPIN YANG BAIK

A.      Pemimpin yang Disiplin

Dalam kepemimpinan, disiplin harus diartikan sebagai "mendidik untuk perbaikan dan menjadi lebih baik". Disiplin di sini tidak diartikan sebagai hukuman untuk orang yang bersalah, tetapi merupakan didikan atau tuntunan untuk bermotivasi, bersikap, dan berkinerja baik secara konsisten. Disiplin tidak hanya diterapkan pada saat seseorang terbukti bersalah, tetapi dimulai dalam kondisi kerja normal untuk meningkatkan komitmen dan kinerja.
Fungsi khusus dari disiplin dalam kepemimpinan ada tiga yaitu pertama, untuk meningkatkan kualitas karakter. Kualitas karakter akan terlihat pada komitmen kepada Tuhan, organisasi, diri, orang lain, dan kerja. Puncak komitmen akan terlihat pada integritas diri yang tinggi dan tangguh. Kedua, Mendukung proses pengejawantahan kualitas karakter, sikap, dan kerja. Kualitas sikap (komitmen dan integritas) ditunjang, didukung, dikembangkan, dan diwujudkan dalam kenyataan. Komitmen dan integritas akan terlihat dalam kinerja yang konsisten. Ketiga, memproduksi kualitas karakter dalam hidup yang ditandai oleh adanya karakter kuat dari setiap orang, termasuk pemimpin dan bawahan. Pemimpin terbukti berdisiplin tinggi dalam sikap hidup dan kerja, dan hal yang akan mempengaruhi para bawahan untuk berdisiplin tinggi yang dijadikan model oleh bawahannya.

B.       Kepemimpin Menurut Ki Hajar Dewantoro
Konsep kepemimpinan menurut Ki Hajar Dewantoro ada tiga yaitu Ing Ngarso sung tuladha, Ing Madia mangun karso, Tut wuri handayani.  Ing ngarsa sung tuladha memiliki filosofi bahwa seseorang yang berada di garis depan atau seorang pemimpin, harus bisa memberi contoh kepada para anggotanya. Oleh karena itu, sepatutnya seorang leader memiliki karakteristik-karakteristik yang dapat menjadi teladan untuk para pengikutnya. Leader yang memiliki kharisma atau seorang pemimpin yang kharismatik akan lebih mudah menjalankan peran ini. Hal ini disebabkan oleh kharisma mereka yang dapat menginspirasi para pengikutnya. Diharapkan seorang pemimpin harus tegas dan berwibawa sehingga para anggota dibawahnya dapat meneladani dan mentaati setiap apa yang dikehendakinya yang masih dalam koridor aturan yang berlaku.
Ing madia mangun karsa memiliki filosofi bahwa seorang leader harus mampu menempatkan diri di tengah-tengah pengikutnya sebagai pemberi semangat, motivasi, dan stimulus agar pengikut dapat mencapai kinerja yang lebih baik. Pemimpin harus dekat dengan yang dipimpinnya, harapannya dapat mengetahui apa yang diperlukan pengikutnya dan memberikan pencerahan dalam setiap tugas yang diembannya. Dengan kedekatan ini maka setiap tugas yang diberikan akan dengan mudah dijalankan sesuai yang diharapkan pemimpin. Selain itu, dengan kedekatan ini, maka diharapkan para pengikutnya memberikan masukan setiap tindakan dan keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin.
Tut wuri handayani memiliki filosofi bahwa seorang leader tidak hanya harus memberikan dorongan, namun juga memberikan arahan untuk kemajuan organisasi. Arahan di sini berarti leader harus mampu mengerahkan usaha-usaha pengikutnya agar sejalan dengan visi, misi, dan strategi organisasi yang telah ditetapkan. Sebagai dasarnya, seorang leader harus dapat menanamkan nilai-nilai organisasi dalam diri masing-masing anggota.
C.    Kepemimpinan Menurut Pancasila
Pancasila merupakan suatu gagasan tentang suatu tatanan masyarakat yang diimpikan dari berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, ia adalah tujuan dibentuknya Negara Indonesia. Terlepas dari tercapai atau tidaknya tujuan tersebut, pada dasarnya bangsa Indonesia akan selalu melakukan dialog untuk mencapai suatu kesepakatan bersama dengan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila. Terkait dengan masalah kepemimpinan Pancasila yang mana adalah kepemimpinan yang membawa masyarakat dalam kesadaran berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD’45.
Pandangan Ir. Soekarno tentang Pancasila, dimana Pancasila menurut Ir. Soekarno dapat disederhanakan menjadi trisila: 1). Sosiodemokrasi, dimana pelaksanaan demokrasi yang tidak hanya mengurusi kehidupan politik semata, tapi juga kehidupan ekonomi dan sosial budaya; 2). Sosionasionalisme, yaitu nasionalisme yang tidak hanya semata mencintai tanah air dan bangsanya, tetapi lebih mendasarkan diri pada kecintaan terhadap rakyat jelata; 3). keTuhanan yang merupakan pernyataan tegas bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama. dan dari tri sila ini dapat pula disederhanakan menjadi eka sila yaitu gotong royong.
Dengan begitu, pemimpin yang besar adalah mereka yang bisa menerima dan mengorganisir semua manusia (yang dipimpinnya) dengan apa adanya atau katakanlah seorang pemimpin besar adalah mereka yang mampu dan mau memanusiakan manusia, tentu terutama dengan memanusiakan diri sendiri, tidak akan mungkin dapat memanusiakan orang lain tanpa ada kesadaran diri sebagai seorang manusia.
D.    Kepemimpinan Menurut Hasta Brata
Hasta Brata adalah ilmu tentang delapan (hasta) sifat alam yang agung. Pemimpin yang menguasai ilmu Hasta Brata ini akan mampu melakukan internalisasi diri (pengejawantnhan) kedalam delapan sifat agung tersebut. Delapan sifat alam ini mewakili simbol kearifan dan kebesaran Sang Pencipta, yaitu; sifat Bumi, sifat Matahari, sifat Bulan, sifat Samudra, sifat Bintang, sifat Angin, sifat Api, dan sifat Air.
Sifat Bumi adalah memberikan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Dalam konteks kekinian, sifat bumi ini dapat diterjemahkan menjadi sifat seorang yang suka memberikan perhatian kepada fakir miskin, dan kaum lemah. Seorang pemimpin yang menguasai sifat Bumi akan mengarahkan kekuasaannya untuk mensejahterakan rakyat dan mengentaskan kemiskinan.
Sifat Matahari adalah menjadi sumber energi yang memberi kekuatan untuk menyokong kehidupan. Matahari memberikan kekuatan pada makhluk hidup yang ada di bumi. Dalam konteks kekinian, seorang pemimpin yang menguasai sifat Matahari dapat memberikan inspirasi dan semangat kepada rakyatnya untuk menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Pemimpin yang menguasai sifat Matahari adalah ia yang siap membela rakyatnya yang tertindas. Sifat pemimpin seperti ini diilustrasikan dalam kisah Khalifah Umar bin Khatab yang “marah” ketika menemukan seorang warga yang tanahnya akan digusur Gubernur Mesir secara semena-mena. Seketika Khalifah Umar mengirimkan sepotong tulang yang digores pedangnya sebagai peringatan agar Gubernur Mesir tidak semena-mena terhadap rakyatnya.
Sifat Bulan adalah menjadi sumber cahaya bila malam tiba. Dengan demikian, hakekatnya Bulan adalah sang penerang mahluk hidup dari kegelapan di bumi. Dalam konteks kekinian, seorang pemimpin yang menguasai sifat Bulan adalah ia yang mampu menjadi penuntun dan memberikan pencerahan kepada rakyatnya. Oleh karena itu pemimpin seperti ini memahami dan mengamalkan ajaran luhur yang terkandung dalam agama (religiusitas) dan menjunjung tinggi moralitas.
Sifat Samudra adalah luas dan lapang sebagai simbol dari kelapangan dada dan keluasan hati. Dalam konteks kekinian seorang pemimpin yang menguasai sifat Samudra akan mampu menerima kritikan dengan lapang dada, siap diberi saran sekalipun itu oleh bawahannya. Ia tidak akan melihat siapa yang berbicara, tetapi apa yang dibicarakan. Ia akan menyediakan waktu dan selalu terbuka untuk menampung keluhan rakyatnya.
Sifat Bintang adalah melukiskan posisi yang tinggi. Pemimpin yang menguasai sifat Bintang dalam konteks kekinian adalah pemimpin yang memiliki kepribadian mulia sehingga menempati posisi (maqam) yang terhormat dan dihormati. Singkat kata, rakyat mencintainya sedangkan lawan menyeganinya.
Sifat Angin adalah dapat masuk (menyusup) ke segala tempat. Sifat Angin dalam khasanah filsafat Jawa ini diartikan sebagai suatu bentuk ketelitian dan kehati-hatian. Dan dalam konteks kekinian pemimpin yang menguasi sifat Angin adalah ia yang selalu terukur bicaranya (tidak asal ngomong), setiap perkataannya selalu disertai argumentasi serta dilengkapi data dan fakta. Dengan demikian pemimpin yang menguasai sifat Angin ini akan selalu melakukan check and recheck sebelum berbicara atau mengambil keputusan.
Sifat Api adalah membakar apa saja, tanpa pandang bulu. Besi sekalipun bisa leleh dengan Api. Dalam khasanah filsafat Jawa, Api dimaknai secara positif sebagai simbol dari sifat yang tegas dan lugas. Dalam konteks kekinian, seorang pemimpin yang menguasai sifat Api adalah ia yang cekatan dan tuntas dalam menyelesaikan persoalan. Juga selalu konsisten dan objektif dalam menegakkan aturan, tegas tidak pandang bulu dan objektif serta tidak memihak.

Sifat Air Berbeda dengan Samudra yang lebih mewakili sifat luas (lapang) hati, Air memiliki sifat yang selalu mencari tempat yang rendah. Begitu pula pemimpin yang menguasai sifat Air, ia akan selalu rendah hati dan tidak sombong apalagi semena-mena kepada rakyatnya.
E.     Kesimpulan
Definisi kepemimpinan menurut masing-masing tokoh berbeda-beda. Namun jika disimpulkan pada dasarnya seorang pemimpin yang baik harus memiliki karismatik dalam kepemimpinan sehingga dapat dicontoh oleh pengikutnya. Selain itu, kepemimpinan harus melihat kondisi lingkungan sehingga nantinya kebijkan yang diambil tidak berbenturan dengan kultur sosial masyarakat, kondisi alam, dan aturan lain. Harapannya dengan adanya seorang pemimpin yang memiliki karakter dan berwawasan akan mampu mewujudkan visi dan misi yang ingin dicapai.




Sejarah perkembangan perikanan di Eropa utara-Merekonstruksi kronologi interaksi antara alam dan manusia


Sejarah perkembangan perikanan di Eropa utara-Merekonstruksi
kronologi interaksi antara alam dan manusia

Penelitian yang dilakukan di daerah Eropa Utara ini melibatkan beberapa disiplin ilmu. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perkembangan perikanan sejak dulu sekitar tahun 700SM sampai sekarang abad 20. Beberapa disiplin ilmu yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ilmu sejarah, arkeologi, perikanan, dll. Ilmu ini sangat diperlukan karena dalam penelitian yang dilakukan menitik beratkan pada berbagai data yang tertulis pada abad terdahului seperti data pendaratan ikan, rekening pajak, eksport, dll. Data tersebut diharapkan dapat menguak perkembangan perikanan yang ada di daerah Eropa Utara.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa spesies ikan yang menjadi komuditas utama karena perannya dalam kehidupan manusia. Hal ini merujuk dari data yang didapat mengenai penangkapan spesies-spesies tersebut. Beberapa spesies yang menjadi komuditas utama dalam kegiatan ekonomi perikanan di Eropa Utara meliputi cod (Gadus morhua), herring (Clupea harengus) dan salmon (Salmo salar). Berdasarkan data-data yang diperoleh dapat diidentifikasi spesies-spesies yang memiliki sifat-sifat seperti catadromous, anadromous, beruaya, menetap. Data arkeolog pada periode hangat diatlantik menunjukkan bahwa suhu hangat dapat mempengaruhi adaptasi ikan. Pada suhu hangat banyak spesies ikan yang muncul di perairan dekat Denmark. Namun pada musim dingin sebagian spisies tersebut menghilang dari catatan arkeolog dan muncul lagi pada musim hangat (Enghoff et al., 2007). Salah satu spesies yang paling umum ditemukan dalam catatan arkeologi dari periode hangat adalah cod, meskipun suhu laut lebih hangat dari sekarang. Demikian pula, menangkap ikan haring dan ikan pesisir lainnya (misalnya, flounder Platichthys flesus dan eelpout Zoarces viviparous ) di dekat Estonia di midand akhir abad 19 bervariasi mungkin dikarenan fluktuasi iklim ketika penangkapan (Lajus et al. 2007c). ). Kelimpahan Cod di Laut Baltik selatan pada akhir 1930-an meningkat dibuktikan dengan peningkatan pendaratan perikanan yang relatif stabil (Eero et al, 2007.).
Runtuhnya herring di Limfjord Denmark pada 1820-an didokumentasikan dengan baik, didahului dengan upaya peningkatan penangkapan ikan dasar selama dekade sebelumnya (B. Poulsen dkk., 2007). Contoh lain adalah perikanan salmon selama 17-18 berabad-abad di sungai barat laut Rusia berkurang ke White dan Barents Laut. Berdasarkan data dokumentasi Perubahan tangkapan ikan salmon dipengaruhi oleh usaha penangkapan itu sendiri dan teknologi.
Dalam penelitian lain, bukti kualitatif dan tidak langsung digunakan untuk mengidentifikasi efek penangkapan ikan pada populasi. Studi lain menunjukkan bahwa peningkatan besar dalam pendaratan ikan tuna sirip biru, Thunnus thynnus, di Eropa utara pada paruh pertama dari abad ke-20 adalah disebabkan peningkatan usaha penangkapan dan pengembangan metode purse sein
Hasil dari penelitian ini memberikan kontribusi penting untuk pembentukan acuan dasar baru untuk pengelolaan ekosistem laut, termasuk strategi untuk konservasi sumberdaya hayati  dan pengendalian eksploitasi secara berlebihan. Dengan mengacu dari penelitian yang dilakukan diharapkan pembangunan perikanan di daerah Eropa Utara dapat dilakukan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

MANUSIA DAN MIMPI


 
MANUSIA DAN MIMPI



Bumi gelap dan hilang ditelan malam
Bulan datang dengan sinaar benderang
Manusia hilang dalam kedamaiaan
Namun disudut malam
Aku melihat keindahan
Manusia dengan caranya
Menghiasi malam merajut mimpi dalam kegelapan
Ditengah jutaan nyawa yang tenggelam
Aku lihat mereka…dan aku masih melihat mereka
Membangun mimpi untuk suatu asa

