WpMag

Jumat, 29 Mei 2015

RAHASIA TAKDIR

RAHASIA TAKDIR

Sumber gambar : mhmgatsu.abatasa.co.id

Tak ada yang pernah menyangka bahwa semua harus terjadi. Bangunan cinta yang telah tersusun di hati kini porak poranda. Entah apa yang menjadi penyebabnya. Seakan semua serba tiba-tiba. Mengenai canda tawa kemarin sore kini ditelan nestapa. Ia tertegun lantaran tak percaya takdir membawanya pada sebuah penyesalan. Rasa kesal tak dapat ia ungkapkan, hanya raut muram wajah yang terus ditunjukkan. Sementara matanya mulai berbinar-binar ketika malam mulai menyelimuti. Dingin yang menyeruap masuk dalam kamarnya tak ia hiraukan. Seakan dunia tak ada, hanya derita yang terus ia rasakan.
Baru kamarin sore obrolan hangat itu masih terjadi. mengenai kesibukan pekerjaan, planning jalan-jalan diakhir pekan bahkan mengenai masa depan hubungan mereka. Ditemani secangkir teh hangat mereka memadu cinta di sebuah kedai sederhana.
“Bukankah kamu yang dulu ngebet sama aku?”
“Eh, Ge’er. Kamu ya”
“Hayo, dulu yang invite siapa?”
“Hem”sambil tersenyum. “Tapi, kamu kan yang mulai nge BBM aku?”
“Iya, sih. Tapi kan cuman nanya doang?”
“Iya, nanya. Kan nanyanya terus-terusan. Jadi kan kamu yang ngebet”
Pantulan cahaya lampu kota jatuh di permukaan sungai. Memanjakan mata untuk menikmati keindahannya. Di kedai sederhana tersebut mereka mencurahkan semua kerinduan. Walaupun rumah mereka dekat, namun jarang bertemu. Karena kesibukan dan untuk menjaga agar tak ada gosip yang menyebar ketetangga. Bagaimanapun, di desa jika ada sebuah berita akan cepat menyebar. Bagaikan hembusan angin yang mengalir tak terbendung.
***
“Mas, untuk sementara kita gak usah pacaran dulu ya”
“Memangnya kenapa?, Ada masalah apa kamu, kok tiba-tiba ngomong gitu?” dengan raut muka heran
“Pokoknya untuk sementara kamu gak usah hubungin aku dulu” sembari menundukkan kepala
“Apa ada yang salah dariku?” tanyanya lagi
“Tidak Kok, aku ingin sendiri dulu”
Sungguh terasa sesak dadanya mendengar apa yang baru saja di katakana pacarnya. Pagi, sebelum berangkat mereka bertemu. Pacaranya menginginkan bertemu di sebuah jalan menuju tempatnya kerja. Tak menyangka dia akan mendengar kabar itu. Ia tak dapat menahan beratnya beban yang tengah dihadapi.
Tak lama berselang pacaranya berpamitan, dan ia tak dapat berkata apa-apa. Seolah lidahnya kaku, mulutnya ngilu tak keluar sepatah kata pun untuk membalikkan perkataan pacarnya. Beribu pertanyaan muncul menghiasi isi kepala. Ketika di tempat kerja ia hanya termenung dan meratapi nasib yang menimpanya. Beberapa kali ia kirimkan pesan lewat BBM namun tak merespon. Beberapa kali ia telfon tak diangkat bahkan HPnya pun tak aktif. Ada apa dengan dia?. Apakah ada masalah yang tengah dihadapi?. Biasanya ia selalu cerita, namun kenapa semua ini mendadak?. Sungguh tak terduga.
***
Susah move on, itu yang tengah ia hadapi. Walaupun sudah satu bulan sejak kejadian di pagi hari itu belum ada kejelasan. Ia tak berani nyamperin kerumahnya lantaran takut dengan orang tua dan tetangganya. Sudah berpuluh bahkan beratus kali ia mengirimkan pesan singkat lewat BBM ataupun SMS namun tak pernah ada respon.
“Sudahlah Rus, jangan terlalu di ratapi” Bima mencoba menenangkannya
“Bagaima bisa Bim. Semua tak ada kejelasan. Semua serba mendadak”
“Iya, tapi apakah dengan meratapi semua itu akan menyelesaikan masalah”
“Sudahlah jangan kau menasihatiku” dengan wajah kesal
“Hem, dulu aku pernah merasakan apa yang pernah kamu rasakan. Ditinggal kekasih dan semua terasa pahit. Namun aku merenung, apakah aku terus begini?. Duduk dan meratapi nasib yang tak pasti. Sedangkan mantanku kini sudah menjalin hubungan dengan cewek lain. Bukankan aku yang kalah kalau aku terus meratapinya. Bukankah cewek didunia ini banyak.
Biarkan lah ia Rus, bangkitlah. Dengan kau bangkit dan menunjukkan bahwa kau bisa bangkit. Suatu saat nanti ia akan menyesal. Tunjukkan pada dirinya bahwa kau bisa. Tunjukkan bahwa kau lelaki yang sukses dan patut dijadikan pemimpin bagi seorang wanita. Lelaki yang tanggung jawab dan berani berkorban lebih dari yang ia pikirkan”
Sejenak ia terdiam. “Hem, betul juga saranmu Bim”.
“Ingat sebentar lagi haflah akhirussaanah. Bagaimana hafalanmu?” Tanya Bima
“Hem, kurang dikit Bim”
“Cepat di selesain semua”
***
Waktu terasa sangat cepat. Kini ia telah bangkit dari semua permasalahan itu. Mengenai sang mantan sudah ia lupakan jauh-jauh. Hafalan nadhom alfiah telah mengantarkannya mengkatamkan kitab Alfiah Ibnu Malik. Masa lalu yang suram telah ia pendam. Hanya lautan ilmu dan fokus pada pekerjaan menjadi prioritas utama. Mengenai wanita, ia tak begitu memikirkannya.
Sudah setahun semua itu berlalu. Kini ia telah mendapatkan pekerjaan yang mapan. Menjadi wiraswasta adalah jalan hidupnya. Ekonominya sudah cukupan. Suatu siang ia singgah ke masjid Pondok tempat ia menimba ilmu. Tak terduga Mbah Kyai mengetahui dan memanggilnya. Setelah sholat dhuhur ia diminta untuk ke rumah Mbah Kyai. Ia bingung jarang sekali Mbah Kyia memanggilnya. Ada apa ini?.
“Kang, sekarang kerjanya lancar?”
“Alhamdulillah Kyai”
“Sudah punya calon belum?”
“Untuk sementara belum” jawabnya sedikit grogi
“Ada seorang sahabat yang meminta dicarikan jodoh untuk anaknya dari santri sini. Apakah kamu siap?”
“hemm” Ia terdiam dan bingung “InsyaAlloh siap Kyai”
“Besok habis sholat ashar saya tunggu di dalem”
“Baik Kyai”
Entah angin apa yang membawanya menjawab iya dengan tegas. Seorang santri memang selalu mematuhi apa yang diperintahkan oleh Kyai nya. Entah disuruhh apa, pokoknya dijalankan. Ini adalah putusan terberat yang ia ambil. Besok semua di pertemukan. Ia tak pernah melihat sosok wanita yang ditawarkan oleh Kyai nya. Namun kepasrahan akan pilihan Kyai nya adalah kunci.
***
Hari itu pun tiba. Terlihat didalam rumah Kyai ada beberapa orang yang tengah menunggu. Sementara ia dan keluarga memasuki dalem. Ia pun langsung sungkem ke Kyai. Mencium tangannya untuk mengharapkan berkah dan restu dari sebuah pilihan yang berat ini. Mereka duduk berseberangan. Kyai dan Bu Nyai berada di tengah. Beberapa saat Kyai membuka acara dan menjelaskannya.
“Nak Rus, ini calon yang Kyai maksud kemarin. Apakah Nak Rus setuju?”
Ia mendongakkan kepala dan melihat sosok calon yang ditawarkan oleh Kyai. Sungguh terkaget dan tak bisa berkata apa-apa. Seorang yang di jodoohkan oleh Kyai dengan dirinya adalah mantan kekasihhnya. Entah, takdir begitu hebatnya memainkan semua ini. Penuh rahasia dan makna. Manusia tak dapat menjangkaunya dengan akal dan logika.
“Saya setuju Kyai”
***
Pesta pernikahan itu berlangsung sederhana. Semua berjalan lancar sesuai rencana. Kerabat semua datang memanjatkan doa untuk mereka berdua. Malam sudah semakin larut. Namun mereka berdua masih terjaga. Menyaksikan bulan yang benderang menerangi jagad raya. Ribuan bintang berkerlip seakan tersenyum dan memanjatkan doa untuk pernikahan mereka.
“Kenapa dulu kamu gak jelasin ke aku?”
“Waktu itu aku bingung Mas”
“Bingung kenapa?”
“Ibu memintaku untuk pindah ke rumah kakek dan melanjutkan mondok disana”
“Terus kok kamu mau dijodohkan?”
“Tak ada pilihan lain bagi seorang anak perempuan selain patuh terhadap orang tua. Ibu selalu menginginkan untuk mendapatkan menantu dari santri pondok. Dan semua terasa berat”
“Memang, Tuhan memiliki sekenario yang begitu indah ya” sembari mentap langit diluar sana
“Iya Mas” ia memegang tangan Rus dengan begitu hangat.


Senin, 25 Mei 2015

APA YANG SALAH DENGAN NEGERI INI

APA YANG SALAH DENGAN NEGERI INI

Entah apa yang terjadi di negeri ini. Semua dinilai dengan angka dan serba kuantitatif. Apakah gerangan masa depan pendidikan Indonesia. Sungguh berjalan di tempat pendidikan di negeri ini. Banyak sarjana lulusan perguruan tinggi ternama namun masih nganggur. Sedangkan di pelosok negeri banyak sekolah yang mulai ditinggalkan muridnya lantaran tak ada guru yang mengajar. Mereka (baca : Guru) enggan untuk mengajar lantaran terkendala akses yang terlau berat dan jaminan dari pemerintah yang tak dapat diandalkan. Kini sarjana mulai mencari pekerjaan disektor lain yang menjanjikan. Menjadi pegawai kantoran, PNS atau bahkan pegawai pabrik multinasional yang gajinya lebih menjanjikan.

Sedangkan tuntutan dari orang tua kepada mereka (baca : sarjana) sangat tinggi. Bahwa investasi yang digelontorkan selama menjalani studi harus dapat kembali. Mereka menginginkan anak-anaknya untuk mendapatkan pekerjaan yang mapan. Gaji tinggi adalah incaran bagi orang tua mereka. Mereka tak ingin anak-anaknya yang telah lulus dari universitas ternama sekalipun menganggur karena tak dapat pekerjaan.

Akhir-akhir ini kita disajikan dengan banyaknnya pencari pekerjaan yang mengincar abdi Negara. Setiap tahunnya puluhan ribu pelamar mendaftar ke berbagai instansi pemerintah demi sebuah kursi yang katanya menjamin kehidupan dihari tua. Pegawai negeri adalah salah satu profesi yang tengah diburu oleh para freshgraduate. Entah bagaimanapun caranya para sarjana muda ini dapat masuk ke instansi pemerintahan. Ada yang belajar berbulan-bulan, mengambil les private yang menjanjikan atau bahkan mencari jalan belakang.

Harapan yang tinggi untuk diterima di instansi pemerintahan telah gagal. Namun masih ada jalan lain. Banyak dari mereka yang masih semangat untuk mendapatkan kursi. Alih-alihh menjadi PNS yang digaji tinggi mereka memilih menjadi pegawai honorer di instansi pemerintahan yang gajinya tak pasti. Banyak instansi membuka lowongan bagi freshgraduate untuk mendaftar. Memang tak ada yang gratis di negeri ini. Lowongan pekerja honorer pun kini menjadi bahan bancakan para pemilik kursi. Mereka terang-terangan melakukan lobi dan jual beli kursi yang bernilai tinggi.

Kini pegawai negeri seolah profesi yang sangat menjanjikan hingga mereka para freshgraduate pun rela merogoh kocek dalam-dalam untuk dapat bekerja di instansi. Sungguh sebenarnya ini adalah gengsi yang tengah dihadapi. Lulus dari universitas ternama akan malu jika tak dapat pekerjaan yang dipandang bergengsi bagi masyarkat.

Ada yang perlu dirubah dari mainsheet masyarakat negeri ini. Pendidikan yang mengedepankan penilaian pribadi hingga paradigma masyarakat mengenai sarjana akhir-akhir ini. Sebenarnya jika kita merenungkan lebih dalam bahwa yang kita kejar selama ini adalah gengsi yang tertutup dengan topeng modernisasi. Kita harus sadar dan mawas diri. Bangun dari sebuah peradaban yang mengatasnamakan modernisasi. Kembali menancapkan local wisdom yang diwarisi dari nenek moyang negeri ini. Mengenai arti penerimaan dan keluasan hati. Mengenai arti keihlasan dalam diri. Dan bahwa pekerjaan apapun jika dilakukan dengan sepuh hati akan mendatangkan kebahagiaan yang tak ternilai.

Hanya karena uang atau gengsi itu adalah sebuah penyakit. Kini sudah saatnya kita bangkit dan mengatakan bahwa kebahagian bukan diukur dari banyaknya materi, namun kebahagian diukur dari keterbukaan dan keikhlasan dalam setiap penerimaan ini.

Salam satu hati untuk kehidupan yang lebih baik……

Menilik Keelokan Pantai Lumbung

Menilik Keelokan Pantai Lumbung

Rasa-rasanya ada yang kurang kalau di Tulungagung hanya explore gunung, waduk, atau tempat wisata lain. Ada satu yang ketinggalan, yaitu kita tak boleh lupa untuk meng explore pantainya. Tulungagung merupakan kabupaten  yang terletak di sebelah selatan dan langsung berbatasan dengan samudra Hindia. Letak geografis inilah yang menjadikan Tulungagung memiliki pantai yang cukup banyak. Beberapa pantai yang telah terkenal di Tulungagung seperti Panti Popoh, Sidem maupun Sine. Namun akhir-akhir ini banyak wisatawan mulai melakukan explore besar-besaran sehingga pantai yang notabene belum terdengar di telinga masyaraakat kini lambat laun mulai diketahui. Ada beberapa pantai yang lagi booming di Tulungagung seperti Banyu Mulok, Patok Gebang, Sanggar dan Lumbung.

Pilihan kami jatuh pada Pantai lumbung yang terletak di Kecamatan Pucanglaban. Tak tanggung-tanggung kami melakukan explore ke Pantai Lumbung dengan 12 orang. Rencana awal, kami akan berangkat pukul 08.00 WIB. Namun terkendala masalah teknis (baca: ngaret) kamipun mulai berangkat pada pukul 10.00 WIB. Dari 12 orang yang pernah ke sana hanya 2 orang, lainnya cuma ikut-ikutan. Terpaksa kami sering salah jalan karena berbeda pendapat dengan yang lain. Mengamalkan pepatah “ Malu bertanya sesat di jalan” kami pun dapat sampai di Kec. Pucanglaban sekitar pukul 11.30 WIB. Eitss, jangan puas dulu. Kami belum sampai di lokasi tujuan. Banyak rintangan yang membuat kami terasa ciut nyali untuk melanjutkan perjalanan. Mulai dari jalan yang penuh lubang, sepinya perumahan, bahkan sampai kondisi kendaraan. Setelah menempuh perjalan cukup melelahkan akhirnya terbayar sudah. Terlihat dari kejauhan samudra Hindia yang membentang luas.
Kondisi jalan menuju Pantai Lumbung

Hem ternyata kondisi sekitar Pantai cukup memprihatinkan. Banyak jalan yang rusak dan bahkan jalan menuju pantai tak beraspal. Untung saja cuaca mendukung sehingga cukup memudahkan kami sampai ke tujuan. Walaupun masih natural namun akses ke pantai Lumbung harus berjalan kaki. Namun ini lebih baik, karena  merupakan tantangan yang tersendiri. Setelah istirahat sebentar di parkiran kami pun segera melanjutkan perjalan untuk menuju Pantai Lumbung. Hanya butuh waktu 5-10 menit kami dapat sampai di Pantai Lumbung. So Beauitifull, sungguh amazing. Langsung kami mengaktifkan camera DSLR maupun camera HP. Kami pun mencari spot yang bagus untuk mengabadikan perjalan di Pantai Lumbung kali ini.
Pantai Lumbung terlihat dari atas

Kenapa di sebut Pantai Lumbung, kami pun belum mengetahui secara pasti. Namun dilihat dari topografinya terdapat sebuah batu besar yang terletak di pinggir pantai. Di atas batu tersebut beberapa tanaman tumbuh lebat. Menambah kecantikan Pantai Lumbung. Memang batu tersebut menjadi background yang tepat untuk mengabadikan moment indah di Pantai Lumbung.
Hamparan pasir putih di sepanjang pantai
Ada yang disayangkan dari kondisi pantai Lumbung. Masih ditemukan banyak sampah yang tercecer di pinggir pantai sehingga mengganggu keelokan pantai. Sampah plastik,bekas kemasan air minum atau bahkan batang dan ranting pohon tercecer di pinggir pantai. Mungkin karena pantainya yang jauh dari kota dan akses jalan yang kurang memadai sehingga tak ada stekholder yang memperhatikannya. Namun yang pasti, ini luar biasa. Perjlanan yang melelahkan dapat terbayar sudah dengan keindahan alam Panyan Lumbung. Memang benar yang dikatakan banyak orang Pantai Lumbung memang masih perawan.
Foto bareng dengan background pantai
Pantai Lumbung dari kejauhan

Tunggu Trip selanjutnya….