WpMag

Minggu, 26 Juli 2015

PERJALANAN KE PANTAI KLAYAR

 PERJALANAN KE PANTAI KLAYAR

Segala sesuatu yang tidak direncakanan dengan matang kadang lebih spesial. Seperti perjalan touring kemarin. Sehari sebelumnya, tepatnya hari selasa waktu ngopi di Warung Kopi Waris tanpa sengaja obrolan berlanjut untuk mengisi waktu luang di lebaran tahun ini. Pertama bingung menentukan tempat, namun ada ide untuk mengunjungi tempat yang tidak jauh dan membutuhkan waktu lama. Akhirnya kesepakatan dibuat utnuk mengunjungi Pantai Klayar di Pacitan. Pertimbangannya adalah disana nanti bisa mampir dirumahh salah satu teman dan cukup memakan waktu sehari.

Setelah Ngopi, segera kami menyiapkan perjalanan besok. Mulai menghubungi teman yang lain dan chek up kendaraan. Rencana besok rabu jam 04.00 WIB kami sudah berangkat. Dan setelah disiapkan matang, pukul 03.30 WIB kamipun telah berkumpul. Mengecek kendaraan, barang bawaan dan tak lupa berdoa untuk keselamatan dijalan sampai pulang.

Pukul 03.45 WIB kamipun bertolak dari Tulungagung untuk menuju Pantai Klayar Pacitan. Jalur yang kami tempuh yaitu Tulungagung-Trenggalek-Ponorogo-Pacitan. Kami memilihi lewat Ponorogo karena jalur yang sering kami lewati adalah jalur Trenggalek Ponorogo. Sedangkan rencana pulang melewati Jalur Lintas Selatan tanpa harus singgah di Ponorogo.

Sekitar pukul 04.30 WIB kami rehat sebentar untuk menjalankan sholat subuh. Touring ya Touring, tapi tetap eling marang kewajiban (hehehe). Tak lama berselang kamipun segera meneruskan perjalanan agar segera sampai di tujuan. Jalan di perbatasan Trenggalek-Ponorogo cukup baik sehingga memudahkan kami memacu kuda besi seoptimal mungkin.

Sekitar pukul 05.50 WIB kami rehat lagi untuk sarapan. Sebenarnya saya pribadi belum begitu lapar, tapi karena salah satu teman sudah merasakan panggilan alam kamipun rehat untuk makan sembari menikmati secangkir kopi dan sebatang rokok.

Jalan menuju Pacitan yang baik membuat kami semangat memacu kuda besi. Sedikitnya kendaraan roda empat yang melintas memudahkan kami untuk mengoptimalkan memacu kendaraan. Sekitar pukul 07.30 kami telah tida di Kota Pacitan. Rehat sebentar untuk segera menuju rumah salah satu teman. Setiba di rumah teman, kamipun diminta untuk sarapan. Yah, apa booleh buat kalau ditawari makan ya harus diterima rezeki kok ditolak...hehehe.

Setelah sarapan sembari menikmati teh hangat dan sebatang kretek kami pun merancang perjalanan selanjutnya. Kami memutuskan untuk mengunjungi Goa Gong terlebih dahulu kemudian Pantai Klayar. Perjalanan ke Goa Gong tidak membutuhkan waktu lama sekitar 15-20 menit dari rumah teman kami.

Foto : Dukumen pribadi

Memang ini suatu keajaibabn proses alam. Stalaktit dan stalaknit yang terbentuk memenunjukkan begitu hebatnya alam.  Kamipun mengelilingi area Goa Gong. Memukul beberapa batu yang katanya menimbulkan bunyi seperti Gong. Ada beberapa batu yang memang jika dipukul berbunyi seperti gong. Suaranya berdengung merdu. Beberapa sudut goa di beri lampu penerangan yag berwarna warni sehingga menambah keindahan.

Foto : Dokumen Pribadi

Perjalanan yang cukup menyita waktu ketika menuju Pantai Klayar. Banyaknya jalan yang rusak membuat kami untuk berhati-hhati dan sering memainkan rem motor. Ditambah lagi macet diperjalanan akibat adanya mobil yang berpapasan membuat kami untuk banyak-banyak mengelus dada. Sekitar pukul 11.30 WIB kami tiba di Pantai Klayar. Dari atas Pantai klayar terlihat indah sekali. Sepanjang pantai dipenuhi kerumuhan pengunjung yang ingin menghabiskan waktu liburannya.

Foto : Dokumen Pribadi

Kami berjalan untuk mencari spot yang bagus. Namun karena udara disiang cukup panas, kami memutuskan untuk rehat disalah satu warung untuk menikmati secangkir kopi dan nasi tiwul khhas Pacitan. Melihat lalu lalang para pengunjung ditemani desiran angin yang mulai berhembus membuat kami merasa nyaman. Apalagi lantunan ombak yang menepi, ayunan daun pohon kelapa yang melambai menambah keindahhan pantai Klayar.  Setelah istirahat kami pun segera jalan-jalan menyisiri pantai sembari mengabadikan moment indah dalam gedget.



Foto : Dokumen Pribadi

The next time, kami segera berkemas untuk bertolak ke Jogja. Mengambil jalur Pracimantoro-Wonosari-Jogja. Jalanan yang mulai ramai menuju Jogja membuat kami harus hati-hati dalam memacu kendaraan. Hal ini disebabkan banyaknya mobil yang melintas untuk arus balik. Sebelum sampai di Jogja kami rehat sebentar untuk makan di sebuah angkringan khas Jogja. Menikmati nasi kucing, mendoan, dan sate ampela yang gurih. Dipadu dengan secangkir kopi hitam maupun teh hangat yang khas dan hanya ada di Jogja.

Sebelum memasuki Jogja kami memutuskan untuk rehat di Bukit Bintang. Bukit Bintang adalah salah satu tempat favorit anak muda untuk memadu kasih dan menghabiskan waktu malam sembaari menikmati gemerlap lampu kota Jogja. Sekitar satu jam kami menikmati gemerlap lampu kota Jogja segera memutuskan untukk menuju kota. tujuannya adalah Tugu kota Jogja dan Malioboro.
Foto : Dokumen Pribadi

Di Tugu Jogja kami mengabadikan moment bersama sembari menyaksikan lalu lalang para wisatawan. Baik wisatawan lokal maupun manca sangat mudah ditemui. Menambah keriuhan kota Jogja di malam hari. Melanjutkan perjalan ke Malioboro untuk mencari souvenir dan ke pusat bakpia di Pathuk..

Malam itu kami berisitirahat di kost salah satu teman dan menutup hari dengan sebuah kenangan yang tak terlupakan....

Bersambung.....

Minggu, 19 Juli 2015

SAHABAT SEJATI

SAHABAT SEJATI

Foto : Dokumen pribadi

Sahabat itu, walaupun jarang bertemu namun masih dapat bertegur sapa. Entah dengan cara apa, yang pasti, persahabatan akan terus berlanjut. Jarak bukanlahh halangan untuk sekedar tersenyum di ujung dunia masing-masing. Di sudut-sudut ruangan, di lorong, di rumah kecil atau di kamar yang sempit sekalipun kita dapat menyapanya. Walaupun tak sempat bertegur sapa, setidaknya doa-doa masih bisa terpanjatkan untuk kebaikan bersama. Jikalau belum sempat setidaknya kita tak melukai dan merenggangkan persahabatan kita. Entah bagaimana caranya yang pasti persahabatan akan terus berjalan. Diam kita bukanlah perseteruan, namun lebih kepada menjaga persahabatan. Obrolan kita bukanlah mengenai perdebatan yang tak berguna namun lebih kepada saling mengingatkan. Emosi yang meluap bukanlah bentuk kedengkian namun lebih dari itu, rasa akan memiliki sahabat yang terbaik.

Persahabatan bukan diukur dari intensitas bertatap muka. Bukan juga diukur dari banyaknya percakapan yang lahir dari sana pula. Persahabatan bukan diukur dari senyum yang setiap kali mengembang di setiap perjumpaan. Namun, persahabatan diukur dari merasa nyaman jika dekat dengannya. Walaupun jauh keberadaannya namun kita dapat merasakan kehadirannya. Entah dengan apa cara apa, dengan kenangan-kenangan yang telah terlewati, dengan kata-kata  penyemangat di kala kita terjatuh. Atau mungkin dengan ketidak adaanya yang membuat kita memahami, bahwa persahabatan itu penting.