Jumat, 15 Juni 2012

JANGAN JADI PECUNDANG


 JANGAN JADI PECUNDANG




Kenapa hidup itu serba sulit. Hidup serba penuh ketidak pastian. Dan hidup penuh dengan pertanyaan. Kenapa Tuhan menkadirkan manusia hidup didunia ini. hidup dengan penuh cobaan. mungkin itulah yang dirasakan Subri saat ini. semenjak calon istrinya meninggal karena kecelakaan, Subri tak ubahnya songgok tubuh yang tak bernilai. Ia hanyalah sampah dari sekian sampah yang ada dimuka bumi. Tak ada yang dikerjakannya selain menyesali apa yang terjadi. Seakan Tuhan tak adil selama ini. selama perjalanan hidupnya dipenuhi dengan cobaan yang tak kurung henti.
“apakah engkau akan terus begini, anakku”
Ia hanya terdiam ketika ibunya bertanya. Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya untuk menjawab pertanyaan wanita dengan tubuh yang mulai diteln usia itu. Ibunya hanya bisa mengingatkan dan mengingatkan ia yang terus dirundung rasa yang tak dapat dilukiskan.
Malam, yang semakin larut dengan ditemani bulan yang bersinar cukup terang mejadi saksi hidup yang penuh dengan penderitaan. Malam yang dingin itu telah mencengkerang tubuh kurus yang ditelan sang waktu. “ aku takkan bercinta lagi, dengan siapapun. Hanyalah waktu yang kucinta menemani setiap penderitaan ini”. Gumam Subri didalam hati dengan disaksikan berjuta bintang yang berkerlap-kerlip dan bulan yang tersenyum indah mengamininya.
malam mengantarkan Subri dalam sebuah mimpi yang tak pernah ia alami. Disebuah perkampungan yang sepi ia berjalan sendiri. Ia bingung mau kemana, karena tak ada arah dan tujuan yang jelas. Terlihat seorang tua yang sedang membenahi jaring yang tersampir disebuah tiang. Dengan penuh kesabaran ia benahi jaring itu satu persatu. Ia rajut kembali jaring yang mulai rusak itu. Subri yang kebingungan menghampiri orang tua dengan tubuh ceking dan kulit yang mulai keriput.
“Tuan, ijikanlah aku bertanya”
“silahkan anak muda” jawab orang tua dengan senyum lebar
“aku mau pulang, aku tak tahu arah tujuan”
Seorang tua itu tersenyum dengan lebar dan kemudian tertawa. Subripun bingung apa yang dilakukan Tua tersebut.
“Tuan, aku mau pulang ke kampungku, apa Tuan tahu arah menuju kampungku?”
ia tersenyum kembali, dan berkata
“ kenapa kamu mau pulang, nikmati saja perjalananmu”
Subri semakin bingung.
“aku mau pulang tuan”
“apa kau ingin menjadi pecundang.  Kamu pulang berarti kamu menyerah. Kenapa kamu tak mengikuti caraku untuk merajut jaring yang berlobang ini. kesinilah anak muda, bantulah aku”
Seketika ia terbangun dari tidurnya. Keringat dingin membasah baju tidurnya. Tangannya gemeteran dan tubuhnya tak dapat dikontrol bergerak sendiri. Ia bingung apa yang baru saja dialami. Apa maksud dari semua mimpi yang dialaminya barusan.
Hari berikutnya tak berubah, ia bermimpi persis dengan apa yang terjadi tadi malam.
“apa engkau ingin jadi pecundang. Kesinilah anak muda.”
Suara orang tua tersebut selalu berbisik ditelinganya. Apa yang sebenarnya terjadi. kanapa mimpi itu selalu berulang-ulang kali. Dan apa yang dimaksud dari semua itu kenapa aku disuruh untuk membantu merajut jaring. Aku tak bisa, aku sungguh tak bisa.
“aku tak bisa merajut jaring tuan”
“engkau, pengecut anak muda”
“kenapa engkau bilang padaku aku pengecut”
“engkau tak ubahnya seonggok daging yang tak punya harga. Apa engkau ingin jadi bangkai-bangkai yang berjalan tanpa arti?”
Selalu ia dirundung rasa cemas disetiap harinya. Ditengah kecemasan yang kian hari terus menyelimutinya, ia pergi ke sebuah danau. Sebuah danau yang mempertemukannya dengan calon istrinya beberapa tahun yang lalu. Disebuah senja yang tak kurung hilang dari peraduannya. Di senja yang mengantarkannya menghabiskan waktu bersama pacarnya. Dipinggir danau inilah ia bercumbu mesra. Namun ia bingung kenapa ia datang kemari. Seakan ada yang menariknya untuk datang. ia tak tahu.
Burung-burung berterbangan, pulang keperaduannya. Ia pulang dengan membawakan kabar pada Subri. Seakan burung tersebut mengingatkan Subri. Bahwa hidup harus dijalani. Tidak turus bermurung durja menyesali takdir. Harus tetap terbang menjalani setiap waktu yang disajikan oleh Tuhan.

KENANGAN DI PANTAI PASIR PUTIH


KENANGAN DI PANTAI PASIR PUTIH


Persahabatan memang selalu memberi warna dalam hidup kita. Suka-duka, senang-susah, selalu terjadi ditengah jalinan persahabatan. Seolah ia adalah pengisi ruang hidup kita. Disini aku takkan membahas mengenai apa arti sahabat bagi kita kawan, namun disini aku akan membagi mengenai sebuah perjalanan liburan dengan sahabat. Sekitar 2 tahun yang lalu kejadian ini terjadi. disuatu tempat yang mungkin akan menjadi kenangan dalam persahabatan kami.
Pagi itu, kami berkumpul dirumah sahabat yang bernama Juan. Kenapa kami memilih berkumpul disana?. Karena rumah Juan cukup mudah dan terletak sangat strategis. Strategis disini, adalah letak rumahnya berada dekat sekolah kami dulu (SMA 1 Boyolangu). Dan tak hanya itu, dirumah Juan lah biasanya kami kumpul bersama, melepas keenatan dalam aktifitas sekolah. Namun dipagi itu tujuan kami berkumpul di rumah Juan adalah untuk malakukan jalan-jalan ke sebuah pantaidi kabupaten Trenggalek. Kami akan jalan-jalan ke pantai Pasir Putih.
Panta pasir Putih merupakan sebuah pantai yang terletak dikabupaten Trenggalek. Di sebelah kanan pantai pasir putih terdapat pantai Prigi yang juga merupakan Pelabuhan Nusantara. Disebelah kiri pantai pasir putih terdapat pantai Karang Gongso dimana merupakan pantai dengan hamparan pasir coklatnya. Kenapa disebut pantai Pasir Putih?. Apakah pasirnya memang putih?. Jika jawabannya itu, memang benar. Antai Paasir Putih memiliki hamparan pasir pantai yang berwarna putih. Panjang pantai pasir putih sekitar 400 meter. Dasar pantai pasir putih merupakan karang, sehingga jika surut datang terlihat hamparan batu karang yang luas.
Sekitar pukul setengah Sembilan semuanya telah berkumpul. Setelah melakukan prepaire kami langsung melakukan perjalanan menuju Pantai Pasir putih. Kira-kira kami akan menempuh perjalanan sekitar 1 jam untuk sampai di pantai Pasir Putih. sekitar 15 orang yang mengikuti jalan-jalan kepantai Pasir Putih dan kesemuanya merupakan teman satu kelas semasa SMA dulu. Karena ini merupakan iburan semester di awal kuliah, kami menyempatkan untuk berkumpul bersama, melepas rasa kangen tidak lama berjumpa.
Sepanjang perjalanan tidak jauh beda dengan 6 bulan yang lalu, kota ku Tulungagung terasa tidak begitu berubah banyak. Dipinggiran kota menuju kabupaten Trenggalek hamparan sawah luas menghiasi setiap sudut mata memandang. Inilah kota yang nyaman, inilah Tulungagung Guyub Rukun. Oh ya, aku sampai lupa, mengenai perjalanan ku.
Liku-liku jalan menghiasi perjlanan kami menuju pantai pasir Putih. kami pun melewati berbagai bukit yang merupakan jalan utama untuk dapat sampai sana. Setelah sekitar satu jam akhirnya kami sampai juga disana. Langsung kami turun dar motor, dan melihat pemandangan yang indah didepan mata. Seblum turun untuk menikmati air pantai kami sempatkan untuk berfoto di bawah pohon yang cukup rindang.
13395761831826127777
Tak hanya itu, kamipun segera untuk ganti pakaian untuk mandi di pantai. Air pantai yang masih bersih ditambah lagi pasir putih yang terhampar luas disepanjang pantai menambah kenyamanan dalam bermain di pantai pasir putih. berikut ini adlah foto-foto kami ketika bersama-sama menikmati indahnya pantai pasir putih.
13395763611917307751
foto Pribadi : Bergandengan bersama dalam jalinan sahabat
1339576589211017670
Foto Pribadi : menikmati kebersamaan bersama teman
1339576657823295291
foto Pribadi: berfose di dermaga
Salam hangat untuk kita sahabatku semua. “kapan kita melakkukan perjalanan kesana lagi?”

MENIKMATI CAKALANG BAKAR DI PANTAI DEPOK


MENIKMATI CAKALANG BAKAR DI PANTAI DEPOK


Mungkin kita terlalu sering mendengar pantai Parang Tritis di Yogyakarta. Siapa sih yang gak tahu pantai parang Tritis?. Bagi warga Yogyakarta atau bahkan orang Indonesia yang pernah nonton TV pastilah tahu mengenai pantai parang Tritis. Di Film-film yang bersetting Yogyakarta, biasanya pantai parang Tritis lah tempat untuk sutting film. Namun tak jauh dari pantai parang Tritis disebelah barat terdapat pantai yang cukup indah dan rama dikunjungi khususnya di akhir pekan. Pantai Depok namanya, pantai denga hamparan pasir hitam yang cukup luas dan indah.
Sekitar dua bulan yang lalu, di hari Jum’at aku dan teman-teman kampus malakukan perjalanan menuju pantai Depok yang terletak di Kabupaten Bantul. Sebagai mahasiswa, dimana jika akhir pekan kegiatannya kalau gak ngampus ya jalan-jalan. Tanpa persiapan kami langsung melakukan perjalnan menuju pantai Depok. Sekitar 1 jam perjlanan kami dapat sampai di pantai depok. Dengan menggunakan motor sekitar pukul 16.00 kami berangkat. Tujuannya agar nantinya dapat menikmati sunset di pantai depok.
Memang cuaca cukup bersahabat sore itu cukup bersahabat. Walaupun sebelumnya mendung sempat menghiasi sudut kota jogja, namun ketika sore mendung telah hilang dan kini terlihat indah. setelah melakukan perjalanan sekitar satu jam akhirnya kamipun sampai juga di pantai Depok. Jalan raya menuju pantai sangat bagus, aspalnya tidak ada yang bergelombang atau bahkan rusak.
Namun setelah samapai disana, sunset terlihat disut barat yang kurang bersahabat, nampaknya mendung menutupinya kembali, namun sesekali terlihat indah ketika mendung tersibak keluar.  Tak lupa kamipun mengabadikan moment-moment indah di pantai Depok ini.
13397432521181403539
1339743313420105636
13397433691684119271
Setelah menikmati deburan ombak yang besar dan sunset yang indah kamipun segera menuju masjid yang berada di daerah wisata tersebut. Rencananya setelah magrib kami akan makan malam bersama di pantai tersebut. Walaupun duit pas-pasan, namun menikmati makan bersama sahabat adalah sebuah kenikmatan tersendiri.
Disebuah warung dipinggir pantai Deepok itulah kami menikamti makan bersama. Tak tanggung-tanggung dan untuk jadi kenangan kami memesan ikan Cakalang. Maklum lah sebagai mahasisnya yang dapat dibilang “kere” makan ikan cakalang adalah suatu yang jarang kami lakukan. Dalam hatiku, wah ini pasti mahal. Kami memesan sekitar dua kilo Cakalang Bakar untuk 7 orang. Ditemani dengan the hangat sebagai teman didinginnya malam di pantai Depok kami sempatkan untuk beroto bersama.
Akhirnya cakalang bakar yang Cukup besar telah datang. kamipun menikmatiny dengan sangat lahap, maklum mahasiswa. Namun tetap dalam pikiranku, berapa nanti duit yang bakal keluar. Kucoba untuk tak memperdulikan itu semua, tujuaku satu untuk menikmati cakalang bakar khas Pantai Depok yang belum pernah aku rasakan.
1339743422135670348
1339743480734323897
Akhirnya apa yang aku tunggu terjadilah. Namun tan seperti yang kami bayangkan. Kami hanya meogoh kocek 14 ribu masing-masing orang. Cakalang Bakar, Nasi sepuasnya, dan teh hangat. Cukup murahkan. Jika nantinya para pembaca ingin ke Pantai Depok luangkanlah waktu untuk menikmati cakalang bakar dengan harga merakyat.
13397435221680446679

Senin, 11 Juni 2012

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AKUAKULTUR PAYAU


LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN AKUAKULTUR PAYAU



OLEH :
Robin
09/283398/PN/11661
                                     

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012

I.                   PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Perairan payau atau brackish water merupakan perairan campuran antara air asin (laut) dan air tawar. Biaasanya perairan payau memiliki kandungan salinitas yang berfluktuatif tergantung dari suplay air asin dari laut. Namun pada umumnya Salinitas air payau relatif rendah (10-20 ppt) dan kadang-kadang bisa lebih rendah atau bahkan lebih tinggi (Anonim, 2009). Hal inilah yang menyebabkan perairan payau memiliki karakteristik yang unik dan bahkan sulit untuk diperkirakan.
Menurut DKP (2004), diperkirakan potensi sumberdaya perikanan budidaya air payau adalah sebesar 913.000 ribu Ha, namun pemanfaatannya baru 45,42%. Menurut Kusnendar (2003), potensi lahan untuk pengembangan tambak di Indonesia diperkirakan sebesar 913.000 Ha, dan saat ini baru dimanfaatkan sekitar 350.000 Ha tambak yang terdiri dari: 10% (43.000 Ha) tambak intensif, 15% (67.700 Ha) tambak semi intensif, dan sisanya 75% (328.510 Ha) tambak ektensif yang dikelola secara tradisional (dengan sedikit input teknologi) dengan komoditas utama ikan bandeng dan udang windu.

Menurut DKP (2004) pembangunan perikanan budidaya pada periode 2000-2003 memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan areal, produksi, ekspor, konsumsi dan jumlah pembudidaya ikan. Perkembangan areal budidaya bertambah dari 549.176 Ha dan 80.919 unit pada tahun 1999 menjadi 730.090 Ha dan 315.000 unit pada tahun 2003. Selain dari itu, konsumsi ikan per kapita per tahun dan jumlah pembudidaya meningkat masing-masing dari 21,22 kg/kap/tahun pada tahun 1999 menjadi 24,67 kg/kap/tahun pada tahun 2003 serta dari 1,88 juta orang dari tahun 1999 menjadi 2,26 juta orang pada tahun 2003. Sementara itu, periode 1999-2003 volume ekspor hasil perikanan budidaya mengalami peningkatan rata-rata sebesar 9,76 % per tahun, dari 154.771 ton (1999) menjadi 219.851 ton (2003). Hal inilah menjadi peluang yang sangat besar dalam pengembangan budidaya payau untuk kedepannya. Dengan melihat potensi yang ada maka sangatlah besar pelung budidaya payau dimasa yang akan datang.
Budidaya air payau merupakan salah satu subsektor perikanan budidaya yang sebagian besar komoditasnya memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan merupakan komoditas ekspor seperti udang dan ikan kerapu. Pengembangan perikanan budidaya air payau dengan media tambak telah dikembangkan hampir disetiap provinsi di Indonesia. Beberapa komoditas yang saat ini menjadi andalan para pembudidaya Indonesia dalam berbudidaya antara lain, yaitu: Bandeng, Belanak,  Kakap, Kepiting, Kerapu, Mujair, Nila, Rajungan, Rebon, Rumput laut, Sidat, Tawes, Udang putih, Udang rostris, Udang api-api, Udang windu, Udang vannamei (Anonim,2010). Kini di Indonesia komuditas yang paling banyak dikembangkan dan merupakan andalan penggerak ekonomi adalah udang baik itu udang windu, udang putih maupun udang vanamei. Hal ini dikarenakan nilai jualnya yang cukup tinggi sehingga para pembudidaya lebih suka untuk membudidayakan udang sebagai komuditas unggulan. Selain permintaan akan ekspor udang yang cukup tinggi menjadi alasan yang besar bagi pemerintah untuk meningkatkan produksi udang di Indonesia. peran pemerintah terlihat dengan adanya hatvhery-hatchry pembenihan di berbagai balai budidaya seperti Balai budidaya Situbondo maupun Jepara.
B. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang teknik budidaya air payau.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang sering timbul pada kegiatan budidaya air payau.

C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang teknik budidaya air payau secara nyata di lapangan.
2. Mahasiswa dapat dan mampu mengkaji permasalahan-permasalahan yang timbul pada kegiatan budidaya air payau sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang muncul.
3. Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Manajemen Akuakultur Payau Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
D. Waktu dan Tempat
1. Waktu :  26 Mei 2012
Tempat : PT. “Indokor Bangun Desa” Dusun Kuwaru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul

II.  TINJAUAN PUSTAKA
Wilayah pesisir memiliki beraneka ragam sumberdaya yang memungkinkan pemafaatannya secara berganda. Pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir, perlu dikelola dengan mempertimbangkan hubungan antara setiap sumberdaya dalam ekosistem wilayah pesisir atau memperhatikan ekosistem tersebut secara menyeluruh. Pada kawasan pesisir pemanfaatan lahan telah dilakukan untuk berbagai kepentingan salah satunya adalah pertambakan.
Tambak adalah suatu ekosistem buatan manusia, merupakan lahan dekat pantai yang dibendung dengan pematang-pematang keliling sehingga membentuk sebuah kolam berair payau. Menurut Murahman (1996) tambak merupakan sumber daya buatan berbentuk petakan tambak berisi air payau yang digunakan untuk memelihara ikan. Sedangkan Anggoro (1983) menyatakan bahwa tambak merupakan suatu ekosistem perairan di wilayah pesisir yang dipengaruhi oleh teknis budidaya, tata guna lahan dan dinamika hidrologi perairan di sekitarnya.
Produksi hayati perairan tambak sangat ditentukan oleh kesuburan tambak dimana  merupakan modal dasar bagi kelangsungan perekonomian serta penopang kelancaran proses-proses sub sistem pada ekosistem perairan tambak secara keseluruhan. Pada produktivitas tambak ditentukan oleh sarana produksi dan kualitas habitat, dimana habitat tambak selalu mengalami perubahan sesuai dengan keseimbangan dinamik faktor lingkungan yang mempengaruhinya (Tseng, 1987; Zaidi, 1992).
Salah satu syarat dalam budidaya payau adalah pemilihan lokasi. Hal ini dikarenakan pemilihan lokasi merupakan langkah awal dalam budidaya. Pemilihan lokasi didasarkan pada evaluasi kesesuaian fisik serta evaluasi sosial ekonomi amsyarakat. Evaluasi kesesuaian fisik meliputi tekstur tanah, pH tanah, bahan organic tanah, salinitas, suhu, kecerahan, derajat keasaman (pH) air, oksigen terlarut (DO), ammonia (NH3), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3), BOD (Biological Oxygen Demand), Plankton, Iklim, Sumber Air, Pasang Surut, serta Topografi dan Elevasi (Supratno T, 2006). Evaluasi sosial ekonomi masyarakat ditujukan untuk mengetahui ekonomi mayarakat pesisir. Hal ini di tujukan agar nantinya kegiatan tambak tidak berbenturan dengan kepentingan masyarakat sekitar. Untuk mendapatkan data mengenai kondisi masyarakat pesisir dapat dilakukan dengan membuat survey langsung terhadap masyarakat  dan mencari data sekunder seperti data monografi dari instansi terkait seperti desa, kecamatan, maupun dinas kelautan dan perikanan daerah.
III.             PEMBAHASAN

