WpMag

Senin, 30 Juli 2012

BELAJAR DARI SISTEM PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN


BELAJAR DARI SISTEM PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN

Aku bukan lah anak pesantren, bukan dilahirkan dari keluarga santri juga. Aku hanyalah anak  petani biasa yang terlahir dengan himpitan kehidupan modern yang semakin berangus. Kemajuan teknologi menghiasi perjalanan hidupku. Namun ingin aku tuliskan sebuah cerita mengenai perjalananku ketika menapaki setiap tangga dalam hidup ini.

Pendidikan adalah salah satu cara kita untuk terlepas dari jerat kebodohan. Dengan pendidikan yang tepat dan baik kita dapat berkembang dan lepas dari kehidupan modern yang menyesakan ini. Maka dari itu, disini seorang pendidika sangat penting perananannya guna mensukseskan anak didiknya karena setiap ilmu yang diberikan menjadi bekal kelak anak didik itu dalam masa depannya.

Di pinggiran kota Tulungagung terdapat sebuah pondok pesantren Salafi. Pondok Ma’hadul Ilmi Wal Amal (MIA) yang terletak di desa Moyoketen. Pondok pesantren itu telah mencetak generasi-generasi insani yang brilian. Disitulah aku pernah menimba ilmu agama. Di didik oleh para ustad-ustad yang memiliki kasanah keilmuan yang mumpuni.  Aku tidak mondok disana, hanya saja ikut ngaji dimadrasahnya. Ini adalah catatan para pendidik di pondok MIA yang sangat inspiratif dan patut dijadikan contoh dalam mendidik murid di bangku sekolah formal.

Pertama, sebelum pelajaran dimulai murid-murid diminta untuk belajar membaca berbagai pelajaran yang terdahulu. Istilah pondoknya “Lalaran” berbagai koidah pelajaran yang telah diajarkan oleh sang ustadz. Lalaran pelajaran dilakukan secara bersama-sama. Tujuannya agar ilmu-ilmu yang didapat sebelumnya tidak mudah lupa.

Kedua, ketika guru masuk dan mengucapkan salam selanjutnya sang guru meminta murid-murid membaca berbagai pelajaran yang terdahulu. Tidak hanya itu, sang murid di minta untuk maju kedepan menghafalkan berbagai pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya. Sang guru menguji hafalan murid-muridnya dan untuk mengetahui seberapa jauh murid menyerap ilmu yang disampaikan

Ketiga, setelah sang guru menjelaskan berbagai pelajaran dengan detail maka di buka sesi tanya jawab dimana untuk memberikan kesempatan pada murid-murid menanyakan pelajaran yang tidak di pahaminya. Disinilah aku menemukan betapa tinggi ilmu-ilmu guru-guru  tersebut. Setiap jawaban yang diberikan didasarkan pada Al Qur’an, Hadist, maupun kitab-kitab para ulama. Dan banyak kata-kata mutiara yang aku dapatkan dari para guru-guru tersebut hingga kujadikan prinsip dalam hidupku ini. beberapa kata-kata mutiara yang diambil guru-guru dari perkataan ulama yang kini masih melekat di otakku:

“Istiqomah itu lebih bai dari Seribu Karomah”. Kata-kata mutiara itu telah merasuk dan melekat pada otakku. Hingga aku tuliskan dalam dinding kamarku serta aku tulis di desktop komputerku. Istiqomah atau kontinyu merupakan hal yang harus tetap di tegakkan dalam setiap amal ma’ruf. Karena istiqomah tersebut adalah salah satu bentuk ibadah yang disukai Alloh.

“Syariat tanpa hakikat batal, begitu juga hakikat tanpa syariat batal”. Kata mutiara tersebut sangat menginspirasi ku. Hal ini dikarenakan setiap ibadah kita tidak hanya mementingkan syariat, namun juga harus memperhatikan hakikat. Wudlu, adalah salah satu syarat untuk solat dan itu termasuk dalam syariat, sedangkan kekusu’an ada salah satu hal yang harus diperhatikan karena menyangkut hubungan ibadah kita dengan Alloh. Kekusuk’an adalah salah satu hakikat dalam ibadah.

Begitulah cara mengajar para guru-guru ku yang mungkin sudah selayaknya di contoh oleh para guru sekolah formal. Dan mungkin cara mengajar tersebut tidak ditemui di system pengajaran sekolah konvensional. Hal itu sudah aku buktikan, di SMP dan SMA belum aku temui metode mengajar seperti itu. Sejauh ini yang ada di sekolah formal adalah guru menerangkan, member tugas, dan menjawab pertanyaan. Seandainya system mengajar di pondok-pondok pesantren diadopsi oleh sekolah formal bukan tidak mungkin masa depan bangsa Indonesia akan semakin maju dan gemilang.


Minggu, 29 Juli 2012

KEMBALI PADA KONSEP PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTORO



KEMBALI PADA KONSEP PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTORO


Sering kali kita dengar anak putus sekolah lantaran biaya mahal. Sudah terlalu sering kita dengar anak tidak mau sekolah lantaran gurunya galak. Kita juga sering kali dengar ada penggusuran dan sengketa lahan-lahan sekolahan. Berita-berita tersebut seakan menyesaki setiap sudut kehidupan kita. Menembus dan memekakkan gendang telinga. Membuat mata kita pedas dihadapan televisi. Seakan pendidikan adalah hak orang-orang kaya. Yang miskin tak kebagian tempat. Hanya disudut-sudut jalan. Dilorong-lorong jembatan. Memadati setiap sudut kota. Mereka mengais-ngais ilmu ditengah belantara melambungnya harga pendidikan. Iya, harga pendidikan melambung. Kenapa aku menyebutnya harga pendidikan?. Karena sekarang pendidikan tak ubahnya lahan bisnis yang menjanjikan. Ilmu dapat berubah menjadi rupiah-rupiah yang mengalir ke kantong-kantong manusia tamak.

Mungkin kita harus menengok kebelakang, berbalik arah mengais-ngais sejarah mengenai pendidikan. Terlalu naïf sistem pendidikan kita saat ini yang hanya mengandalkan materi. Sudah selayaknya kita malu pada Ki Hajar Dewantaro yang memiliki ide brilian berpuluh-puluh tahun lalu. idenya itu menjadi tulang punggung pendidikan kita saat itu. Namun seiring berjalannya waktu, konsep itu mulai terkikis oleh peradaban modern.

Sudah saatnya kita membuka lembaran demi lembaran konsep pendidikan Ki Hajar Dewantoro. Memahami, menyelami satu persatu. Beliau  menerapkan konsep memanusiakan manusia dengan tiga filosofi yang dikembangkan yakni nasionalistik, naturalistik, dan spiritualistik. Sekarang pendidik kurang memiliki jiwa nasionalisme. Sehingga apa yang diajarkan kepada anak didiknya jauh dari kecintaan terhadap negerinya. Tak hayal jika suatu saat nanti bangsa ini mungkin akan mengalami kemunduran.