Dan, kadang kala kita baru menyadari bahwa kita terlalu egois ketika mereka satu persatu pergi. Kadang kala kita terlalu kasar terhadap mereka. Namun, mereka yang tak pergi dan terus ada adalah sahabat sejati kita. Yang jika kita marah, ia malah tersenyum dan menepuk pundak kita sembari mengingatkan. Yang ketika kita menyakitinya namun ia malah diam dan tak membalasnya. Yang ketika kita diam pergi, ia malah mendekat dan membisikkan kenangan-kenangan bersama.

Dan, kita baru sadar bahwa sahabat sejati itu masih ada. Walaupun jarak yang terus memisahkan kita. Waktu yang terus memotong kenangan-kenangan kita. Orang-orang baru yang silih berganti hadir di kehidupan kita. Dan dunia baru yang terus bermetamorfosis bersama waktu. Sahabat sejati masih ada dalam kehidupan kita.

Mari merenung, sudahkan kita menjadi manusia yang dapat memberikan ketentraman di setiap perjumpaan dengan orang lain. Marilah kita menjadi sahabat sejati dalam setiap perjalanan ini. Mengisi kehidupan orang disekitar kita dengan kebaikan dan kebersamaan. Dengan senyuman akan sebuah kedamaian dan ketentraman hati dan jiwa....


Sabtu, 04 Juli 2015

SMK PUTRA WILIS DAN TANTANGAN MEA


SMK PUTRA WILIS DAN TANTANGAN MEA




Gunung Wilis merupakan salah satu gunung tidak aktif yang ada di Tulungagung. Di puncak gunung Wilis terdapat sebuah SMK yang telah dibuka sekitar satu tahun lalu. SMK Putra Wilis merupakan SMK yang dirintis untuk mencetak entrepreneure yang siap dalam persaingan pasar global. Apalagi, ditahun 2015 telah dibukanya kebijakan antar negara ASEAN yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN memberikan keleluasaan setiap negara untuk melakukan perdagangan ekonomi secara menyeluruh dalam lingkup ASEAN. Artinya setiap negara bebas menjual produknya ke berbagai negara anggota ASEAN. Maka dari itu, persaingan produk akan sangat ketat mengingat semua negara akan berlomba-lomba untuk memasarkan produknya secara maksimal.

Sumber gambar : Facebook Nurazizah Ekafitria Permatasariaga

SMK Putra Wilis, mencoba menjawab tantangan pemerintah dengan membuka jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Petanian. Para siswa dididik untuk menjadi entrepreneure yang siap bersaing di pasar bebas. Menciptakan inovasi produk pertanian sehingga akan meningkatkan nilai tambah. Berbagai produk yang telah dihasilkan oleh siswa SMK Putra Wilis meliputi, dodol susu, dendeng daun singkong, dll. Produk-produk tersebut harapannya akan dapat masuk di pasar domestik sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, produk-produk tersebut diharapkan akan dapat menembus pasar ASEAN.


Sumber gambar : Facebook Nurazizah Ekafitria Permatasariaga

Selain mengadakan kegiatan belajar mengajar secara formal, SMK Putra Wilis juga memberikan keleluasan siswanya untuk berkreasi dalam berbagai bidang seperti kegiatan reog, jaranan, olahraga, dll. Mereka diajarkan untuk menggali potensi yang dimiliki masing-masing siswa. Potensi yang telah tergali akan bermanfaat untuk menambah kepercayaan diri dalam menghadapi masa depan.

Sumber gambar : Facebook Nurazizah Ekafitria Permatasariaga

SMK Putra Wilis sebagai salah satu SMK di puncak gunung mencoba menjawab permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Sumberdaya masyarakat yang belum maksimal adalah salah satu permasalah yang harus dihadapi. SMK Putra Wilis mengadakan berbagai kegiatan religius seperti tadarus, ngaji kitab kuning, dll.
Sumber gambar : Facebook Toyib Ahmad

Peningkatan confidence siswa juga digali dengan dibukanya Warung Gunung. Warung Gunung merupakan salah satu icon kuliner yang ada di Gunung Wilis. Warung Gunung dikelola oleh siswa SMK Putra Wilis untuk menyediakan berbagai menu makanan  khas Gunung. Selain mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bangku sekolah para siswa diajak untuk percaya diri dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Keuntungan dari Warung Gunung 100% digunakan untuk kegiatan belajar mengajar di SMK Putra Wilis.

SMK Putra Wilis sebagai salah satu lembaga pendidikan diharapkan akan mencetak entrepreneure yang religius dan siap bersaing di pasar global.

Wilis, 3 Juli 2015