A.    Keadaan Umum Lokasi

PT. Indokor Bangun Desa merupakan suatu anak perusahaan yang dimiliki oleh PT. Indokor Indonesia. PT. Indokor Bangun Desa dibagun tahun 1999 dan selesai serta dapat berfungsi pada tahun 2000. PT Indokor Bangun Desa sebelumnya telah membuat kolam percobaan di daerah pantai Glagah, Kulonprogo. Lokasi tambak PT. Indokor Bangun Desa terletak di tepi laut dan berjarak ± 35 km dari kota Jogja ke arah selatan, yaitu tepatnya di Dusun Kuwaru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai Samudera Indonesia, sebelah barat dan utara berbatasan dengan Dusun Kuwaru, sebelah timur berbatasan dengan Dusun Cangkringan. PT Indokor Bangun desa pada  awalnya hanya terdapat dua divisi, yaitu divisi tambak dan divisi hatchery kini memiliki empat divisi, yaitu divisi laboratorium, divisi produksi, divisi mekanik,  dan divisi logistik yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer.

Gambar. Logo PT. Indokoor Bangun Desa
PT Indokor Bangun Desa dalam pengembangan budidaya udang menggunakan lahan pasir yang merupakan daerah Sultan Ground (SG). Sebelumnya PT Indokor memiliki divisi Hatchery, namun seiring berjalannya waktu divisi hatchery tidak berkembang dan saat ini terbengkalai. Hal ini dikarenakan kondisi air kurang mendukung untuk kegiatan hatchery. Faktor yang mempengaruhi kondisi air yang kurang mendukung tersebut dimungkinkan oleh pencemaran logam berat akibat tenggelamnya kapal kalla Lines yang membawa aspal di perairan selatan. Maka dari itu perairan di daerah selatan sebenarnya memiliki kandungan logam berat yang cukup tinggi.
Manajer  Keuangan

Manajer  Personalia
Manajer  Produksi
Devisi  Hatchery
Devisi Mekanik dan Pengairan

Devisi Produksi

Devisi Logistik

Gambar. Struktur Organisasi PT. Indokoor Bangun Desa
 








Perusahaan melakukan rekayasa konstruksi tambak dalam mengolah tanah berpasir untuk menjadi petak tambak sehingga air tidak meresap ke dalam pasir. Pembuatan konstruksi tambak juga memperhatikan sifat korosif air laut, sehingga teknik konstruksi yang digunakan dalam membuat petak tambak yaitu konstruksi Biocrete. Konstruksi tersebut memadukan antara semen dan bambu. Bambu digunakan sebagai kerangka yang kemudian di beri semen sehingga menjadi beton dan digunakan sebagai dinding tambak. Bagian dasar tambak dan lapisan dinding tambak menggunakan plastik PE (Polyethilen) sehingga tidak terjadi peresapan air laut dan darat. Plastik PE dengan ukuran 0,1 cm ini dapat betahan sampai 5 tahun.
PT Indokor Bangun Desa memiliki 4 divisi dimana masing-masing divisi memiliki sarana dan prasarana. Divisi laboratorium disini berperan sebagai pengontrol jika terjadi serangan wabah penyakit ataupun yang lain. Divisi produksi memiliki sarana berupa petak tambak dengan ukuran 60X60 meter. Petak tambak ini dilengkapi dengan kincir dan berbagai alat anco. Divisi Mekanik disini memiliki berbagai sarana seperti pompa air yang diletakkan di pinggir pantai, genset sebagai pengganti listrik jika mati,dll. Divisi mekanik ini berperan sebagia penyuplai air maupun listrik dalam kegiatan budidaya. Divisi logistic berperan menyuplai pakan yang didatangkan dari PT Central Proteina Prima (Sidoarjo).
Sumber air dari kegiatan budidaya di PT Indokor Bangun Desa mengandalkan sumber air dar laut. Pengmabilan air dilakukan dengan cara pengeboran pipa di daerah pesisir yang mencapai 10-60 meter. Terdapat 5 pompa yang sekarang beroperasi untuk menyuplai kegiatan budidaya udang. Air laut tersebut dialirkan dengan menggunakan pipa yang berukuran besar. Untuk mendapatkan air dengan salinitas payau maka dilakukan pencampuran air laut dengan air tawar. Air tawar didapatkan dari pengeboran pipa di daerah pantai dengan kedalaman sekitar 60 meter.

B.       Teknik dan Manajemen Komuditas Budidaya

1.      Latar Bekang Budidaya
Pardigma kegiatan perikanan saat ini mulai bergeser dari kegiatan penangkapan pada kegiatan budidaya. Hal ini didasari semakin menipisnya sumberdaya alam yang ada khususnya di Indonesia. Banyaknya daerah Fishing Ground yang mulai menipis mengakibatkan tangkapan menjadi rendah dan hal inilah yang memberikan titik awal kegiatan budidaya. Selain itu, Menurut DKP (2004), diperkirakan potensi sumberdaya perikanan budidaya air payau adalah sebesar 913.000 ribu Ha, namun pemanfaatannya baru 45,42%. Menurut Kusnendar et al (2001), potensi lahan untuk pengembangan tambak di Indonesia diperkirakan sebesar 913.000 Ha, dan saat ini baru dimanfaatkan sekitar 350.000 Ha tambak yang terdiri dari: 10% (43.000 Ha) tambak intensif, 15% (67.700 Ha) tambak semi intensif, dan sisanya 75% (328.510 Ha) tambak ektensif yang dikelola secara tradisional (dengan sedikit input teknologi) dengan komoditas utama ikan bandeng dan udang windu. Melihat potensi yang ada maka pengembangan budidaya payau sangat diharapkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya pesisir dan meningkatkan pendapatan negara khususnya dari kegiatan ekspor ikan.
Permintaan udang daik dalam negeri maupu luar negeri semakin meningkat tiap tahunnya. Nilai ekspor produksi udang Indoensia pada tahun 2009 adalah 1.007.481.000 US dolar dan meningkat ditahu 2010 mencapai 1.056.399.000 US dolar (Sidatik, 2011). Melihat permintaan pasar yang cukup tinggi ini maka kegiatan budidaya khususnya udang akan memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan.


2.        Biologi dan Komuditas
a.      Biologi Udang Vanamei
Klasifikasi udang vannamei adalah:
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Crustacea
Subkelas          : Malacostraca
Seri                  : Eumalacostraca
Superordo       : Eucarida
Ordo                : Decapoda
Subordo          : Dendrobranchiata
Infraordo         : Penaidea
Superfamili      : Penaeoidea
Famili              : Penaidae
Genus              : Penaeus
Subgenus         : Litopenaeus
Spesies            : L.vannamei (Wybandan Sweeney, 1991)

b.      Morfologi
            Secara umum tubuh udang penaeid dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala yang menyatu dengan bagian dada (Cephalothorax) dan bagian tubuh sampai ekor (Abdomen). Bagian cephalothorax terlindung oleh kulit chitin yang disebut carapace. Bagian ujung cephalotorax meruncing dan bergerigi yang disebut rostrume. Udang putih (Litopenaeus vannamei) memiliki 2 gigi di bagian ventral rostrum sedangkan di bagian dorsalnya memiliki 8 sampai 9 gigi (Wyban dan Sweene, 1991).
            Udang Vanamei memiliki tubuh yang beruas-ruas dan tiap ruasnya terdapat sepasang anggota badan yang umumnya bercabang dua atau biramus. L. vannamei memiliki karakteristik kultur yang unggul. Berat udang ini dapat bertambah lebih dari 3 gram tiap minggu dalam kultur dengan densitas tinggi (100 udang/m2). Berat udang dewasa dapat mencapai 20 gram dan diatas berat tersebut, Penaeus vannamei tumbuh dengan lambat yaitu sekitar 1 gram/ minggu. Udang betina tumbuh lebih cepat daripada udang jantan. L. vannamei memiliki toleransi salinitas yang lebar, yaitu dari 2 – 40 ppt, tapi akan tumbuh cepat pada salinitas yang lebih rendah, saat lingkungan dan darah isoosmotik (Wyban dan Sweene, 1991).

c.       Siklus Hidup
Seperti kelompok crustacea lainnya udang Vanamei memiliki siklus hidup yang sama yaitu :
1.      Nauplius
Stadia Nauplius terbagi atas enam tahapan yang lamanya berkisar 46-50 jam untuk Litopenaeus vannamei, belum memerlukan pakan karena masih mempunyai kandungan kuning telur.
2. Zoea
Stadia zoea terbagi atas tiga tahapan, berlangsung selama kira-kira 4 hari. Stadia zoea sangat peka terhadap perubahan lingkungan terutama kadar garam dan suhu air. Zoea mulai membutuhkan pakan berupa fitoplankton (Skeletonema sp.).
3. Mysis
Stadia mysis terbagi atas tiga tahapan, yang lamanya 4-5 hari. Bentuk udang stadia mysis mirip udang dewasa, bersifat planktonis dan bergerak mundur dengan cara membengkokkan badannya. Udang stadia mysis mulai menggemari pakan berupa zooplankton, misalnya Artemia salina.
4. Post Larva
Stadia larva ditandai dengan tumbuhnya pleopoda yang berambut (setae) untuk renang. Stadia larv bersifat bentik atau organisme penghuni dasar perairan, dengan pakan yang disenangi berupa zooplankton.

Gambar Siklus hidup udang Penaeid (Stewart, 2005)




3.      Teknik dan Manajemen Budidaya
a.      Persiapan Tambak
Kegiatan budidaya tidak lepas dari persiapan baik itu persiapan lahan maupun persiapan sarana-prasarana. Persiapan lahan sangat pernting karena merupakan langkah awal dari kegiatan budiaya dan merupakan titik kunci kesuksesan budidaya. Hal ini dikarenakan lahan merupakan salah satu factor pembatas kegiatan budidaya. Jika lahan yang digunakan tidak sesua dengan kehidupan udang maka kegiatan budidaya akan terhambat. Maka dari itu kegiatan budidaya pembesaran udang Vanamei di PT Indokor Bangun desa selalu melakukan persiapan yang matang dalam kegiatan budidaya.
Kegiatan budidaya pembesaran udang Vanemei di PT Indokor Bangun Desa sedikit berbeda dengan kegiatan budidaya udang pada umumnya. Hal ini dikarenakan kegiatan budidaya dilakukan didaerah lahan berpasir. Maka dari itu dibuatlah rekayasa sistem budidaya Biocrite. Konstruksi biocrite diterapkan agar tanah lahan pasir (yang sebelumnya tidak mampu menahan air) menjadi mampu dan berfungsi dalam menahan air. Sistem biocrite ini menggunakan plastic poly Etheline (PE) dan dinding biocrite. Biocrite (Bio: hidup, crete: beton) adalah lapisan beton yang berkerangka ayu.
Persiapan tambak pada budidaya pembesaran udang Vanamei  dilahan pasir pantai dilakukan melalui beberapa tahap:
·      Evaluasi kondisi plastik dasar tambak dan pematangnya
Kontruksi dasar tmbak biocrite yang menggunakan plastik maka diperlukan pengecekan setiap akan dilakukan kegiatan budidaya. Tujuannya untuk memastikan bahwasanya palstik yang digunakan tidak mengalami kebocoran. Jika plastik PE yang digunakan mengalami kebocoran maka akan sangat mempengaruhi debit ari di tambak dan akibatnya akan berpengaruh pada kondisi udang. Jika debit air sangat rendah maka fluktuasi suhu perairan akan sangat tinggi. Akibatnya akan berpengaruh pada kadar DO perairan. Maka dari itu diperlukan pengecekan ulang setiap akan melakukan pengisian air tambak. Jika terjadi kebocoran plastic maka diperlukan penembelan.
Selain kebocoran plastik persiapan lainnya adalah perbaikan pematang. Sifat pasir yang tidak kuat akan membuat pematang cepat mengalami kerusakan. Selain itu kerusakan pematang dapat disebabkan oleh tekanan air yang menginterusi sepanjang pematang. Biasanya kerusakan pematang sering terjadi pada musim penghujan. Diperlukan cara yang tepat untuk memperbaiki pematang agar dapat berfungsi dengan baik dan tidak mudah rusak. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan membongkar beton bagian pematang yang longsong dan melakukan checking plastik PE dasar beton (Triyatmo, 2010). Diperlukan pemadatan pasir pematang sehingga harapannya dapat mengurangi celah yang mengakibatkan air hujan mengumpul pada pematang. Pasir pematang yang padat ini akan memperkuat pematang kolam.
·      Pengeringan dan pencucian dasar tambak
Pengeringan dan pencucian dasar tambak sangat penting untuk dilakukan sebelum lahan tambak diisi oleh air. Pengeringan ini ditujukan agar dasar tambak menjadi bersih baik dari kotoran pakan maupun dari bibit penyakit yang mungkin tertinggal. Dilakukan pencucian tambak khususnya plastik PE agar dapat bertahan lama dan bersih. Pencucian biasanya mengandalkan air hujan, namun jika tidak terjadi hujan maka hanya dilakukan pembersihan sampah didasar tambak.
·      Penyiapan tetumbuhan dasar tambak
Tambak lahan tanah pasir yang dibiarkan beberapa minggu akan cepat ditumbuhi oleh rumput. Maka dari itu diperlukan pembersihan rumput maupun tumbuhan liar.
·      Perataan tanah dasar tambak
Setelah kegiatan budidaya biasanya keadaan tanah dasar akan mengalami kerusakan karena adanya erosi yang disebabkan oleh air tambak maka dari itu diperlukan perbaikan tanah dasar tambak. Jika dalam kegiatan tambak konvensional dasarnya menggunakan tanah biasa sehingga diperlukan pengelolaan tanah yang cukup lama, maka dalam tambak biocrite kegiatan itu dilakukan dan hanya melakukan perataan tanah dasar. Bagian-bagian plastik dasar yang tersingkap harus ditutup dengan plastik lalu diratakan.
·      Pembenahan dan persiapan central drainase
Pembenahan dan persiapan central drainase sangat diperlukan agar nantinya kegiatan budidaya tidak terhambat. Jika central drainase rusak maka akan sangat menganggu dalam pembuangan limbah dasar. Yang sangat dikawatirkan jika terjadi akumulasi limbah dasar dan bahkan pengadukan limbah. Maka dari untuk menanggulangi terjadinya akumulasi limbah dasar diperlukan perbaikan central drainase. Bahan-bahan yang diperlukan dalam perbaikan central drainase adalah paralon 20 buah yang diletakkan didalam maupun diluar.
·      Pemasangan Skat Balk
Skatbalk dipasang untuk menutup pintu air. Skatbalk terdiri dari dua bagian dalam dan skat bagian luar.
·      Pemasangan kincir air
Kincir sangat penting dalam kegiatan budidaya udang. Pemberian kincir dtujukan untuk menyuplay DO perairan sehingg dapat dimanfaatkan oleh udang dalam kegiatan metabolism. Selain itu kincir dapat berfungsi dalam pengadukan air sehingga air teraduk sempurna. Sebaiknya kincir dipasang sebelum air mulai dialirkan kedalam tambak.
·      Pengisian air pada petak tambak
Pengsian air pada petak tambak yang berukuran 60x60 meter persegi diperlukan waktu 2 hari satu malam. Namun dalam pengisian air tambak sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air yang dihasilkan dari reservoir air laut.
·      Pemupukan, pengapuran, pemberian fermentasi, dll.
Pemupukan dilakukan 2-3 hari sebelum penebaran. Biasanya pupuk yang digunakan adalah pupuk komersil seperti urea, TSP, dan KCL. Pemupukan sangat diperlukan dikarenakan struktur tambak biocrite dasarnya dari pasir dimana sangat miskin unsur hara.