Sepertinya anak didik sekarang berbeda dengan zaman dulu. Dikala lampau gaya pengajaran yang kaku, tegas, dan selalu ada hukuman menjadi ciri khasnya. Tak hayal anak didik takut dan apa boleh buat akan selalu patuh dengan apa yang dikatakan oleh gurunya. Kini semua itu telah lenyap ditelan modernisitas. Lenyap hilang tak berbekas. Jika ada seorang guru memarahi muridnya, menjewernya, memukul dengan penggaris. Besok jangan harap guru itu dapat berlengga-lengga di sekolah. Besok, Komnas perlindungan anak akan datang menyambanginya. Kini semua memang berubah, tak hanya cara guru mengajar karakteristik murid juga mengalami perubahan. Murid sekarang kadang tak mau diperintah guru. “ngengkel” orang jawa bilang. Seolah tau dengan caranya sendiri. Seperti yang pernah saya hadapi ketika mengajar dulu. Anak kecil sekarang memang sangat berbeda dengan ketika zamanku. Jika tidak didik keras tidak tau adab, jika didik keras nanti akan berhadapan dengan komnas perlindungan anak. Ini adalah pilihan dilematis. Pilihan penuh risiko. Sudahlah hanya ada satu jalan kembali ke konsep pendidikan ki Hajar Dewantoro yaitu memanusiakan manusia. Konsep ini mungkin menjadi jalan untuk berbagai kendala yang muncul saat ini. dengan pendekatan secara persuasive maka diharapkan akan membawa dampak yang signifikan.

Waktu tak dapat diputar kembali untuk sekedar menyambangi kehidupan lampu. Waktu terus berjalan mengiringi setiap langkah kehidupan. Kini tak ada jalan kecuali untuk melawannya. Pendidikan kita saat ini terlalu beringas dan brutal. Akses untuk mendapatkannya terlalu sulit. Apalagi perguruan tinggi. Hanya seribu satu orang miskin dan benar-banar miskin untuk dapat mencicipi perguruan tinggi. Dana besar yang digelontorkan oleh pemerintah kemana saja. 20% dari APBN katanya digunakan untuk pendidikan, lantas dimana hasilnya. Kenapa masih ada anak yang tak dapat pendidikan. Seperti apa yang dilaporkan UNESCO “Indonesia berada di peringkat 69 dari 127 negara dalam Education Development Index. Bahkan pada tahun 2010 usia sekolah yakni 7-15 tahun yang terancam putus sekolah sebanyak 1,3 juta. Sungguh angka yang fantastis ditengah tingginya subsidi pendidikan yang digelontorkan oleh pemerintah. Tak usah kita terlalu berharap untuk dana yang begitu besar itu. yang kita harapkan adalah kesadaran akan para petinggi negeri untuk semua itu.

Kini yang kita perlukan adalah keberanian dalam setiap tindakan untuk mencapai tujuan. Pendidikan yang kita butuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengangkat harkat martabat bangsa. Kita harus kembali pada konsep pendidikan yang diutarakan oleh Ki Hajar Dewantoro yaitu memanusiakan manusia. Dengan begitu maka keberlangsungan pendidikan akan dapat tercapai.

Sabtu, 28 Juli 2012

MEMANUSIAKAN MANUSIA


MEMANUSIAKAN MANUSIA


Banyak orang mengatakan menjadi pendidik itu gampang. Banyak orang mengatakan bahwa menjadi pendidik itu mudah dan bahkan tak memeras tenaga. Tapi tidak selamanya itu semua benar atau salah, semua itu tergantung yang menjalani. Di sini saya akan mencoba menceritakan betapa susah senangnya menjadi pendidik.
Aku bukanlah lulusan IKIP, STKIP atau pendidikan yang berbasis guru. Suatu saat di madrasah kampungku butuh guru ngaji karena guru-guru yang mengajar sudah menginjak usia yang tidak muda lagi dan bahkan banyak yang berkeluarga. Maka dari itu para pemuda di kampung yang biasa ke amsjid atau tepatnya anak-anak Remaja Masjid (Remas) diminta takmir masjid untuk mengajar. Kebetulan rumahku dekat dengan masjid, jadi ya tidak enak kalau nolak permintaan takmir masjid. Apa boleh buat, harus bantu untuk menjaga keberlangsungan madrasah. Walaupun ilmuku sangat minim untuk masalah megajar namun apa boleh buat.
Hikmah yang dapat aku ambil ketika diminta untuk mengajar anak-anak kecil yang kebanyakan masih SD adalah pertama aku mulai belajar lagi mengenai tajwid, mengenai cerita nabi, dan tata cara wudlu dan sholat yang benar. Kedua, aku mulai belajar untuk menjadi seorang yang dapat ditiru karena posisiku sekarang adalah seorang guru. Seperti pepatah jawa Guru di gugu lan ditiru. Maka tak etis jika sebagai seorang guru tidak dapat member contoh yang baik pada anak didiknya. Ketiga, aku mulai belajar mengenai karakter anak zaman sekarang dan harus bisa menyesuaikannya.
Suatu ketika dikala seorang guru senior yang ebetulan juga kakak keponakanku belum juga datang aku bingung mengatasi puluhan murid yang telah siap untuk menerima ilmu. Adzan asar belum juga berkumandang lantaran guru-gurunya kebetulan pada repot entah aku tak tahu repot apa. memang kami kurang ada komunikasi untuk masalah ini, namun tak mengapalah. Aku bingung, dan sejenak aku harus berfikir dengan jernih mengatasi ini semua. Akhirnya tak ada pilihan lain untuk segera memulai mengajar. Namun sebelum dimulai biasanya anak-anak diajak untuk solat asar berjamah bareng-bareng. Ini menjadi masalah tambahan yang harus aku hadapi. Dengan sedikit pemikiran akhirnya aku putuskan untuk mengumandangkan adzan.
Solat assar pun dimulai dan dibarengi kegaduhan yang tak terkendali. Karena dibelakang tak ada guru satu pun yang mengawasi. Akhirnya aku terpaksa jadi imam dan makmumnya mereka semua dan kegaduhan pasar minggu pun terjadi di masjid. Sungguh aku tak dipedulikan. Solatku sulit untuk khusuk. Namun yang tambah parah mereka terlihat pada bermain asik sendiri-sendiri. Sungguh malang bener nasibku, jadi guru ngaji yang dicuekin oleh murid-muridnya.
Zaman sekarang berbeda dengan zaman dulu. dulu masih ada  perjodohan ketika zaman sti nurbaya, namun sekarang sudah tak berlaku lagi. Begitu halnya dengan gaya pendidikan zaman sekarang dengan zaman sekarang. Ketika aku masih kecil atau bahkan orang tuaku gaya pendidikan terlihat kaku, tegas dan bahkan sedikit bermain fisik seperti jewer kanan kiri, di hukum bersihin kamar mandi, atau bahkan disuruh muteri halaman sekolah. Sekarang jiga gaya pendidikan seperti itu masih ada maka jangan harap guru akan menjadi tenang dan dapat berleha-leha, besok KOMNAS HAM akan menyambangi kita.
Aku pun merasakannya ketika masih kecil aku sering dijewer oleh guruku ngaji yang kebetulan juga kakak keponakanku. Aku juga sering dihukum ketika gaduh didalam kelas. Namun ketika aku menginjak remaja dan diberi amanah untuk mengajar anak-anak zaman sekarang gaya mendidik seperti itu tak laku lagi. Aku harus memutar otak. Maka dari itu, aku sering “nebah dodo” ketika anak-anak pada rame.
Tak ada jalan lain kecuali mengganti gaya pendidikan kita yang semula masih kolot dengan kekeraasan dengan gaya pendidikan yang diharapkan oleh Ki Hajar Dewantoro yaitu memanusiakan manusia. Maka dari itu aku terus belajar mengenai cara mendidik anak-anak. Memanusiakan manusia adalah cara bijak dalam mengatasi gaya pendidikan zaman sekarang. Kita harus dapat menghargai setiap apa yang dilakukan oleh anak didik kita atau orang lain. Menghargai pendapatnya, tindakannya, dan pola pikirnya. Dengan begitu maka pendidikan adalah sarana untuk mendapatkan ilmu dapat dicapai.
Tidak hanya itu aku mulai belajar dekat dengan mereka. Sedikit demi sedikit aku sering menyapanya ketika diluar jam mengajar, sering mengajak ngobrol, dengan begitu maka mereka akan semakin merasa aman dengan kita dan akan mematuhi setiap perminataan kita. Dan satu lagi kita harus memiliki rasa kasih sayang dan memiliki mereka. Dengan begitu kita tidak dibebani dengan apa yang sedang kita kerjakan malah akan menjadi sesuatu yang menyenangkan.


Selasa, 24 Juli 2012

ATLET LARI


ATLET LARI

Jika mendengar suara itu, pasti semua orang akan berlari ketakutan seakan ia diburu setan. Kami takut tak kepalang karena itu akan menjadi mala petaka besar. Suara itu terdengar beberapa kali, dan semua yang mendengar itu pasti tahu, bahwa itu adalah suara lonceng tanda masuk sekolah. Lonceng keramat yang menjadi musuh bagi setiap siswa yang datang telat. Lonceng yang mengantarkan kami kedalam sebuah perbatasan waktu. Memang sekolah kami masih sangat tradisional untuk masalah yang sepele seperti ini. Namun bagi para siswa tak mengapa asalkan biaya untuk sekolah tak tinggi sehingga dapat dijangkau untuk semua masayarakat pesisir. Hanya ada satu sekolah yang ada di kecamatan Sadeng dan itupun memprihatinkan. Cukup jauh jaraknya jika dari kampung kami.
Suara lonceng terdengar bertalu-talu dari tempatku berjalan. Langsung aku terperanjat dan berlari menuju gerbang. Kira-kira jarakku lari dari gerbang sekolah sekitar dua ratus meter. Nafasku engos-engosan, Jantung berdetak lebih kencang bagaikan gerakan piston motor yang dipacu kencang oleh pengendaranya. Setiba di depan gerbang Pak Darmo selaku guru yang paling keras dan disiplin sudah siap berdiri didepan gerbang. Sembari tangan kananya memegang sebuah koran yang telah digulungnya membentuk sebuah balok kecil. Jika dilihat mungkin lebih mirip lagi dengan lontong kukus.  Yang membedakan, kalau lontong enak dimakan, kalau yang di pegang pak Darmo, jauh dari yang terbayang, akan sangat sakit jika mengenai badan. Jantungku semakin terpacu kencang seakan tak ada waktu untuk diam. Dalam hati, “ah aku terlambat lagi, Ah hukuman apa yang akan aku terima”. Kumis Pak Darmo yang panjangnya menutupi hidung cukup menggetarkan jantungku hingga aku mati kaku. Kumis yang menandakan kedikdayaannya sebagai seorang guru yang dianggap killer di sekolah kami. Kumis inilah perlambang kekuatan pak Darmo. Jika beliau mencukur kumisnya, terlihat wajah asli nan lugu bagaikan seorang perjaka kemarin sore. Tak ada yang mengira hanya dibalik kumisnya itulah ia menyimpan kekuatan killer-nya.
“Kamu, lagi….kamu lagi,” dengan wajah geram sembari berkacak pinggang
“Ma…Maaf Pak,” jawabku dengan penuh rasa takut
“Setiap hari maaf, setiap hari telat. Memangnya ini sekolah bapakmu.?” Dengan nada tinggi sembari memainkan koran yang digulungnya tadi
Tubuhku kaku, mulutku sulit untuk digerakkan, tanganku terasa dingin dan gemetaran. Wajah Pak Darmo terlihat sangat seram, sangar seperti Van Daime bintang film Holiwood itu. Tubuhnya yang kekar cukup tepat jika dijadikan guru kedisiplinan sekolah kami.
Sebenarnya Pak Darmo dulu ialah bekas anggota TNI. Ketika beliau berusia 35 tahun, beliau ditugaskan dalam operasi militer di Poso. Ketika itu Poso sedang dihadapkan pada konflik SARA. Terjadi permusuhan antara berbagai golongan. Pada operasi tersebut, nasib naas menimpa Pak Darmo. Pada saat patroli beliau tertembak tangannya terlihat bekas luka tembak di tangan kiri dengan dihiasi beberapa bekas jahitan. Setelah kejadian itu, beliau mengundurkan diri dari keanggotaan TNI dan mulai untuk membantu sekolah kami ini. Pada dasarnya pendidikan beliau adalah sebagai guru. Beliau menamatkan sekolah guru di Surabaya. Namun setelah lulus, bukannya menjadi guru beliau malah mencoba mendaftar sebagai anggota TNI. Usianya pada waktu itu masih mencukupi dan beliau mendaftar sebagai calon Tantama. Salah satu tingkatan anggota TNI yang paling bawah dan biasanya ditempatkan di garis depan saat operasi militer.  Beliau merupakan guru yang sangat disiplin. Selalu datang paling pagi dari siapapun di sekolah ini. Jadi pantaslah jika beliau marah ketika tahu anak muridnya yang tidak disiplin.
Pak Darmo terus mengoceh didepanku dan beberapa teman lain yang berjejer bak ikan asin yang sedang dijemur diterik matahari. Terdengar suara sepatu yang bergerak kearah kami.  Suaranya semakin dekat dan berhenti tepat disamping kami berdiri.
“Kamu, kenapa telat?” tanya Pak Darmo
“Taaa..taaadi”. sembari tangannya menggaruk-garuk kepala yang merupakan kebiasaannya sedari dulu. Belum sempat selesai Pak Darmo menyeletuk memotong perkataannya
“Alasan saja.” dengan nada tinggi
Dengan penuh penasaran mataku kulirikan kesamping kanan, terlihat sosok Gemol yang telat. Tubuhnya cukup kekar, namun agak gendut. Raupan mukanya persis petinju dunia yaitu Muhammad Ali. Kulitnya sawo matang, dan semakin matang saja karena setiap hari dijemur diterik matahari. Ia tak ubahnya aku, tubuhnya mulai gemeteran, terlihat kaki yang tak kuat menyangga tubuh besarnya. Kakinya seperti pohon bambu yang digoyang oleh angin sore hari. Terus bergerak tak karuan. Aku melihat bibirnya melentik-lentik tak mau diam. Melihat Gemol yang ketakutan itu, hatiku terpingkal-pingkal, namun tak kulahirkan, karena takut akan amukan Pak Darmo. Sementara Lasmi yang berada di sampingnya diam dengan muka tertunduk. Ia tetap diam, dan mungkin merasa bahwa yang dilakukannya adalah kesalahan. Mataku langsung kubanting kedepan lagi, takut kalau Pak Darmo mengetahui gerakan kecil ini. Beliau sangat hafal dan awas terhadap tingkah laku kami. Seperti tupai yang mengintai mangsanya atau seperti singa lapar yang ingin menerkam siapa saja yang didekatnya.
“Kalian ini” sembari koran yang dipegangnya diacung-acungkan pada kami semua.
 “Setiap hari telat…mau jadi apa kalian? bagaimana seandanya pendiri bangsa ini seperti Bung Karno, Bung Hatta dan yang lain mengetahui penerusnya seperti kalian ini. Jika tau pasti akan marah. Akan kau bawa kemana nasib bangsa ini?” dengan nada menggebu-gebu
Nasihat dan omelan terus beliau dengungkan di depan kami. Saking seringnya telat, akupun sampai hafal semua kata yang keluar dari mulutnya.  Entah harus berapa kali nasihat ini masuk ke telinga kami. Entah berapa menit beliau selalu berkata hal yang sama pada kami. Setiap hari, ketika ada murid yang telat beliau selalu memperingatkan dan memberi nasihat dengan kata-kata yang sama. Namun semua nasihatnya hanya dianggap angin musiman yang cepat sekali hilang, masuk  telinga kanan dan keluar telinga kiri. Tak ada satu baitpun dari nasehatnya yangnyantol” di telinga kami.
Selesai mendengarkan nasihat beliau, akhirnya kamipun diberi hukuman untuk memutari lapangan sepak bola disamping sekolah. Lapangan yang dipenuhi debu dan sedikit rumput ini cukup membuatku lelah. Apalagi debu yang berterbangan akibat gerakan kaki kami, semakin menguras tenaga. Yang paling parah adalah Gemol, bukan saja ia telat namun ia tak membawa sepatu. Katanya sepatu yang ia punya satu-satunya kehujanan dan belum kering. Sungguh malang nasibnya. “Sudah jatuh tertimpa tangga” mungkin itu ungkapan yang paling tepat menggambarkan keadaannya saat ini. Gerak lari Gemol membuatku geli, seperti ikan yang diletakkan di palka kapal, lenggak-lenggok tak karuan. Kadang kala kekanan, dan kadang juga kekiri.
“Las, lihat itu temanmu, larinya melenggak-lenggok tak karuan” seruku pada Lasmi yang berlari disampingku
“Ah kau Bay, bisa aja. Jangan mengumpat terus” jawab Lasmi sembari berlari kecil karena rasa capek yang mulai menyeruap
Sementara yang lain terus berlari memutari lapangan yang sedikit oval itu. Hukuman  kami adalah memutari lapangan sebanyak 7 kali. Namun baru 3 kali, nafasku sudah engos-engosan seperti motor yang dicopot filternya. Jantungpun berdetak semakin kencang. Belum lagi tadi belum sempat sarapan karena dikejar sang waktu.
Sementara Pak Darmo masih mengawasi dipinggir lapangan dengan pluit yang menggantung dilehernya. Peluit berwarna merah yang selalu tersampir dileher seperti kalung. Tak jarang Pak Darmo menegur kami yang berlari kecil karena nafas engos-engosan. Jika ada yang tidak tahu pasti mengira bahwa kami sedang pemanasan atau sedang latihan bermain bola.
“Cepat….lari yang benar, mau jadi apa kau…..lari saja nggak becus” seru Pak Darmo dari pinggir lapangan
Suara peluit kadang juga terdengar dari pinggir lapangan sebagai teguran dan peringatan. Ketika suara peluit terdengar secepat kilat kami langsung meningkatkan akselerasi kecepatan lari kami dari pelan, menjadi agak kencang. Sudah 5 putaran  telah kami lakukan, sementara Pak Darmo masih saja berdiri di pinggir lapangan. Pandangannya tak lepas dari kami yang sedang menjalani masa hukaman. Mungkin dalam benak Pak Darmo, “ini adalah pelajaran dan peringatan agar engkau lebih menghargai waktu dan bersikap disiplin”. Tapi selama bertahun-tahun metode yang diterapkan Pak Darmo belum juga membuahkan hasil yang maksimal. Setiap hari, setiap minggu pasti ada yang terlambat dan memutari lapangan. Namun Pak Darmo tak menyerah dan putus arang dalam memperlakukan siswanya agar disiplin.
Putaran terakhir kami lalui dengan nafas yang semakin pendek. Jantung berdetak kencang bagaikan dentang lonceng tadi pagi yang membuat kami harus menjalani hukuman ini. Debu semakin berterbangan seperti kabut dipagi hari yang menghalangi pandangan. Pandangan matapun semakin terbatas, debu yang berterbangan juga terhirup kehidung. Rasa sesak, disertai batuk mulai datang. jika terus-terusan begini bisa-bisa kami kena penyakit paru-paru.
Tujuh putaran lapangan bola sudah kami lewati dengan susah payah. Keringat bercucuran dan menetes melewati sela-sela pipi ini. Seperti aliran sungai Brantas yang bermuara dipantai Selatan. Ditambah lagi nafas kembang-kempis untuk mengambil udara yang seakan melawan kami. Belum sampai disitu saja, kami harus menghadap lagi ke Pak Darmo untuk mendengarkan berbagai nasihatnya lagi.
“Brukkk,…..brukkkk…brukkk”
“Maaf, pak saya telat”
Terlihat wajah lusuh anak satu ini yang menghadap Pak Darmo. Namanya Sadli, tubuhnya kerempeng, dengan raut muka anak nelayan yang kumal. Seperti tak pernah mandi air tawar. Pakainnya lusuh, tak pernah kena strika setelah dibeli. Seorang pesilat yang lincah dan memiliki garis nasab guru silat dikampung kami. Tupai lompat, ia biasa kami juluki. Kelihaan dan kelincahannya menjadikan ia dijuluki tupai lompat. Tak perlu diragukan lagi mengenai fisiknya, ia mampu memutari lapangan bola sekolah kami sepuluh kali dan bahkan lima belas kali. Seakan ia tak punya jantung dan paru-paru. Ia mungkin tidak bernafas dengan paru-paru namun dengan insang. Entah seperti apa jantung dan paru-paru anak itu. Atau mungkin ia mewarisi kekuatan fisik pemain bola dari Brazil. Sang legendaris sepak bola sepanjang masa yaitu Pele.
Wajah pak Darmo semakin geram, melihat siswanya yang sudah jam setengah delapan baru datang kesekolah. Dalam hatinya, “ini anak mau nya dijadikan apa?”.
“He, kau….Sadli, kenapa kau telat?” tanya Pak Darmo dengan penuh kecurigaan
“Aaaannuuu pak” jawab Sadli dengan wajah sedikit pasrah
“Anu apa?, sudah gak usah banyak penjelasan langsung putari lapangan 10 kali.” dengan raup muka yang seram
“Tapi pak, kumohon dengarkan alasan saya?” dengan sedikit mengiba
Halah, alasan apa lagi, paling kau mencari-cari alasan yang nggak masuk akal. Aku tak peduli, sudah muak aku mendengarkan alasan dari kau, dasarrr…!”dengan nada keras ssambil melototkan kedua matanya seakan amu keluar dari kelopak mata.
“Tapi pak?”dengan muka menyerah
“Tak perlu tapi-tapian, kalau tak mau kutambah lagi hukumannya”
“Jangan pak”  sembari berjalan meninggalkan kami dan menuju lapangan bola.
Sadli tak dapat menjelaskan alasan kenapa ia terlambat karena pak Darmo sudah tak memerlukan alasan yang tak masuk akal. Memang Sadli suka ngeles kalau masalah keterlambatan. Namun karena seringnya ia terlambat, sampai hafal Pak Darmo dengannya. Mau tak mau, ia harus menjalani hukuman seperti yang kami telah jalankan barusan. Dengan muka sedikit tertunduk lesu  ia segera berlari menuju lapangan dan mengitari lapangan sepak bola. Tak berapa lama ia pun selesai berlari. Akhirnya kami semua dibolehkan masuk ke kelas masing-masing. Sembari berjalan membelakangi Pak Darmo, Sadli membuka obrolan.
“Bay, lihat itu alis Pak Darmo naik turun seperti harga BBM akhir-akhir ini” tawa kecil langsung pecah ketika Sadli membuka obrolan mengiringi perjalanan kami ke kelas.
“Husf…” seru Lasmi untuk memotong tawa kecil kami semua. Pak Darmo mengetahui umpatan Sadli tadi
“Apa yang kau katakan, Le?”  . Dengan wajah yang geram ia menimpali Sadli dengan kata “Le” yang merupakan kata sakral yang jarang di ucapkan oleh masyarakat di kampung kami. jika kata “Le” diucapkan oleh seseorang seumuran, artinya  ia merendahkan orang lain dan akan menyulutkan emosi yang dipanggilnya.
“Tidak Pak” kami semua langsung berlari kecil meninggalkan Pak Darmo dan segera menuju ruang kelas. Sementara Pak Darmo masih saja berdiri di tempat dan melihat kami berlari memunggunginya
 Sinar mentari pagi mengantarkan kami menjadi atlit lari disekolah. Atlit lari yang tak pernah ikut dalam setiap kejuaraan dan hanya menjadi cadangan sepanjang hayat. Lomba tujuh belas agustus pun tak pernah dipanggil apalagi perlombaan tingkat provinsi dan bahkan nasional tidak pernah tersentuh. Sepanjang sekolah ini masih berdiri tegak. Sepanjang Pak Darmo masih berdiri didepan pitu gerbang menunggui kami yang terlambat. Sepanjang itu pula kedisiplinan diajarkan Pak Darmo dalam mendidik kami. Anak-anak bandel yang setiap hari dikejar oleh sang waktu.
***
BERSAMBUNG.........

