WpMag

Selasa, 25 Agustus 2015

KEBAHAGIAN, PENERIMAAN DAN PEMAHAMAN HIDUP

 KEBAHAGIAN, PENERIMAAN DAN PEMAHAMAN HIDUP


Kenapa kau malah memilih untuk menjadi petani?. Tidak ada pekerjaan lain apa?. Bukankan ijazahmu bisa untuk melamar kerja yang lebih layak?. Atau gelar yang kau punya dapat digunakan memuluskan untuk mendapatkan jabatan yang layak di pemerintah, dengan sedikit sokongan dana?. Berpuluh pertanyaan kerap kali menghampiri kita yang mengambil keputusan untuk berkeja di sektor pertanian. Entah di bidang peternakan, perikanan atau bahkan pertanian itu sendiri. Kita sering kali dihadapkan oleh pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang terdekat kita. Dibalik pertanyaan mereka, mungkin maksudnya bagus, memberikan arahan dan masukan untuk masa depan kita yang lebih baik.
 
Memang bekerja di swasta maupun pemerintah menjanjikan. Namun, tidak kah kita memikirkan ada banyak waktu yang kita korbankan. Kita terlalu dikejar oleh waktu. Datang terlambat dimarahi oleh atasan. Telat deadline kita dimaki habis-habisan. Bahkan waktu libur kita dipaksa untuk lembur. Waktu kita habis digunakan untuk meningkatkan kemajuan perusahaan. Sembari megharapkan uang tunjangan  ke 13 tiap hari raya kita menghabiskan waktu-waktu penting keluarga  untuk perusahaan.

Sekali lagi bukankan ada waktu untuk keluarga, sahabat bahkan masyarakat. Bukankah ada waktu untuk sekedar mencicipi dan bercumbu mengulang kenangan dengan sahabat kita?. Sekedar melepas penat dan beban dari rutinitas yang menyita kita selama ini. Memang hidup adalah pilihan. Pilihan untuk mengambil segala risiko demi kebahagiaan. Jika keputusan menjadi petani membuat kita bahagia, lantas mengapa kita ragu. Ragu mengenai rizki?. Menganai nafkah keluarga?. Memang pekerjaan petani saat ini dipandang sebelah mata dan tidak memberikan jaminan untuk kehidupan yang layak.

Hay, layak dan tidak bukankah tidak diukur dengan materi?. Banyak orang yang materinya berlimpah namun terus merasa kurang. Sedangkan disudut-sudut pedesaan banyak para petani yang menggantungkan pekerjaan dari sawah dan ternaknya namun meresa cukup. Lantas kenapa kita kadang bimbang. Bukankah kita disuruh untuk bekerja, soal hasilnya nanti kan Tuhan yang menentukan.


Ini bukan soal layak atau tidak. Ini juga bukan soal sejahtera atau tidak. Namun yang lebih penting ini soal kebahagian, penerimaan dan pemahaman mengenai hidup.

Minggu, 23 Agustus 2015

IYA, KAMU....

 IYA, KAMU....

Iya, orang aneh mau bagaimana lagi. Setiap obrolannya bahkan aneh. Mengenai pertanyaan serius? Kesibukan sehari-hari?, semua nothing. Gak ada, paling cuman ngobrolin ini itu gak jelas. Ngomongin orang, aduh aneh banget...hehehe.

Ya mau bagaimana lagi. Emang dasar orangnya gitu. Iya, kamu. Iya kamu. Kamu yang lagi ngetik tulisan ini. Aneh banget sih. Tidurnya malem-malem. Kadang sampek pagi. Gak ada kerjaan akhirnya nyari teman guyonan. Waduh emang dasar manusia gak mutu. Iya kamu, iya kamu, kamu yang lagi ngetik cerita ini. Wah kampret sih kamu ini. Ganggu orang yang sedang istirahat bahkan orang yang lagi sedih malah kamu ajak guyonan. Gak peka banget sih kamu ini. Iya kamu, kamu yang lagi asik mencet in tombol keyboard.

Hadeh, kamu ini. Sering ganggu orang malem-malem, ngajak ngobrolin orang bahkan ngajak ngayal sampai kemana-mana. Aduh kamu ini gimana sih, kok gak peka banget. Hayo, nanti temanmu marahh lo. Emangnya semua temanmu mau kamu ajak guyonan. Besok-besok kalau mau guyonan pilih-pilih dong. Eh, kamu itu lo. Diingetin malah ngeyel. Malah diam. Iya kamu itu lo, kamu yang lagi berfikir untuk menyelesaikan tulisan ini.

Enggak banget sih kamu ini. Gak mutu banget kegiatanmu kalau malem. Emangnya gak pingin istirahat. Sekali-kali tidur jam sembilan gitu kenapa?. Eh kamu itu gimana sih, diingetin malah sewot. Iya kamu itu lo. Malah masih asik ngetik tulisan ini.

Mikir dong. Iya kamu itu harus mikir. Gak semua orang sama to. Makanya jangan suka guyonan yang sampai kebablasan ya.

Kok tulisannya semakin gak nyambung ya. Emang dasar orangnya yang gak jelas. Jangan deket-deket dengan ini orang. “Uwong suwong” ya memang gak jelas pekek banget.


Kalau bingung dengan tulisannya ya harap dimaklumi. Yang nulis aja gak jelas apalagi tulisannya. Hehehe.

Senin, 17 Agustus 2015

GURU KESABARAN

 GURU KESABARAN

Sesungguhnya guru kesabaran itu adalah mereka para petani yang setiap hari pergi ke ladang. Para tukang becak yang setiap hari mengayuh melintasi jalanan kota, para buruh gendong di pasar, pedagang kaki lima, dan pekerja kasar yang setiap hari harus berhadapan dengan kerasnya kehidupan. Mereka yang masih dan terus berjuang akibat kebijakan negara yang tak karuan.