b.        Penyediaan dan Penebaran Benur
Kegiatan hatchery yang tidak dapat berjalaan lagi mengakibatkan suplay benur berasal dari daerah lain. Biasanya benur  udang didapatkan dari perusahaan pembenihan biru laut Katulistiwa Lampung maupun dari Jawa Timur. Selain itu benur udang biasanya juga didapatkan dari para penyuplay pakan. Kelebihan dari kerjasama pengadaan benur dengan penyuplay pakan adalah adanya pengawasan dari penyuppali pakan. Jika nantinya benur-benur yang didatangkan terjadi permasalahan maka penyuplay pakan akan mendatangkan tim ahlinya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Ukuran benih yang biasanya didatangkan adalah PL 10-20 dengan berat 0,01-0,02 gram. Pengangkutan benur dilakukan dengan suhu 23 derajat C dengan kadar DO 20 ppm. Diperlukan aklimatisasi di kolam aklimatisasi. Kolam aklimatisasi ini ditujukan untuk mengetahui kualitas benur baik atau tidak. Biasanya aklimatisasi dilakukan selama kurang lebih 5 hari.
Diperlukan persiapan air media untuk aklimatisasi dengan perlakuan antara lain
1.      Pemberian EDTA 10 ppm
2.      Pemberian Enzim 1 ppm
3.      Pemberian nutriflake 3 ppm
4.      Pengukuran salinitas.
Salinitas yang digunakan dalam aklimatisasi adalah sebesar 15-20 ppt. maka dari air laut harus dicampur dengan air tawar untuk mendapatkan salinitas yang di iningkan. Dalam bak aklimatisasi diberi pakan 2 kali sehari dan terus ditambah sampai 3 kali sehari. Dilakukan penurunan air sekitar 10 % sehingga 5-7 hari salinitasnya sama dnegan yang ada di tambak.
Setelah proses aklimatisasi selesai maka benur dapat dipanen. Biasanya panen benur dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Tujuannya adalah menghindari suhu perairan maupun suhu lingkungan yang tinggi. Panen benur dilanjutkan dengan penebaran benur ke tambak budidaya. Petak tambak dengan ukuran 60X60 m diisi dengan padat tebar benur sekitar 450.000-500.000. dengan kata lain 150 okor/meter. Ketiak masih benur pakan yang paling cocok adalah pakan alami. Benur yang telah dipanen biasanya berukuran PL-17 hingga PL-28. Penebaran benur dilakukan pada pagi hari atau sore hari pada saat cuaca tidak terjadi hujan. Hal ini dikarenan ketika terjadi hujan, maka kualitas air akan berubah secara drastic sehingga berpengaruh terhadap kondisi benur. Langkah-langkah dalam penebaran benur adalah sebagai berikut:

1.      Meletakkan plastik yang berisi benur pada air tambak
2.      Membiarkan selama 5 menit
3.      Membuka plastik kemasan benur tanpa mengeluarkan benur dari kemasan tersebut
4.      Membiarkan selama 5 menit sambil disirami dengan air tambak
5.      Mengangkat plastic kemasan secara cepat dengan posisi mulut kemasan berada dibawah.
Langkah-langkah tersebut ditujukan untuk meminimalisir terjadinya kematian benur. Walaupun sudah dilakukan aklimatisasi di bak aklimatisasi namun dalam penebaran masih diperlukan aklimatisasi tambahan.

c.    Manajemen Pakan
Pakan salah satu kebutuhan wajib yang harus dipenuhi dalam kebiatan budidaya. Dewasa ini peran pakan sangat central dan bahkan menjadi factor penentu kesuksesan budidaya. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan budidaya bisa mencapai 80 % dari total biaya keseluruhan. Melihat pentingnya peran pakan dalam kegiatan budidaya maka diperlukan manajemen yang baik dalam pengelolaan pakan dan pemberian pakan pada kultivan yang dibudidayakan.
            Crustaceae merupakan biota air yang memiliki kebiasaan hidup didasar. Sehingga dalam pemberiaan pakan diperlukan metode tersendiri. Selain itu dalam kegiatan pemberian pakan udang cukup sulit untuk mengetahui apakah pakan yang diberikan cukup atau kurang atau bahkan berlebih. Disinilah peran sampling diperlukan.
            Penerapan smetode FIFO (First in First Out) dilakukan di PT Indokor Bangun desa guna meminimalisir kadaluarsa pakan. Biasnaya pakan dapat kada luarsa hanya beberapa bulan setelah masuk ke konsumen. Maka dari itu penerapa system FIFO ini akan sangat membantu dalam meminimalisir kerugian. Pakan yang digunakan di PT Indokor Bangun Desa adalah dari  PT Central Proteina Prima yaitu merek Irawan dengan berbagai macam tipe seperti tipe 681, 682, 683, dll. Tipe 681 biasanya digunakan setelah masa PL. Sedangkan tipe 683 biasanya digunakan untuk udang ukuran 8-12gram. Pakan-pakan tersebut disuplay dari Sidoarjo tergantung dengan jumlah yang diperlukan untuk dipesan. Biasanya pakan yang dikirim setiap  2 minggu adalah sebesar 18 ton.
            Pemberian pakan dilakukan secara bertahap sesuai dengan umur udang. Periode pemberian pakan mulai dari 3 kali/hari sampai dengan 5 kali/hari. Waktu yang biasa digunakan dalam pemberian pakan adalah pukul 06.00 , 10.00 , 14.00 , 18.30 , dan 22.30. dalam mengestimasi kebutuhan pakan udang maka diperlukan sampling. Biasanya sampling dilakukan setiap 1 minggu sekali. Sampling dilakukan dengan menggunakan anco. Anco yang telah disiaapkan diberi pakan udang. Kemudian anco ditenggelamkan beberapa saat (tidak sampai dasar). Setelah itu dilakukan pengangkatan anco. Dilakukan penilian kebutuhan pakan dengan member skor. Jika pakan di anco tidak tersisa mak dilakukan penambahan pakan untuk setiap harinya sebesar 10 %. Jika pakan sisa sedikit maka tidak dilakukan penambahan pakan. Namun jika pakan sisa banyak, maka dapat dikatakan pemberian pakan berlebih sehingga perlu untuk dikurangi.

d.        Manajemen Kualitas Air
Air merupakan salah satu kebutuhan wajib dalam kegiatan budidaya ikan. Mengingat peran air yang sangat penting maka diperlukan pengeolaan kualitas air yang tepat. Dalam kegiatan budidaya payau maka diperlukan pengelolaan perbaikan kualitas air untuk mendukung kegiatan budidaya. Disini terdapat beberapa pengelolaan kualitas air seperti :
1.      Penggunaan Kincir dan Central Drainase.
Kincir digunakan untuk meningkatkan DO perairan tambak. Hal dikarenak budidaya udang memerlukan kandungan DO terlarut perairan yang besar, sehingga diperlukan kincir untuk memdukungnya. Dalam setiap petak tambak terdapat 4 samapai 8 buah kincir tergantung ukuran dan umur udang. Jika udang masih berukuran kecil biasanya kincir yang digunakan tidak banyak hanya 4 buah. Namun seiring berjalannya waktu, kincir ditingkatkan jumlahnya guna menyuplai kebutuhan DO yang semakin meningkat. Selain itu penggunaan kincir tidak dinyalakan sehari penuh. Khusus udang yang masih kecil kincir digunakan hanya beberapa jam dalam sehari. Biasanya pada pagi hari dan ketika siang hari kincir akan dimatikan. Hal ini didasarkan sifat perairan ketika pagi dimana kadar DO pada titik terendah sehingga perlu ditingkatkan dengan menggunakan kincir. Namun ketika siang hari kincir dimatikan karena perairan sudah mulai normal dimana kadar DO akan meningkat lagi.
Peran kincir tidak hanya untuk meingkatkan DO di perairan. Namun kincir dapat berperan sebagai pengaduk perairan sehingga memindahkan limbah pakan kebagian central drainage sehingga mudah dibuang dan kualitas air dapat tetap terjaga. Di PT Indokor bangun Desa gerakan masing-masing kincir dibuat satu arah. Sehingga air yang teraduk dapat merata dan tidak terjadi tabrakan gerakan air. Tujuan lain adalah untuk meminimalisir titik mati perairan yang biasanya terdapat disudut tambak.
Central drainage biasanya dikontrol setiap hari khususnya 4 jam setelah pemberian pakan. Bagian ini dibuka jika limbah sudah banyak terkumpul dibagian tengah.
2.      Pergantian Air
pergantian air diperlukan jika terjadi beberapa masalah dalam budidaya. Pergantian air dilakukan ketika terjadi blooming plankton dan akumulasi sisa pakan ada bagian drainage. Biasnaya pergantian air yang dilakukan sebesar 10% /hari. Pergantian air disesuaikan dengan debit air yang mengalir dari reservoir. Air yang keluar dibuang sesuai dengan air yang baru dimasukkan.

3.      Flushing
Flushing merupakan pergantian air namun berbeda dengan yang lainnya. Flushing yang dimaksud adalah pergantian air dengan cara membuang air kedalam tambak diiringi dengan pengisian air kedalam tambak sehingga air dalam tambak dalam kondisi mengalir.
4.      Pemberian Probiotik
Probiotik digunakan dalam kegiatan budiayda udang ditujukan untuk memperbaiki kualitas air perairan. Probiotik yang digunakan adalah probiotik bio bacteri. Probiotik tersebut mampu memperbaiki kualitas air budidaya dan menghambat pathogen dalam air sehingga mampu meningkatkan produksi budidaya.

e.       Hama dan Penyakit
Banyak sekali jenis penyakit yang dapat menyerang udang mulai dari White spot sindrom virus (WSSV), VNN, dll. Biasanya penyakit-penyakit tersebut menyerang udang karena kondisi lingkugan yang buruk dan juga dikarenakan penyakit bawaan. Udang yang terserang penyakit ataupun sait dapat dideteksi dengan cara langsung (tanpa proses laboratorium). Misalnya tingkah laku udang ketika air digerak dengan memutar kearah tertentu. Udang yang sehat akan melawan putaran air, sedangkan udang yang sakit akan mengikuti putaran air. Selain itu udang yang sakit biasanya pergerakannya tidak lincah. Namun untuk meneteksi apakah udang tersebut sakit atau tidak akan lebih akurat dilakukan dilaboratorium dengan menggunakan metode PCR. Metode PCR ini dikenal sangat bagus untuk mendeteksi ikan atau udang yang terserang virus.
Hama merupakan salah satu kendala yang sering muncul dan mengganggu kegiatan budidaya. Beberapa hama yang seringkali mengganggu kegiatan budidaya khususnya budidaya payau adalah burung “cangak awu”. Biasanya burung-burung tersebut memakan ikan atau udang di kolam budidaya. Cara menanggulangi terjadinya seranga hama dapat menggunakan jarring yang diletakkan di atas area tambak.
Sejauh ini dalam kegiatan budidaya pembesaran udang vanamei di PT Indokor Bangun Desa belum mengalami serangan baik itu penyakit (virus, bakteri, parasit) maupun dari hama (burung). Maka dari itu kegiatan pengendaliaan penyakit sampai saat ini belum dilakukan secara intensif. Terlihat dimana semua tambak tidak diberi jarring. Hal ini dikarenakan tidak ada seranga hama dari burung pengganggu.

f.       Manajemen Pembesaran Udang
Manajemen pembesaran udang disini berkaitan dengan manajemen pemeberian pakan. Pembesaran udang merupakan kegiatan utama yang dilakukan di PT Indokor Bangun Desa. Kegiatan pembesaran udang sangat dipengaruhi oleh kegiatan pemberian pakan dan pengelolaan lingkungan. Kedua factor tersebut sangat berpengaruh. Jika pemberian pakan tepat dan sesuai yang diperkirakan serta pengendalian lingkungan (kualitas air dan penyakit) dapat dilakukan dengan baik maka kegiatan budidaya dapat berhasil.
Data pertumbuhan udang sangat diperlukan guna mengetahui kebutuhan pakan yang diperlukan dan mengetahui pertumbuhan udang itu sendiri. Maka dair itu diperlukan sampling pertumbuhan. Sampling biasnaya dilakukan setiap seminggu sekali setelah udang dipelihara selama 30-40 hari ditambak pembesaran. Hasil sampling ini digunakan untuk menduga populasi dan menentukan jumlah pakan yang diberikan pada tahap pemeliharaan selanjutnya.
Setelah data dari sampling didapat maka dapat mengetahui kebutuna pakan yang diperlukan untuk diberikan kepada udang. Dan juga melakukan pengontrolan kualitas lingkungan ketika kondisi perairan mulai memburuk.

g.      Panen dan Pasca Panen
Panen merupakan tahap akhir dari kegiatan budidaya. Satu bulan sebelum dilakuakan panen pemberian pakan dilakukuan 5 kali/ hari. Panen udang vanamei dilakukan setelah  90-120 hari pemeliharaan. Namun di PT Indokor panen dilakukan tergantung permintaan pasar akan size dan permintaan pemilik perusahaan. Satu minggu sebelum dilakukan penen dilakukan penebaran kapur sebanyak 100 kg per petak tambak untuk mengantisipasi aktifitas moulting udang.
Kegiatan panen memerlukan waktu hingga 6 jam. Panen dilakukan mulai menjelang sore hingga malam. Tujuannya adalah menghindari fluktuasi suhu yang cukup tinggi jika dilakukan di siang hari. Panen diawali dengan mempersiapkan jarring penangkapan dan membuka central drainage. Setelah debit air mulai rendah maka udang digiring kejaring untuk ditengkap. Dalam kegiatan pemanenan kincir harus tetap dinyalakan. Tujuannya agar suplai DO tetap dalam kondisi normal. Setelah tertangkap di jarring maka udang langsung dimasukkan kedalam drum yang telah berisi es.
Hasil panen yang telah di masukkan kedalam drum dan di beri es ini langsung dicuci. Setelah dicuci bersih udang diletakkan kedalam keranjang dan siap untuk ditimbang beratnya. Udang yang telah ditimbang dilakukan sortasi untuk memilah udang berdasakan ukurannya. Katagori udang hasil seleksi terdiri dari kategori besar dan bagus (BB), kulit moulting (KM), kelompok kecil (KK), dan under size (US).

IV.             PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Manajemen budidaya pembesaran udang di PT Indokor Bangun Desa menggunakan sistem Biocrite dalam konstruksi tambak.
2.      Permasalahan yang sering muncul dalam kegiatan budidaya di PT Indokor adalah pengelolaan salinitas
B.     Saran
1.      Sebaiknya dalam kegiatan kunjungan tidak hanya melakukan interview namun juga dilakukan praktek secara langsung seperti pemberian pakan, sampling, dll.











DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, S. 1983. Permasalahan Kesuburan Perairan Bagi Peningkatan Produksi kan di Tambak. Paper Kolokium. Jurusan Ilmu Perairan. Fakultas Pasca Sarjana. IPB. Bogor
Anonim. 2009. Manajemen Akuakultur Payau. http//: marineandfisheries.htm. diakses tanggal 10 Juni 2012
Anonim. 2010. Komoditas Budidaya Air Payau Indonesia. http//: Andhi Fish Jogja.com. diakses tanggal 10 Juni 2012
Chua,T. E and S.K. Teng. 1978. Effect of frequency on the growth of estuary grouper Epinephelus tauvina cultureed in floating net cages. Aquaculture. 14: 31-47.

DKP.2004. Potensi Perairan Indonesia. Ditjen BudidayaKementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Sidatik. 2011. Statistik Ekspor Hasil Perikanan 2010. Kementerian Kelatan dan Perikanan. Jakarta

Supratno, T. 2006. Evaluasi Lahan Tambak Wilayah Pesisir Jepara Untuk Pemanfaatan Budiaya Ikan Kerapu. Tesis Program Studi Magister Manajemen Sumberdaya Pantai. Unversiatas Diponegoro. Semarang

Supratno, KP, T dan Kusnendar, E. 2001. Teknologi dan Kelayakan Usaha Budidaya Kerapu Tikus di Tambak. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara. Prosiding Lokakarya Nasional 2001 Pengembangan Agribisnis Kerapu. BPPT, Jakarta.

Triyatmo, B. 2010. Teknik Budidyaa Udang dalam Tambak Biocrite (studi Lapangan Di Tambak Udang Pantai Selatan Yogyakarta). Jurusan Perikanan Fakultas Petanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Tseng, W.Y. 1987. Shrimp Marineculture. Practical Manual. Dept. of Fisheries. Potmoresby.

Wyban, J.A. dan Sweeney, J. N. 1991. Intensive Shrimp Production Technology. The Oceanic Institute. Hawai. USA.
Zaidi, A. 1992. Pengelolaan Kualitas Habitat Tambak Dalam Menunjang Proses Produksi Budidaya Udang Windu (P.monodon Fab) Di Proyek Pandu TIR Karawang. Thesis S-2 IPB, Bogor.