MUSIM PANEN TEMBAKAU
Foto : Dokumen pribadi
Musim panen tembakau telah tiba.
Para petani tembakau tengah siap menghadapi musim panen yang dimulai bulan
september ini. Banyak para petani yang tengah panen tembakau. Entah dijual daun
yang masih basah atau dirajang sendiri tergantung masing-masing. Biasanya para
petani yang memilih menjual daun basah karena terkendala beberapa hal seperti
biaya untuk pengeringan yang mahal, tenaga, serta waktu yang cukup lama.
Tembakau Kalituri adalah jenis
tembakau yang biasa masyarakat tanam di daerah Kabupaten Tulungagung. Asal-usul
nama tembakau Kalituri sampai saat ini simpang siur. Belum ada riset pasti
mengenai asal-usul penamaan jenis tembakau Kalituri. Namun disalah satu sentral
tembakau di Tulungagung terdapat sebuah kempung dengan nama Kalituri. Entah nama
jenis tembakau Kalituri ada hubungannya dengan nama sentral tembakau tersebut, sampai
saat ini belum ada jawaban yang pasti.
Tembakau Kalituri memiliki
karakter yang berbeda bila dibandingkan dengan tembakau Temanggung,paiton atau
srintil. Tembakau Kalituri memiliki daun
yang lebar dan tebal. Hal ini dikarenakan pada usia dewasa (2 bulan) ujung
tanaman di pangkas agar tidak tumbuh tinggi. Tujuannya distribusi makanam pada
tanaman digunakan untuk melebarkan dan menebalkan daun.
Proses pemangkasan ujung tanaman ini,
masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama “Munggel”. Setiap 1-2 minggu sekali antara
sela daun dengan batang terdapat tunas
yang mulai tumbuh besar. Maka tahap berikutnya yaitu pembersihan tunas tersebut
agar makanan yang digunakan tanaman dapat dengan maksimal dimanfaatkan untuk
pelebaran dan penebalan daun. Hal ini dikarenakan tembakau adalah salah satu
tanaman yang dimanfaatkan daunnya bukan batang atau bunganya. Proses pemangkasan tunas biasanya 2-3 kali
tergantung kondisi tanaman. Proses ini masyarakat sekitar menyebutnya dengan
nama “wiwil”.
Mendapatkan tembakau kering
diperlukan waktu sekitar 5-6 hari. Setelah daun di panen, diperlukan waktu 2
hari disimpan agar tembakau matang dengan ciri warna daun menguning keemasan.
Daun yang telah menguning kemuadian di hilangkan batang daunnya dan selanjutnya
dilinting sebesar paha orang dewasa. Besoknya, daun yang telah dilinting
tersebut dirajang halus dan selanjutnya di tata pada papan bambu (jawa : Idek).
Dibutuhkan waktu 2 hari untuk mengeringkan daun tembakau yang telah dirajang.
Proses terakhir adalah pengemasan
tembakau. Tembakau yang telah benar-benar kering kemudian di lipat memnetuk
persegi panjang. Tumpukan tembakau yang elah dilipat tersebut kemudian diikat
dengan menggunakan tali rafia. Setelah tertata rapi ikatan tembakau tersebut
dimasukkan kedalam plastik. Tujuannya agar tembakau yang telahh kering dapat
awet dan tidak mudah terkontaminasi baik oleh udara, hewan, maupun yang
lainnya.
Foto : Dokumen pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar