18-19 februari 2012
PERHATIKAN SIKAP DAN
TINDAKAN KITA
Ternyata sms yang tidak sengaja
atau iseng itu kadang salah arti oleh si penerima. Terkadang itu (sms) menjadi
penyebab keruhnya suasana. Disadari atau tidak, aku baru sadar bahwa itu aku
alami. Malem minggu, iseng gak ada kerjaan, akhirnya aku mengirim sebuah sms
pada seorang temen ku. Seketika ia tak membalas.awalnya, ah memang aku Cuma
iseng sms. Gak aku pikirin.
Pagi hari, tak sengaja ada sms
dari seseorang. Seketika kubuka HP mungilku. Hp yang lusuh termakan usia itu,
selalu menemaniku disetiap waktu. Hp bergetar, langsung kubuka. Ternyata sms
dari temanku yang tadi malem aku sms. Oh ya lupa aku, nama temanku ini sebut
saja Dwi. Cewek yang baru aku kenal ini berasal dari luar jawa. Tubuhnya kecil
gak, besar juga gak. Biasa saja. Ia berkerudung dan kini memasuki semester
akhir di universitas negeri yang ternama di Indonesia. Kubaca sms yang ia kirim
“aku gak ngerti, maksudnya apa?”
Kuanggap itu biasa, langsung aku
bales sms nya
“gak kok, cuman iseng tadi malem,
gak ada kerjaan jadi aku sms itu pada teman-teman”
Akhirnya terjadilah dialog lewat
sms. Sebuah dialog, aku juga gak begitu mengerti maksudnya. Tapi lambat laun
menceritakan runtut permasalahannya. Setelah aku pikir2 ternyata sms ku tadi
malem kayaknya menyinggung Dwi. Segera aku minta maaf,
“maaf ya, atas ketidak sengajaan
sms ku tadi malem”
Ia tak menjawab sms ku, dan hanya
diam. Setelah aku piker lagi, kayaknya masalah yang ia hadapi cukup berat. Aku
hanya diam, daripada aku meneruskan sms dengannya malah memperkeruh suasana.
Kubiarkan semua ini. Biarlah, semoga ia diberi kesabaran dalam menjalani
masalah ini.
Akhirnya aku merenung, ku buka
lembaran demi lembaran memori diotakku. Ku telusuri, sejenak diam, kemudian
bicara dalam hati.
“Diam itu kadang kala lebih baik,
dan tak berteman itu juga lebih baik, untuk menjauhkan segala sesuatu selain
ALLOH. Uzlah adalah jalan untuk menuju lebih dekat padaNya”. Sebuah mozaik yang
aku temukan dalam sebuah kitab karya ulama besar Imam Al Ghazali yatu “Minhajul
Abidin” mengingatkanku atas segala tindakanku. Isinya kurang lebih gitu, aku
juga agak lupa. Yang aku inget itu, ya masalah Uzlah….hehehe
Ku tarik kesimpulan perenunganku.
Namun aku sadar sebagai mahkluk social, aku tak bisa hanya diam. Mungkin pelajaran
yang aku dapatkan adalah, bahwasanya kadang kala kita harus diam dan hati-hati
dalam bertindak. Barang kali apa yang kita anggap benar dalam tindakan kita,
malah merugikan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar