Lulus dari Universitas ternama
seperti Gadjah Mada adalah suatu kebanggaan tersendiri. Apapun jurusannya, yang
penting lulusan UGM. Banyak dari mereka lulus dari UGM melanjutkan S-2 di dalam
negeri atau mendapatkan beasiswa untuk icip-icip studi di luar negeri. Ada lagi
yang memasuki dunia kerja dengan menjadi pegawai BUMN, swasta atau jadi abdi
negara. Semua adalah impian dari masing-masing orang.
Lulus ditahun 2014 saya
memutuskan untuk menggeluti dunia yang jarang sekali orang meliriknya. Langsung
terjun di dunia perikanan. Awalnya saya membuka lahan untuk budidaya ikan,
jatuh satu-dua kali akhirnya banting setir di dunia pertanian. Hem, awalnya
ragu-ragu sih. Tapi apa boleh buat, ini adalah piilihan. Mimpi yang dulu
terpendam kini mulai datang kembali. Mendalami dunia pertanian sembari
membangun kembali mimpi jadi seorang entrepreneure.
Menggeluti dunia pertanian mulai
menanam padi, jagung sampai tembakau sudah terlewati. Banyak hal yang mesti
diperbaiki dalam sistem pertanian kita saat ini. Penggunaan pupuk anorganik,
obat, maupun sistem pertanian kita jauh dari kata tepat.
Pertanian kita tersandera dengan
sistem yang ada. Kita terlalu polos dengan dicekoki oleh para pedagang-pedagang
kapitalis. Menelan pil yang katanya manis, namun berefek fatal. Mengobati
memang, tapi sering kambuh, bahkan bisa terjadi komplikasi. Yah itulah
pertanian kita.
Sementara disektor perikanan kita
masih terjerat dalam sistem pemasaran yang terlalu banyak campur tangan
orang-orang yang mencari keuntungan. Makelar, perantara atau apalah namanya,
yang pasti belum efisien dan efekti sistem yang ada dalam pemasaran perikanan.
Over produksi, ekonomi yang lesu
menjadi isu yang terus dihembuskan oleh pemain-pemain pasar kita. Dan bahkan
manipulasi data dari para pemangku jabatan adalah hal yang lumrah ditemui.
Sebenarnya kecil sih, tapi ketika ini
menyangkut ranah seluruh Indonesia jadinya aneh gitu. Hem, kayaknya saya terlalu
muluk-muluk membahasnya kalau sampai ranah pusat. Lawong seorang petani kok ngomongnya dleming kayak pengamat.
Mengenai sistem pertanian kita,
ada yang mesti diperbaiki bersama. Mensosialisakan pentingnya pertanian
organik, mulai dari pusat sampai dari akar pemeran utamannya saitu petani.
Wahai para mahasiswa, ayoo turun tangan untuk mengkampanyekan organic farming.
Sektor perikanan nampaknya akan
terasa sulit terselesaikan ketika menginjak permasalahan pemasaran. Karena ini
menyangkut para pemain-pemain pasar yang telah bercokol lama. Ini telah menjadi
budaya. Apa yang bisa dilakukan?. Ya kita mesti membuat sistem baru dalam
melakukan pemasaran. Paling tidak, kita perlu untuk membuat pasar baru sebagai
penyeimbang sistem pasar yang telah ada. Memutus rantainya dengan sistem yang
kita buat. Kalau masih belum ampuh, ya pasrah aja. Hidup mesti dijalani. Hehehe
Salam dari petani kecil nun jauh
disana. Menunggu uluran tangan dari pemerintah yang kadang tak sampai. Hanya
dapat melihat dari bawah sembari mengharapkan keajaiban untuk sebuah Indonesia
yang berdaulat. Terus mencangkul walaupun tanah semakin keras, terus berjalan
dilumpur walaupun banyak kubangan yang dalam. Terus tersendat dan terhimpit
oleh bangunan-bangunan yang katanya sebagai simbol kemajuan zaman.
Tetap berjuang, untuk Indonesia
yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar