WpMag

Sabtu, 26 September 2015

MASIHKAH MINDER JADI PETANI?

MASIHKAH MINDER JADI PETANI?

Kehidupan petani
Ada fikiraan yang menggelitikku untuk terus memainkan keyboard. Ada sesuatu yang harus dikeluarkan. Menuliskan sebuah fenomena yang ada di masyarakat. Suatu kejadian, pola pikir masyarakat, atau hal-hal sepele yang kadang menggelitikku untuk dituliskan.

Dewasa ini, para pemuda memilih untuk bekerja disektor-sektor yang menjanjikan. Bekerja jadi pedawai negeri yang gajinya tiap bulan dapat diandalkan. Atau jika tidak, bisa juga jadi pegawai swasta yang gajinya rendah sampai tinggi. Para pemuda dengan susah payah menggapai mimpi-mimpinya. Entah lewat jelan depan atau jalan belakang. Semua tergantung diri masing-masing.

Fenomena yang agaknya menggelitikku ketika pemuda desa mulai memiliki pemikiran yang berbeda dengan para pendahulunya. Ketika, pekerjaan jadi petani mulai dipandang sebelah mata. Tak ada pilihan memang, saat ini petani adalah salah satu pekerjaan yang dinilai kurang menjamin kehidupan dimasa yang akan datang. Apalagi petani kecil dengan luas lahan kurang dari setengah hektar. Belum lagi para buruh tani yang tak memiliki lahan.

Pemuda-pemuda desa mulai meninggalkan tanah kelahirannya. Merantau ke kota untuk mengadu nasib. Meninggalkan tanah leluhurnya, kearifan nenek moyangnya dan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakatnya. Demi sebuah harapan baru mereka kadang berfikir instan untuk mencapai sebuah tujuan. Kehidupan yang layak dan diharapkan akan menjamin hari tuanya.

Hay, pemuda desa. Ayo berfikir ulang mengenai keputusan yang kita ambil. Memang benar untuk saat ini pekerjaan jadi petani belum menjamin hari tua. Namun bukankah rezki manusia telah ditentukan. Tinggal kita mau bergerak menjemputnya atau tidak. Bukankah tugas kita untuk menjemputnya dengan cara apapun selagi sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dan kita tak punya hak untuk mengurusi hasilnya.

Malu dicibir teman karena jadi petani?. Coba deh dipikir lagi. Bukankah dengan cara jadi petani kita ikut rembuk menghidupi bangsa Indonesia. Mencukupi kebutuhan masyarakat mulai dari beras, jagung, ketela atau bahan pokok lainnya. Bukankah itu juga sebuah kebaikan jika diniati dengan benar.

Gengsi?. Apakah kita masih gengsi jadi petani?. Yah, coba deh difikir-fikir lagi. Ada ungkapan “jika kaya jadilah pengusaha, jika hidup terjamin jadilah pegaawai, namun jika hidup bahagia jadilah petani”. Lantas kenapa masih bimbang?. Wajar jika masih bimbang. Namun ada poin yang harus digaris bawahi “bahagia bukan mengenai seberapa banyak uang yang kita miliki, bukan seberapa tinggi jabatan yang kita punyai tapi seberapa luas pemahaman dan penerimaan  hidup yang ada dalam diri”.

Maka bahagia itu bisa hadir dimana saja. Entah menjadi pegawai negeri, pengusaha dan bahkan petani sekalipun. Kesimpulannya kita ingin hidup bahagia atau ingin kaya?. Kekayaan memang bisa mengantarkan hidup bahagia. Namun kekayaan belum tentu menjamin hidup kita bahagia. Coba deh difikir-fikir lagi.


Karena bahagia adalah hak semua orang yang mau mengusahakannya. Hati yang lapang, fikiran yang jernih dan tindakan yang terpuji. Maka jadi petani pun kita memiliki hak yang sama untuk bisa bahagia. 

Rabu, 23 September 2015

KIAT SUKSES MENYELESAIKAN SKRIPSI TEPAT WAKTU


KIAT SUKSES MENYELESAIKAN SKRIPSI TEPAT WAKTU


Skripsi merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus dijalani bagi mahhasiswa. Beban mata kuliah Skripsi cukup besar dan merupakan syarat kelulusan. Menyelesaikan skripsi artinya kita telah menyelesaikan tugas di kampus dan pantas mendapat gelar sarjana. Entah itu sarjana teknik, sarjana ekonomi, maupun sarjana perikanan mereka harus menyelesaikan skripsinya.

Bagi mahasiswa tingkat akhir skripsi adalah salah satu momok yang sering dijauhi. Skripsi adalah hantu yang menakutkan. Banyak diantara mahasiswa yang harus rela meninggalkan dunia kampus karena masalah skripsi. Ada  yang putus ditengah jalan karena bingun mencari judul. Ketika judul telah dapat namun sering ditolak oleh dosen pembimbing. Ada pula yang meninggalkan skripsi karena kesulitan dalam menulis.

Kali ini ada tips yang mungkin dapat membantu bagi mahasiswa tingkat akhir khususnya dan bagi mahasiswa baru pada umumnya. Semoga beberapa tips ini dapat membantu dalam penyelesaian skripsi kalian.

1.       Pahami sikap dosen

Memahami sikap dosen pembimbing adalah salah satu syarat wajib bagi mahasiswa tingkat akhir. Memahami kebiasaannya, cara membimbing mahasiswa maupun apa yang disukainya. Misalnya ada dosen yang memiliki kebiasaan kalau konsultasi dibatasi pada jam-jam tertentu. Ada beberapa dosen yang menempelkan jadwal konsultasi bagi mahasiswanya di pintu ruangan. Maka, kita harus mematuhi aturan dosen, jika tidak sering kali kita kena marah karena mengganggu jadwal dosen pembimbing.

Ada dosen yang membimbing mahasiswanya dengan cara memberikan deadline-deadline dalam menyelesaikan skripsi. Maka dengan memahami cara membimbing kita akan dengan mudah dan dapat menyesuaikan dengan cara membimbingnya.

Beberapa dosen ada yang menyukai makanan atau minuman tertentu. Kita harus pandai-pandai memahami kesuakaan dosen pembimbing. Bukannya kita melakukan penyuapan namun ini agar dosen mood dalam membimbing mahasiswanya.

2.       Banyak membaca pustaka

Memcari pustaka adalah kewajiban bagi mahasiswa yang sedang menghadapi skripsi. Kita kadang harus bolak-balik dari kampus ke perpus jurusan-perpus pusat dan kembali ke kampus lagi untuk mencari pustaka. Jangan pernah putus asa untuk mencari pustaka dalam menyelesaikan skripsi, karena dengan banyak mencari dan membaca pustaka akan mempermudah dalam menyelesaikan skripsi. Selain menambah pengetahuan kita akan mengetahui bagaiamana penulis-penulis itu menyusun buku karangannya sehingga kita akan mudah dalam menyusun skripsi.

3.       Bertanya pada kakak angkatan yang telah lulus

Tidak ada salahnya kalau kita sering membangun komunikasi dengan kakak angkatan yang telah lulus. Selain mempererat tali silaturrahim kita juga dapat bertanya mengenai kiat-kiat mereka dalam menyelesaikan skripsinya. Jika kebetulan kakak angkatan dulunya dibimbing oleh dosen yang sama dengan kita, maka kita dapat bertanya kebiasaan dan cara menghadapi dosen pembimbing. Kita juga bisa mendapatkan pustaka mulai seperti jurnal, buku dan skripsi dari kakak angkatan 

4.       Refreshing

Kadang ketika menghadapi skripsi kita merasa jenuh karena judul ditolak dosen. Boleh jadi kita jenuh karena sulit mendapatkan pustaka yang disarankan dosen pembimbing. Mungkin kita perlu untuk merefresh otak sebentar dari rutinitas skripsi. Kita bisa jalan-jalan ke pantai, tempat wisata maupun taman kota untuk melepaskan penat dari rutinitas skripsi. Setelah refreshing kita dapat bangkit dan mengerjakan skripsi yang sempat tertunda. Perlu dicatat, kita harus pandai membagi waktu agar kita tidak terlena karena melakukan refreshing.

5.       Buat deadline

Kita perlu membuat deadline dalam menyelesaikan skripsi. Menyusun deadline sendiri agar target lulus tepat waktu dapat tercapai. Jika perlu tempel target yang akan kita capai setiap harinya di dinding kamar kost. Hal yang perlu diperhatikan adalah bersikap tegas terhadap diri dalam disiplin menyelesaikan skripsi. Sering mahasiswa telah menyusun jadwal dan membuat deadline dalam menyelesaikan skripsinya namun lagi-lagi gagal. Mereka kurang tegas dan terlena karena sering menunda jadwal yang dibuatnya sendiri.

6.       Kurangi kegiatan kampus yang tidak produktif

Kegiatan kampus adalah salah satu hal yang tak bisa dipungkiri oleh mahasiswa. Mulai dari ikut organisasi kampus , UKM bahkan organisasi diluar kampus. Setelah kita menginjak semester akhir, alangkah baiknya kita mengurangi kegiatan kampus yang kurang produktif. Bukan berarti kita meninggalkan kegiatan kampus seratus persen. Kegiatan kampus sebenarnya banyak manfaat selain menambah teman kita dapat berlatih cara komunikasi dan menyelesaikan masalah secara bersama. Mengurangi kegiatan kampus akan memberikan waktu yang lebih bagi kita untuk memfokuskan dalam menyelesaikan skripsi.

7.       Persiapkan mental

Mengerjakan skripsi harus memiliki mental kuat. Kenapa? Karena kita akan menghadapi dosen pembimbing yang kadang pemikirannya berbeda. Seringkali pendapat kita tidak disetujui oleh sang dosen. Akhirnya kita putus asa karena tidak dapat mencari apa yang diminta oleh dosen. Mental yang kuat akan membantu kita dalam menyelesaikan skripsi yang tengah dihadapi. Walaupun dosen meminta mencari pustaka yang sulit atau sering dimarahi olehnya kita akan kuat menghadapinya dan dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.

8.       Bersikap rendah hati di depan dosen

Bersikap rendah hati di depan dosen pembimbing adalah salah satu cara agar kita dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu. Bersikap rendah hati dengan cara mendengarkan masukan dosen dan mematuhinya adalah cara yang dapat dilakukan. Jangan kita bersikap menggurui dosen karena pada dasarnya dosen adalah guru kita. Kalaupun kita berbeda pendapat dengan dosen bersikaplah rendah hati dan sampaikan dengan bahasa yang baik. Jangan sampai kita berbeda pendapat namun menyampaikannya dengan cara yang kurang sopan. Bisa-bisa bukan solusi yang didapat malah kita dipersulit oleh dosen dalam menyelesaikan skripsi.

9.       Sabar dalam menghadapi skripsi

Sabar adalah salah satu kunci dalam menyelesaikan skripsi. Seringkali dosen pembimbing keluar kota untuk menyelesaikan proyek atau urusan kampus. Kadang draft skripsi kita belum dikembalikan sesuai yang dijanjikan oleh dosen. Maka kita harus sabar dalam menghadapinya. Jangan sampai karena dosen pembimbing terlalu lama mengoreksi skripsi membuat kita malas ke kampus dan meninggalkan skripsi kita.

10.   Kerjakan dan kerjakan

Tips agar sukses dalam menyelesaikan skripsi adalah mengerjakannya. Tak ada waktu bersantai-santai dan menunda skripsi. Kita harus tegas pada diri, jika ingin lulus tepat waktu adalah dengan mengerjakannya skripsi segera. Bukan kita terus terlena dan melupakan skripsi. Kini saatnya terus berusaha dan berusaha. Terus membaca dan menulis.

11.   Berdoa

Hal yang sering kalai dilupakan oleh mereka yang menghadapi skripsi adalah berdoa. Meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk diberi kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi. Tak lupa meminta agar diberi keberkahan dan manfaat dari skripsi yang kita susun. Apapun agamanya, apapun keyakinannya setelah kita berusaha semaksimal munkin kita berdoa dan menyerahhkannya kepada Tuhan

Semoga beberapa tips tersebut dapat membangkitkan semangat kita dalam menyelesaikan skripsi. Skripsi bukan momok yang menakutkan sehingga harus dihindari. Skripsi bukan sebuah hantu yang harus ditakuti. Namun, skripsi adalah tangga yang harus dilalui agar kita dapat menyelesaikan bangku kuliah dan mendapatkan gelar sarjana. Selamat mencoba dan semoga berhasil dalam menyelesaikan skripsinya.


CATATAN RELAWAN FBM 2015

CATATAN RELAWAN FBM 2015

Hari berikutnya target harus terpenuhi. Semua surat harus selesai tersampaikan dengan baik ke sekolahh-sekolah. Akupun memutuskan untuk mengajak salah satu temen. Sebenarnya dia ini gak tau Sendang, dan dengan cara ini aku bisa mengajak ia  untuk jalan-jalan ke Sendang. Akhirnya dia pun aku sindir “Dolanmu mek adoh endok”. Maksudnya jalan-jalanmu jauh telur yaitu makna sindirian dimana telur yang gak punya kaki aja bisa dikirim kemana-mana bahkan sampai luar pulau. Kamu yang punya kaki dan bisa naik kendaraan aja gak tau mana-mana.

Foto : Dokumen Pribadi
Surat pertaman adalah ke SMP 1 Karangrejo. Disana akupun ngajak ngobrol salah satu staf gurunya.
“Pak, kalau siswa sini biasanya ikut lomba menulis apa saja?” tanyaku

“Ya ikut, tapi menulis yang olimpiade (maksudnya karya tulis ilmiah)”

“Kalau lomba cerpen dan sebagainya”

“Kayaknya belum mas”

“Iya Pak, kebetulan ini memang yang pertama di Tulungagung”

Lanjut, surat aku sampaikan ke SMA 1 Karangrejo, SMP 2 Karangrejo dan SMP Kristen Sendang. Di SMP Kristen Sendang akupun ngajak ngobrol lagi ke beberapa staf TU. Kesimpulannya selama ini memang untuk lomba menulis khususnya cerpen, geguritan, cerkak memang jarang sekali ada dan bahkan mungkin ini yang pertama. Di SMP Sendang wajah-wajah staf Tu nya ramah. Aku pun dipersilahkan duduk dan mengisi daftar tamu yang telah di sodorkan. Mungkin SMP swasta, memang pelayanan yang nomer satu.

Foto : Dokumen Pribadi

Terakhir surat yang harus disampaikan adalah ke SD-SMP 1 Atap. Letaknya cukup jauh. Kira-kira dari kantor Kecamatan Sendang sekitar 7-8 kilometer. Namun karena ini adalah amanat yang harus aku sampaikan, akhirnya akupun sampai di SD-SMP 1 Atap. Dari sebelah sekolah aku bisa menyaksikan kota Tulungagung dari ketinggian. Terlihat rumah, pabrik, jalan raya, menghiasi kota Tulungagung. Ternyata Tulungagung memiliki panorama yang gak kalah indah bila dibandingkan kota lain. Lantas kenapa ini semua tidak digarap oleh pemerintah dengan serius?. Jika menilik Jogja, sebenarnya potensi Tulungagung gak kalah. Seperti contoh daerah hutan pinus Mangunan di Jogja. Hanya modal pohon pinus yang menjulang dan lingkungan yang bersih bisa jadi tempat wisata. Di daerah Kecamatan Sendang pun ada. Beberapa ruas jalan di penuhi pohon pinus yang menjulang dan rindang. Jika ini digarap serius dengan publikasi yang bagus mungkin bisa menjadi alternatif lain untuk wisata alam.

Selasa, 22 September 2015

CATATAN RELAWAN FBM 2015

CATATAN RELAWAN FBM 2015

Siang udara kota Tungagung cukup panas. Jika ditaksir suhunya sekitar 33 0C. Ada beberapa tugas yang harus diselesaikan hari ini. Pertama mengantar buku ke rumah temen dan kedua mengantarkan surat untuk Festifal Bonorowo Menulis 2015. Ada beberapa surat yang haru diantar ke sekolah-sekolah di Kecamatan Sendang dan Karangrejo. Kedua kecamatan tersebut bersebelahan jadi lebih mudah dan efisien nantinya dalam mengantarkan karena satu jalur.

Rencana awal untuk mengirimkan surat ke SMP 1 Karangrejo kemudian naik ke SMA 1 Karangrejo. Namun karena salah satu temen minta untuk dibawakan buku yang telah ia pesan akhirnya harus memutar arah ke SMP 2 Sendang terlebih dahulu. Akupun memutuskan untuk mengambil jalur berbeda dari rencana awal yaitu melewati desa Babadan, Bungur dan kedoyo. SMP 2 Sendang terletak di Desa Kedoyo. Desa kedoyo ini termasuk di daerah ketinggian sehingga view Tulungagung dapat dinikmati di daerah tersebut.

Setelah mengantarkan surat dari SMP 2 akhirnya aku pun mengantarkan pesananan buku di salah satu teman. Perjalanan berlanjut untuk mengantarkan surat ke beberapa SMP di Sendang. Apa boleh buat, waktu terasa sangat cepat. Sehingga akupun hanya dapat menyelesaikan 2 surat. Jauh dari target awal dimana akan aku selesaikan semua surat ini ke sekolah-sekolah. Ternyata aku menyadari bahwa, aku bukanlah kurir surat yang handal. Patut menjadi catatan bahwasanya, memprediksi masa depan tidak lah dengan kata-kata dan rencana. Namun dengan tindakan nyata.


Rencana awal gumamku hatiku “apalah, surat tak ada 10, paling sehari selesai”. Tapi ada beberapa kendala yang tak dapat aku prediksi. Dan pada titik ini, aku merasakan bahwasanya manusia hanya dapat merencanakan, namun Tuhanlah yang menentukan.

Bersambung.....

Jumat, 18 September 2015

BAB 2. KONFLIK SOSIAL

BAB 2. KONFLIK SOSIAL

Keterangan : kehidupan masyarakat desa

Masyarakat desa merupakan salah satu komunitas  yang menggambarkan kehidupan masyarakat yang ideal. Budaya yang masih dijunjung tinggi, kearifan lokal yang masih mengakar, sampai hal-hal sepele yang dapat dengan mudah kita jumpai. Kemajuan zaman mengantarkan masyarakat desa pada sebuah pilihan yang berat. Tuntutan ekonomi menjadi landasan dasar masyarakat untuk hijrah ke kota. Banyak kita jumpai masyarakat yang melakukan urbanisasi ke kota dengan  tujuan untuk merubah nasib. 

Keterangan : kehidupan masyarakat kota

Kota merupakan salah satu tempat tujuan untuk urbanisasi. Urbanisasi yang besar akan menimbulkan berbagai permasalahan. Banyaknya orang dari berbagai latar belakang datang dengan tujuan masing-masing ke kota. Akibatnya terjadilah berbagai permasalahan yang timbul seperti rasa acuh antar warga, kesenjangan sosial, kesadaraan dalam bermasyarakat, keamanan kampung sampai pengangguran bahkan tingkat kriminalitas tinggi.


Bagaimanakah tanggapan kalian (saudara) dalam menghadapi berbagai permasalahan tersebut. Berikanlah solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Selasa, 15 September 2015

MUSIM PANEN TEMBAKAU


MUSIM PANEN TEMBAKAU

Foto : Dokumen pribadi

Musim panen tembakau telah tiba. Para petani tembakau tengah siap menghadapi musim panen yang dimulai bulan september ini. Banyak para petani yang tengah panen tembakau. Entah dijual daun yang masih basah atau dirajang sendiri tergantung masing-masing. Biasanya para petani yang memilih menjual daun basah karena terkendala beberapa hal seperti biaya untuk pengeringan yang mahal, tenaga, serta waktu yang cukup lama.

Tembakau Kalituri adalah jenis tembakau yang biasa masyarakat tanam di daerah Kabupaten Tulungagung. Asal-usul nama tembakau Kalituri sampai saat ini simpang siur. Belum ada riset pasti mengenai asal-usul penamaan jenis tembakau Kalituri. Namun disalah satu sentral tembakau di Tulungagung terdapat sebuah kempung dengan nama Kalituri. Entah nama jenis tembakau Kalituri ada hubungannya dengan nama sentral tembakau tersebut, sampai saat ini belum ada jawaban yang pasti.

Tembakau Kalituri memiliki karakter yang berbeda bila dibandingkan dengan tembakau Temanggung,paiton atau srintil.  Tembakau Kalituri memiliki daun yang lebar dan tebal. Hal ini dikarenakan pada usia dewasa (2 bulan) ujung tanaman di pangkas agar tidak tumbuh tinggi. Tujuannya distribusi makanam pada tanaman digunakan untuk melebarkan dan menebalkan daun.

Proses pemangkasan ujung tanaman ini, masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama “Munggel”. Setiap 1-2 minggu sekali antara sela daun dengan batang  terdapat tunas yang mulai tumbuh besar. Maka tahap berikutnya yaitu pembersihan tunas tersebut agar makanan yang digunakan tanaman dapat dengan maksimal dimanfaatkan untuk pelebaran dan penebalan daun. Hal ini dikarenakan tembakau adalah salah satu tanaman yang dimanfaatkan daunnya bukan batang atau bunganya.  Proses pemangkasan tunas biasanya 2-3 kali tergantung kondisi tanaman. Proses ini masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama “wiwil”.

Mendapatkan tembakau kering diperlukan waktu sekitar 5-6 hari. Setelah daun di panen, diperlukan waktu 2 hari disimpan agar tembakau matang dengan ciri warna daun menguning keemasan. Daun yang telah menguning kemuadian di hilangkan batang daunnya dan selanjutnya dilinting sebesar paha orang dewasa. Besoknya, daun yang telah dilinting tersebut dirajang halus dan selanjutnya di tata pada papan bambu (jawa : Idek). Dibutuhkan waktu 2 hari untuk mengeringkan daun tembakau yang telah dirajang.


Proses terakhir adalah pengemasan tembakau. Tembakau yang telah benar-benar kering kemudian di lipat memnetuk persegi panjang. Tumpukan tembakau yang elah dilipat tersebut kemudian diikat dengan menggunakan tali rafia. Setelah tertata rapi ikatan tembakau tersebut dimasukkan kedalam plastik. Tujuannya agar tembakau yang telahh kering dapat awet dan tidak mudah terkontaminasi baik oleh udara, hewan, maupun yang lainnya. 

Foto : Dokumen pribadi

Jumat, 11 September 2015

KEWASPADAAN DAN KESADARAN MODERN

 KEWASPADAAN DAN KESADARAN MODERN

Manusia adalah mahkluk yang unik. Ia memiliki akal yang membuatnya untuk terus berkembang. Saat kecil manusia belajar tengkurap-merangkak-berdiri sampai berjalan. Semua adalah proses alamiah yang dialami manusia. Saat usianya menginjak 6 tahun ia mulai masuk sekolah dan diajarkan cara membaca dan berhitung. Kian hari usianya bertambah dan bertambah pula apa yang dipelajarinya. Diusia belasan ia mulai mengenal mengenai rasa ke lawan jenis. Ia mulai mencari jati dirinya. Semakin dewasa ia akan mulai dihadapkan oleh lingkungan yang menyambutnya untuk menghadapi hiruk pikuk dunia.

Pada titik tertentu, manusia dewasa perlu kesadaraan modern dalam menyambut kehidupan dunia yang semakin kompleks. Belajar mawas diri apa yang tengah terjadi dengan berbagai konspirasi sistem yang telah membelenggu dunia. Sistem kapitalis telah membelenggu negara-negara dibelahan dunia. Menimbulkan effect pola hidup hedon yang kadang kita tak menyadarinya. Segala produk telah dihasilkan oleh perusahhaan multinasional bahkan internasional. Semua diiklankan di Televisi nasional. Disajikan secara apik sehingga membuat kita terperdaya.

Inilah pola hedon yang telah merasuk dalam pikiran kita. Memaksa kita tak berdaya untuk memuaskan diri. Merasa kurang dengan segala yang ada. Apa yang baru dan berasal dari negara maju diangga perlu ditiru. Perlu dibeli untuk menjaga gengsi dengan rekan kerja, tetangga bahkan orang-orang kecil sekalipun.

Pruduk kesehatan, kebugaran, kecantikan bahkan sampai alat yang menunjang kehidupan manusia terasa tak asing ditelinga kita. Semua produk tersebut hilir mudik menghiasi iklan layar kaca. Kita tak berdaya dan berfikir “kapan bisa memilikinya”. Ah rasanya terlalu bernafsu untuk memilikinya. Tapi, kondisi lingkungan dan pola fikir kita akhirnya tak berdaya juga. Mau tak mau kita membelinya. Bahkan produk yang tak penting sekalipun akhirnya kita beli.

Sementara di kota tumbuh subur baliho yang menutupi sebagian sudut kota. Dulu kota yang hijau dihiasi pepohonan kini mulai tergantikan dengan baliho yang menjulang besar. Lagi-lagi iklan produk kecantikkan, teknologi terkini sampai transportasi tidak luput dipasang disana. Akhir-akhir ini, ada beberapa pengecualian, ada beberapa orang yang wajahnya terpasang di sana. Demi mendapatkan simpati dari masyarakat mereka rela merogoh kocek puluhan juta.

Sudut-sudut kota mulai ditumbuhi restoran yang menawarkan makanan siap saji. Mereka menyajikan menu makanan untuk memenuhi kebutuhan akan hidup masyarakat kota yang kian dikejar waktu. Dicetuskannya fastfood yang akan membantu bagi masyarakat yang tak ada waktu untuk memasak dirumah. Jika dilihat dari nilai gizinya sebenarnya jauh dari kata cukup. Hanya ayam goreng dengan nasi dan sambal. Sementara asupan serat berasal dari mana?. Ah tak pantas kita mempermasalahkannya, nyatanya kita juga sering masuk dan menikmati makanan disana.

Itulah sekelumit kehidupan manusia modern dengan berbagai keindahan semu yang ditawarkan negara-negara maju. Nampaknya kita perlu menumbuhkan kesadaraan berfikir dan kedewasaan dalam mengambil sikap untuk menghadapi kehidupan modern yang terus menggerus zaman. Kewaaspadaan modern perlu ditingkatkan agar kita tak mudah terbujuk dengan rayuaan modernesitas, hidup hedons dan sistem kapitalis.



























































































































































Minggu, 06 September 2015

MENIKMATI DEBURAN OMBAK DI PANTAI CORO

MENIKMATI DEBURAN OMBAK DI PANTAI CORO


Apa jadinya jika kita mengadakan jalan-jalan dengan jumlah peserta sekitar 40an anak. Wah, pastinya super persiapan yang matang. Namun, bagi pemuda Kalituri hal itu menjadi biasa. Tak ada persiapan yang matang. Bahkan tak ada konfirmasi berapa anak yang akan ikut. Alhasil, pada hari H sekitar 40an anak kumpul untuk jalan-jalan. Memang pilihannya sudah ditentukan sebelumnya, yaitu Pantai Coro yang terletak disebelah kiri Pantai Popoh.

Bukan remaja Kalituri kalau tak mengadakan kegiatan secara dadakan dan kurang terencana. Sebelumnya dalam menyambut peringatan 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia remaja Kalituri kurang persiapan. Namun jangan tanya soal hasilnya, mereka patut diacungi jempol dalam hal kegiatan. Sungguh luar biasa. Peringatan 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia berjalan mulus. Jalan-jalan ke Pantai Coro sebenarnya adalah penutupan dari serangkaian kegiatan dalam memperingati 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Perjalanan dimulai sekitar pukul 8 pagi setelah molor sedikit dari rencana. Melintasi aspal di daerah Gondang perjalan mengambil arah jalur berbeda untuk mempersingkat waktu. Sekitar 20an motor berjalan pelan terlihat seperti ular yang meliuk-liuk melintasi aspal yang kurang bagus.

Sekitar pukul 10 kamipun tiba di Retjo Sewu yang merupakan area parkir untuk menuju Pantai Coro. Setelah menata motor diparkiran kami melanjutkan berjalan kaki sekitar 15-20 menit. Melintasi bebukitan yang membentang disepanjang pantai. Disebelah kanan terlihat samudra Hindia dengan apik memainkan ombak dipadu birunya laut. Angin semilir menerobos dedaunan jati yang mulai mengering. Sesekali daun jati maupun rantingnya jatuh menimbulkan suara khas.

Tak lama berselang kamipun tiba di Pantai Coro. Langsung mencari spot untuk duduk, namun ada juga yang menggelar tikar. Ada yang duduk dibawahh pohon jambu yang rindang. Semilir angin menambah suasana menjadi sejuk. Beberapa anak malah asik bermain air laut yang mulai surut sembari berfoto selfie. Ombak yang terus berdeburan membuat mereka sesekali lari untuk menghindar. Suara ombak asik terdengar ditelinga. Lantunan lagu yang dimainkan dengan diiringi gitar menjadikan suasana yang sedikit berbeda.

Foto : Dokumen pribadi

Menikmati deburan ombak, semilir angin, senandung lagu yang saling berirama membuat kami lupa akan waktu. Tak terasa sudah hampir 2 jam kami berada di Pantai Coro. Sebelum mengakhiri jalan-jalan di pantai Coro kali ini kamipun berfoto bersama . Dengan mengambil background pantai kamipun mengabadikan perjalanan kali ini dengan sempurna.


Foto : Dokumen pribadi