Setiap kali pemimpin negara ganti dan wakil rakyat yang duduk di parlemen berubah mereka tetap saja dalam hidup yang sederhana. Setiap kali kebijakan berubah, program untuk kesejahteraan yang bahkan mereka pun kadang tak pernah merasakannya namun mereka masih saja tetap bertahan. Apakah yang membuat kita ragu untuk belajar ilmu kesabaran dan qona'ah hidup kepada mereka?. Bukankan setiap kenaikan BBM akan diikuti kenaikan barang membuat kehidupan mereka tercekik. Namun mari kita saksikan dan kita resapi, dan mereka tetap survive dengan kebijakan pemrerintahh tersebut.

Bukankah mereka penggerak ekonomi mikro yang menyelamatkan kita dari berbagai krisis yang sempat menimpa negari ini. Dan kita lupa mereka bahkan seringkali tak pernah disebut sebagai pahlawan. Tak pernah disinggung dalam penyelamatan dan keberlangsungan roda ekonomi negeri ini.

Mereka memang tak membutuhhkan itu semua. Karena mereka adalah orang-orang yang sabar dan tak menginginkan itu. Mereka masih saja hidup ditengah sistem negara yang entah apa namanya. Kapitalis? Atau liberalis? Ah, tidak penting. Yang penting bagi mereka dapat memberikan manfaat kepada manusia lain. Mereka manusia yang tak bergantung pada negara bahkan negaralah yang bergantung pada mereka. Mereka tidak bisa di pengaruhi oleh negara karena ada tidaknya negara, mereka tetap bisa hidup. Namun negara sangat bergantung pada mereka.

Kini mereka berada pada posisi terpinggirkan dari sistem yang katanya demokrasi. Namun bagi mereka itu tak mengapa karena semakin terkucilkan dan terdzalimi semakin meningkat derajatnya.


Minggu, 16 Agustus 2015

RINDU ITU....

 RINDU ITU....

Rindu itu ketika doa-doa yang kita rapalkan menguntai kelangit dalam frekuensi sama

Rindu itu, ketika air yang mengalir dali hulu, menikung tajam dikelokan, menghujam deras di bebatuan dan ia akan menemukan samudra kesabaran

Rindu itu, ketika jarak dan waktu memisahkan namun tetap bertegur sapa dalam setiap rapalan doa yang dipanjatkan

Rindu itu, sumber air yang memancar di panasnya padang pasir.


Dalam setiap waktu, dalam sudut tempat yang berbeda rindu selalu hadir sebagai lagu yang terus memainkan ritme kehidupan.

Sabtu, 15 Agustus 2015

BERFIKIR JERNIH MENGENAI TEMBAKAU DAN ROKOK

BERFIKIR JERNIH MENGENAI TEMBAKAU DAN ROKOK

Dewasa ini gencar sekali iklan yang menentang rokok. Mulai dari masyarakat biasa, LSM, pemerintah, dan bahkan institusi pendidikan semua berbondong-bondong menentang keberadaan rokok. Mengkampanyekan mengenai bahaya rokok. Kita pastinya sudah mengetahui bahaya rokok mulai penyakit jantung, impotensi sampai gangguan kehamilan. Banyaknya kampanye penentangan rokok ini membuat kita seringkali ikut arus dalam pemikiran mereka. Alangkah baiknya kita mulai berfikir jernih mengenai hal ini.

Pertama, selama ini baik pemerintah maupun masyarakat luas menentang keberadaan rokok dan mengkampanyekan bahaya merokok. Satu hal yang perlu dicatat, sering kali kita lupa bahwa melakukan penentangan dengan cara frontal malah biasa mengakibatkan perlawanan. Alangkah baiknya jika pemerintah maupun masyrakat mulai berfikir untuk melakukan pendekatakan dengan cara memberikan pemahaman mengenai manfaat tembakau khususnya, selain digunakan untuk rokok. Mensosialisasikan kepada para petani di desa-desa mengenai manfaat tembakau selain diolah menjadi rokok akan sangat efektif dan bisa mengurangi konsumsi rokok. Tidak hanya itu, pemerintah diharapkan mampu menjembatani para petani dengan swasta untuk mengolah tembakau menjadi produk yang tidak hanya digunakan untuk rokok namun menjadi produk yang lebih bermanfaat untuk kesehatan.

Kedua, selama ini mereka yang menentang keberadaan rokok menganggap rokok seolah menjadi barang yang terlarang dan tanpa manfaat sedikitpun. Memang ada benarnya, namun  jika kita berfikir lebih luas sesuatu yang berlebihan akan berbahaya bagi yang mengkonsumsinya. Tidak jauh-jauh makanan pun jika dikonsumsi berlebihan akan berbahaya untuk kesehatan. Seperti contohnya berbagai makanan siap saji yang banyak beredar dipasaran akan sangat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebih. Lantas bagaiman rokok jika dikonsumsi tidak berlebih?.Barangkali ini perlu kajian  dan penelitian lebih dalam.

Terakhir, kita seringkali terbawa arus dengan banyaknya pemberitaan di media. Dan lupa bahwa kita harus berfikir jernih dan luas untuk mengambil sikap dalam setiap pemberitaan yang menyangkut masyarakat luas. Agar kita tak mudah terkecoh dengan isu yang seringkali dihembuskan.


Walaupun rokok berbahaya kita harus berfikir jernih dalam mengambil sikap. Bukankah Tuhan telah menciptakan semua yang ada di bumi ini ada manfaatnya. Mari kita ambil manfaat dari tembakau khususnya dan rokok pada umumnya.