DINGINNYA KEHIDUPAN


DINGINNYA KEHIDUPAN


Dingin mencengkram….
Malam datang….
Menyambut dengan garang….
Menusuk tulang belulang…
Perih…pedih…
Denyut jantung berdebaran….
Kaku tubuh bergelempangan….
Disudut jalan, emperan toko
Penghias malam….
Bertahan mesti hilang semua asa…
Berjuang mesti takdir tak kunjung datang…
Lunglai tulang belulang…
Dibalut daging yang kering kerontang…
Tersayat dingin malam….
Menahan…menahan…malam….
mati atau hidup adalah pilihan….
Ditengah gersangnya kehidupan…
Bertahan atau tenggelam dala pilihan…
Dan akhirnya hanya mencoba menahan…..
Menahan…..malam

KAN KU SAMBUT RAMADHAN



KAN KU SAMBUT RAMADHAN


KAN KU JAGA KAU SAMPAI AKHIR NANTI…
MELEWATI SETIAP TANGGA INI….
MENEMBUS SETIAP GELAP YANG MENGHADANG…
WALAUPUN TUBUHKU MULAI RAPUH TERMAKAN….
KAN KU PELUK ENGKAU NANTI…
KETIKA SENJA DATANG….
DUNIA MULAI PETANG….
DAN SUARA ADZAN BERKUMANDANG….
OH PANAS SIANG TAK JADI HALANGAN….
DINGIN MALAM TAK KAN JADI BEBAN….
GELAP MALAM BUKANLAH PENGHALANG…..
BERSINARLAH….BERSINARLAH….
DINGIN PAGI YANG DATANG KAN KU SAMBUT DENGAN SUKA CITA….
PANAS SIANG YANG MENYALA KU SAMBUT DENGAN SENYUM GEMBIRA…
KARNA KU TAHU INILAH WAKTU ITU…
WAKTU…
WAKTU…DIMANA TUHAN BERSAMA HAMBA-HAMBANYA…
HAMBA YANG KHUSUK DENGAN IBADAHNYA….
HAMBA YANG BERMUNAJAT SETIAP GELAP GULITA….

RENUNGAN SORE HARI



RENUNGAN SORE HARI


Sore yang semakin menguning telah menyapa manusia. Menyapa mereka yang telah seharian bekerja. namun aku menerawang jauh kedepan, ketika seorang sahabat bertanya padaku mengenai wanita. Simpel pertanyaan tersebut seperti ini “kamu suka cewek yang berkerudung atau yang tak berkerudung?”. Maka aku segera menjawab dengan entengnya
“suka cewek yang berkerudung”
“kalau aku suka keduanya” jawabnya balik seakan tak ada yang menyuruh untuk menjawab.
“kenapa kamu suka kedua-duanya?”
“aku suka yang berkerudung dan aku akan berusaha untuk menjaganya, menjaga kehormatannya, menjaga kesuciannya”
“terus kalau yang tak berkerudung?” tanyaku lagi
“aku suka yang gak berkerudung karena aku akan berjuang untuk menutupnya, agar ia dapat menutup auratnya. Dan itu adalah perjuangan yang cukup berat”
Mendengar pernyataan tersebut aku sedikit tercengang. Apa yang dikatakannya telah membuka pintu-pintu dalam pikiranku yang sempit ini. pernyataan tersebut membuka pintu hatiku dalam menyikapi setiap orang dan setiap wanita. Kita harus berfikir positif kepada siapa saja. Kepada orang yang baru kita kenal atau orang yang telah dekat dengan kita.
Barang kali kita harus membuka kaca mata kuda yang kadang sering kita kenakan. Barang kali kita harus membuka mata hati lebar-lebar mengenai realita hidup ini. dan kita harus siap untuk menghadapi ini semua. Apa yang ada didepan kita adalah suatu takdir terbaik yang diberikan oleh Tuhan pada kita….
Selamat menunaikan ibadah Puasa Ramadhan….semoga diberi kemudahan dan kelancaran serta keikhlasan

Jumat, 20 Juli 2012

JALAN MASIH PANJANG


JALAN MASIH PANJANG



Jalan kita masih panjang…
Penuh liku dan berlubang…
Tikungan siap menghadang…
Gelap malam siap menelan…
Membutakan jalan kedamaian….
Ku tak mau jalan kita gelap tanpa cahaya….
Hilang tanpa arah tujuan…
Bersinarlah….engkau ku tunggu…
Untuk menemani setiap langkah waktu…
Menembus asa …                 
Merangkai cita….
Demi perubahan yang kita damba….

Sampai Akhir Nanti


Sampai Akhir Nanti 


Dalam setiap waktu ku kan ada di duniamu
Merasuk lekat erat bersamamu
Dalam setiap hembusan nafasmu
Mengalir disela-sela aliran darahmu
Ku kan menjelma jadi rohmu
Menegakkan setiap jalan tubuhmu
Kukan bawa kau berlari dan berlari
Menembus pagi yang mulai dingin sedari tadi
Jangan kau jangan halangi ku disini
Untuk menemanimu sampai akhir nanti
Subang, 20 Juli 2012

Selasa, 17 Juli 2012

REUNI BABAK 2


REUNI BABAK 2


Aku menatap luasnya pesawahan yang terhampar di luar sana. Melambai-lambai hijau padi menghiasi pemandangan. Rimbun, sejuk menyapa ku yang tengah melakukan perjalanan ini. Sungguh begitu indahnya nan jauh disana.
“akua…akua….canggoreng…..mezon…mezon”
Seorang pedagang asongan menyapa penumpang yang tengah terlelap dalam perjalanan. Keringat mengalir deras ditengah panasnya siang. Melewati sela  keriput wajah yang mulai termakan usia. Ubannya memenuhi kepala. Terlihat rambutnya yang terbaur berwarna tak karuan, hitam putih tak begitu jelaas. Semangatnya terlihat menyala-nyala seperti panasnya siang ini. Ku lihat wajahnya yang lusuh. Aku menarawang jauh kebelakang menembus lorong-lorong waktu. Kuingat sahabatku yang hitam, kecil beleh dibilang, hitam legam bagaikan warna kopiah bapakku. Lebih bagus kopiah bapakku yang warnanya mulai menguning “Nyadam” korma. Orang bilang ia memiliki nasab dari orang timur, walaupun sebenarnya aslinya dari jawa. Jawa tulen. Jika gak percaya coba ajak ngobrol dengan bahasa Indonesia kagak ngerti. “dlongap-dlongop” seperti orang kehilangan saudaranya di perantauan. Namanya tak penting disebutkan. Kadang ia bingung apa arti dari nama yang diberikan ibunya. Terlalu padat namanya, hanya 5 huruf. Ia kebingungan ketika membuat account FB ataupun email. Hingga nama kampungnya dipakai. Sungguh sangat tragis mendengarnya.
Kereta berjalan pelan, derit lokomotif menyayat telinga. aku melihat keluar jendela gerbong. Terlihat ramainya stasiun Klaten di luar sana. Seorang pedagang asongan menyapaku dengan ramahnya. Aku tersenyum padanya.
“Mas, mizon …, akua….”
“Akua satu aja pak”
“ini mas”
Aku rogoh saku celanaku. Sebelah kanan, tak ada dompet, sebelah kiri juga tak ada, di belakang juga tak ada. Dimana gerangan dompetku. Untuk masalah ini aku gak ingin seperti sahabatku yang dulu. Ku coba untuk menenangkan pikiranku dulu.
“maaf pak, gak jadi”
“ah, mas kalau gak niat beli jangan beli”
“maaf pak”
Aku masih sibuk dengan pencarian domepetku. Ku buka satu peratu kolong saku di tasku. Reslating terdengar seperti orang teriak….krek…krekkk. masih belum ketemu juga. Aku diam, aku merenung. Aku masih diam dalam pencarian dompet yang belum juga datang jawaban. Aku ingat sosok didepanku yang duduk tadi. Dia sudah gak ada. Apa dia sudah turun disini. Aku lihat diluar sana. Pandangan mata ini beredar disepanjang stasiun yang ramai dipenuhi manusia. Kulihat orang tua tadi, sembari memegang dompet yang dari kejauhan mirip sekali dengan dompet milikku. Aku berlari turun daris stasiun untuk mengejarnya. Berlari terus, hingga terengah-engah.
“mas berhenti” panggilku dari belakang. Ia pun menoleh me
Melihat aku yang menyapanya ia langsung berlari terbirit-birit. Aku coba untuk mengejarnya. Walaupun tubuhnya tua namun ia masih kuat dalam lari. Sementara tubuhku yang semakin subur saja tak kuat untuk mengejarnya. Orang-orang distasiun hanya memandangi kami yang sedang saling kejar-kejaran. Mungkin mereka semua mengira bahwa kami sedang main “kucing-kucingan”.
Sudah hilang sudah semua yang ada didompet. Mulai dari uang, berbagai kartu nama, KTP maupun ATM. Hilang lenyap digondol copet……
(bersambung)
Salam hangat persahabatan kita “Keluarga BDP 09)

Minggu, 15 Juli 2012

MERANGKAI ASA


 MERANGKAI ASA


Setiap manusia pastilah memiliki keingin. Entah itu keinginan yang besar, kecil atau ala kadarnya. Itulah manusia. Manusia ditakdirkan dengan watak yang berbeda. Egois, sosial, pendiam, humoris, dan masih banyak lagi. Itulah manusia sesuatu yang unik. Lebih kita menggalinya ada sesuatu yang tersimpan. Tak usah jauh-jauh aku membahasnya. Manusia memiliki cita-cita, entah untuk hari ini, besok, satu tahun lagi atau bahkan 5-10 lagi. Itulah manusia.
Aku pun memiliki cita-cita. Simple saja aku pingin jadi sarjana, pingin jadi wirausahawan, dan satu lagi yang mulai aku rintis aku ingin jadi penulis ya seperti pramodia ananta, habiburrahman el saerozi, atau andrea hirata. Dan untuk menapaki semua itu membutuhkan pengorbanan, mulai dari pengorbanan waktu, biaya dan mental. Kadang kala tulisan ku dicela orang lantaran menyudutkan. Dikritik habis-habisan karena tulisanku tak berasa. Anyep orang jawa bilang. Itulah jalan yang aku pilih.
Semuanya penuh risiko dan hambatan. Namun dari semua itu jika dilakukan terus menerus aka nada jalan untuk membuka suatu peradaban baru. Kenapa harus bersedih jika celaan itu akan dapat merubah kita untuk lebih baik. Kenapa harus bersedih jika kritikan itu yang menguatkan setiap sendi tulisan yang dibuat…
Dan dalam setiap langkah aku akan coba menuliskan sajak-sajak kehidupan. Rangkaian kata untuk menggapai setiap asa. Semoga saja ini dapat tercapai…..
Subang 15 Juli 2012

MENATAP KEHIDUPAN



MENATAP KEHIDUPAN
Aku menatap siang…..
Ditengah terpaan mentari yang tak pernah padam...
Cahyanya menghantam tanah…
Memukul dunia...
Fatamorgana terlihat melambai-lamabi di ujung jalan….
Menyapa manusia yang terengah-engah dengan kehidupan…
Lunglai tulang belulang dibalut daging...
Matang tersengat…terpanggang siang....
Wajah lusuh menghadap kehidupan….
Tak kunjung jua ada perubahan….
Pahit sungguh pahit…..
Hanya doa demi doa dapat dipanjatkan…
Iktiar adalah salah satu jalan….
Tuhanlah yang menentukan….
Subang 15 Juli 2012

Jumat, 13 Juli 2012

Subang, 14 Juli 2012




Subang, 14 Juli 2012

Banyak cerita yang dapat diabadikan dalam setiap waktu. Tut, tut computer ini mengalnkan melodi sebuah perjalanan. Merekamnya untuk sebuah kenangan yang tak mudah hilang. Suara keyboard menyertai perjalanan manusia mengabadikan moment indahnya. Disinilah didinginnya pagi yang mulai beranjak turun aku tuliskan kisah-kisah yang semoga saja bermanfaat dan dapat aku kenang.

Kemarin, iya kemarin aku menemukan seorang yang sungguh membuatku malu pada diri sendiri dan sangat menginspirasi. Dia diam, dia tenang, tak banyak bicara namun di bekerja, berkarya, dan untuk sebuah perubahan. Orang yang tak kenal lelah, orang yang terus dan terus bekerja. ia seorang cewek, dan itulah yang membuatku kagum. Satu lagi dia bukanlah tipe orang yang egois dan mengert keadaan. Disaat aku tak tahu dia mengajariku. Disaat aku tak tahu harus bagaimana, dia membantuku.pokoknya okelah dia. Seorang terpelajar yang tak pelit ilmu. Sampai pada akhirnya aku merenung “apa yang aku dapatkan dan aku milki selama ini tak seberapa besar, dan aku tak boleh sombong. Diatas masih ada langit”

Disini, dikota ini, diramainya pantura aku menemukan banyak fenomena unik. Ya, fenomena unik ini pastikalih kalian tahu. Orang sini mengatakannya “RM”, aku gak tahu kepanjangannya, namun aku tahu maksudnya. Disepanjang jalan, disudut-sudut jalan, aku melihatnya. disore menjelang petang menyaksikannya. Ramainya lalu lalang kendaraan pantura menjadi penghias hari-hariku menikmati secuail perjalanan hidup di kota ini, Subang.

Jika pengin jajan yang plus-plus disini tempatnya. Jika pingin hiburan disini tempatnya…eit, tapi jangan coba-coba, nanti kamu tahu sendiri akibatnya. 

Kamis, 12 Juli 2012

RANGKAIAN KATA DI PAGI HARI

RANGKAIAN KATA DI PAGI HARI


Rengkuh pagi 
disambut nyanyian burung kenari
alunan lagunya mendayu-dayu
perlahan tapi pelan
terasa merasuk kalbu
memasuki labirin-labirin sanubari

deru kendaraan menghiasi jalan
bus kota, motor, bahkan ontel sekalipun
di seberang jalan manusia bergelut 
menyambut kerasnya takdir
bercucur keringat demi sebuah harapan

nan jauh disana,
dibalik gedung bertingkat
orang-orang masih saja urun rembug
entah apa itu isinya
hanya berkoar-koar dibalik dinginnya AC

aku diam dalam sepi....
melihat...merintih.....meradang.....
terus diam....
menahan rasa ini....
apalah arti aku....
tak memiliki kontribusi....
namun.....
biarlah
rangkaian kata ini menghiasi....
sudut-sudut dunia maya ini.....
agar orang tahu dan aku pun menjadi mengerti....
akan sebuah perubahan yang berarti....

SUBANG, 13 JULI 2012

CATATAN KERJA LAPANGAN


CATATAN KERJA LAPANGAN


9 Juli 2012

Hari pertama menginjakkan kaki di Subang tepatnya di balai penelitian Sukamandi penuh dengan kejutan. Perjalanan kami untuk samapi di kota ini terlalu melelahkan. Banyak kejadian-kejadian tak terduga muncul mengiringi setiap langkah kaki ini. awalnya kami akan melakukan perjalanan hari senin sesuai rencana awal. Apalah daya, ketika 4 orang petok bertemu dan mengandalakan yang lain, akhirnya tak ada keputusan dan pada titik akhir kami tak mendapatkan tiket bes. Sudah sampai di terminal giwangan dengan perjalan  panjang akhirnya tak mendapatkan tiket. Ah, kesel juga sih. Belum samapi disitu lo, si Senu dan John malah ditinggal adiknya yang nganter. Bener juga kata peribahasa, “ sudah jatuh tertimpa tangga”
Perjalanan untuk kesubang pun dialihkan ke kereta api. Langsung aku meluncur ke stasiun lempuyangan. Tiba disana, aku langsung berlari menuju loket, seolah seperti film di TV-TV itu, atau kayak film di FTV yang lebai itu. sungguh nafasku engos-engosan untuk samapi di loket. Jit……tibalah aku didepan loket stasiun.
“mas kereta ke Bandung hari ini ada yang masih kosong”
“kalau hari ini penuh semua mas, ada yang kosong mulai tanggal 18 Juli”. Jawabnya dengan sedikit senyum. Ia tak tahu aku, padahal lagi menghadapi masalah yang besar.
“kalau yang bisnis mas?”
“kalau disini ekonomi semua mas, kalau bisnis di stasiun Tugu. Mas kesana aja mas”
“terimakasih.
Sudah, tak ada jalan lain kecuali untuk langsung ke Tugu. Montor bebek itu melaju dengan kencang, menerobos jalan perkotaan. Untukng saja gak rewel montornya jadi cepet nyampek di stasiun Tugu. Di Stasiun Tugu, aku bingun. Berjalan kesana kemari seperti setrika. Gak berhenti-berhenti.  Tak ada pilihan lain, papan pengumuman bukn menjadi solusi untuk hari ini. bertanya…bertanya…bertanya adalah solusi. Namun sebelum bertanya di depan loket, sudah ada pengumuman. Seakan itu pengumuman tahu kalau aku bakal datang. jadi ia tak mengizinkanku. Pengumuman itu berbunyi dengan lantang “ tiket kereta bisnis dan ekskutif jurusan bandung telah habis alias ludes”
Sudah,,,….sudah….hanya satu sekarang, mengurungkan niat untuk ke Subang. Biarin pihak balai menunggu. Apalah daya kalau memang gak ada transfortasi yang mengantarkan kesana. Hanya ini satu-satunya mengurungkan niat ke Subang.
Kamipun pulang dengan tangan hampa. Ditemani dinginnya malam kota jogja ia seakan menertawai kami yang sok-sok an itu. sok tahu, sok berani dan sok nekad. Malah ini hasilnya, kandas ditengah jalan. Memang hidup itu berat. 

Rabu, 11 Juli 2012

ITULAH CINTA


 ITULAH CINTA



Seorang teman mengatakan di status FB nya. Cinta itu mengubah logika. Iya, cinta adalah sesuatu yang unik, misteri dan penuh teka-teki.  Mungkin orang akan mengatakan pada orang lain ketika ditanya “apakah kamu mencintainya” jawabannya “ aku gak mencintainya”. Disinilah cinta merubah orang menjadi penipu ulung. Ketika cinta menjatuhkan manusia dalam kubangannya, disitulah cinta telah menjalar menjadi kekuatan besar. Telah membunuh sel-sel logika, telah masuk kedalam sanubari dan tenggelam dalam labirin-labirin hati. Itulah cinta.

Tak usah kita menutup mata, karena ini adalah cinta. Cinta tak memerlukan sesuatu yang nyata. Cinta tak memerlukan wujud. Karena cinta itu sendiri tak berwujud. Cinta akan berwujud dan dahir ketika ia diekspresikan. Cinta seolah seperti listrik, ia tak ada dan berwujud, namun ketika ia menemukan suatu elemen yang sama, maka ia akan terekspresi dengan sendirinya. Itulah cinta

Ketika mentari naik perlahan pelan, diufuk timur dunia. Itulah waktu. Ketika cinta berjalan pelan, ditengah terjalnya dunia ia akan menjadi sebuah pelita. Namun jika kekuatan cinta tak dapat di redam dengan hati nurani akan membawa kenestapaan. Itulah cinta

JALAN YANG AKU PILIH


 JALAN YANG AKU PILIH


Ketika aku berjalan sendirian, ditengah belantara kehidupan banyak sekali kisah yang dapat dituliskan. Aku telusuri jalan ini, jalan terjal penuh arti. Disetiap tikungan, disetiap perempatan, ada saja kejadian yang berarti. Sungguh hidup ini unik. Dikala hati sepi, ada pengisi. Dikala hati luang ada yang membawa kedamaian. Dikala kita sedih, ada yang membelai dengan senyuman dan kehangatakan serta mengatakan “semangat”. Terus kita disajikan dengan berbagai aneka keindahan dunia. Terus diberi dengan segala kemudahan oleh Tuhan. Terus kita dapat mencicipinya, menikmatinya, dan merasakannya. Tuhan pun berseru “ Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kau dustakan”. Sungguh betapa besar nikmat yang diberikan Tuhan.  

Aku masih saja berjalan, dalam belantara kehidupan. Banyak…dan banyak sekali kisah itu. ketika banyak sekali orang didekatku mengatakan padaku, kenapa kau pilih jalan itu. Hidup didunia ini sebentar, nikmati saja. Aku diam. Ketika banyak orang mencaciku dengan jalan ini. Aku diam, walaupun kadang aku menjawab “inilah jalanku”. Biarlah, biarlah mereka tahu. Jikalau pun jalan ini salah, aku pasrahkan pada Tuhan. Ini adalah jalanku. Jalan terjal penuh liku-liku. Disetiap simpangan ada yang menggoda dengan rayuannya. Disetiap perempatan ada yang memanggil dengan senyum indahnya. Namun inilah jalanku, jalan yang penuh risiko. Tak usah kau sedu sedan itu. Biarlah aku menanggungnya. Jika ada orang yang bertanya “siapa yang menunjukimu jalan itu?”. aku akan menjawab “ibuku”. Iya Ibuku, ibu yang mengandungkung 9 bulan diperutnya. Bertambah berat tiap waktu, tiap saat. Namun ibu tak pernah mengeluh tak pernah pun me “ngundat-ngundat”. Ibu adalah pelita hidupku. Ibu yang selalu berada di depan  ketika jalan itu gelap kemudian meneranginya. Ibu yang selalu berada di belakang ketika aku tak dapat berjalan dan kemudian merangkulnya.Ibu yang selalu sabar dengan anak-anaknya. Ibu yang tak pernah marah dan menjewer anaknya yang nakal ini.

Dan pada akhirnya waktulah yang akan menjawab semua ini. jalan yang aku pilih ini. Akupun mulai diam, ditengah pagi yang datang. Dinginnya embun yang turun, nyamuk yang masih berkeliaran tak mengurungkanku untuk menatap masa depan.  Ku tuliskan ini semua sebagai wujud ekspresi jalan yang aku pilih.
sak bejo-bejone wongkang lali, iseh luwih bejo wongkang eling lanwaspodo

Minggu, 08 Juli 2012

Laporan Marine


















Laporan Marine


I.                    PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Budidaya laut adalah suatu kegiatan membudidayakan atau memproduksi organisme perairan di daerah yang bersalinitas tinggi (30-32ppt). Budidaya laut in cenderung memanfaatkan perairan laut sebagai media utama (FAO, 2003). Maka dari itu setiap kegiatan perikanan yang dilakukan di daerah perairan laut atau yang bersalinitas maka dapat dikatakan bahwa budidaya tersebut adalah budiya laut. Di negara-negara maju budidaya laut sangat berkembang dan menjadi tumpuan utama dalam pembengunan perikanan.
Perairan payau atau brackish water merupakan perairan campuran antara air asin (laut) dan air tawar. Biaasanya perairan payau memiliki kandungan salinitas yang berfluktuatif tergantung dari suplay air asin dari laut. Budidaya payau adalah suatu kegiatan membudidaya organisme diparairan payau sebagai media utamanya. Maka dari itu budidaya dapat digolongkan berdasarkan jenis perairannya. Perairan yang memiliki salinitas tinggi (30-32ppt) dapat digolongkan sebagi perairan laut sedangkan perairan yang salinitas sedang (15-20ppt) dapat digolongkan sebagai perairan payau. Sebenarnya kedua budidaya tersebut tidak memiliki batas yang pasti, namun dengan memberikan parameter salinitas dapat dijadikan rujukan dalam penyebutan budidaya yang dilakukan.
Potensi perikanan laut Indonesia tahun 2009 adalah 12.545.072 Ha. Saat ini pemanfaatan perairan laut baik untuk kegiatan budidaya, mauapun pemanfaatan lain masih kecil yaitu 117.649,30 Ha. Potensi perikanan payau Indonesia tahun 2009 adalah 2.963.717. namun saat pemanfaatannya juga reatif masih minim yaitu 682.857 Ha (Kelauatan dan Perikanan dalam angka, 2011). Melihat potensi yang sangat besar dan pemanfaatannya yang masih minim maka sangat membuka pelung untuk pengembangan kedepan. Pemanfaatan sumberdaya alam yang melimpah ini harus diatur dan regulasi yang tepat dan dikelola secara terintegrasi oleh pemerintah dan masyarakat. Harapannya dapat memberikan lapangan pekerjaan yang nyata untuk masyarakat.
Saat ini komuditas yang dikembangkan dalam budidaya laut masih minim. Di Indonesia beberapa komuditas perairan terus dikembangkan seperti Kerapa, Tuna, Abalone, Napoleon, Bawal laut, Kakap, dan rumput laut. Sebenarnya masih banyak komuditas yang dapat dikembangkan. Namun saat ini yang memberikan kontribusi cukup besar untuk kegiatan ekspor adalah Kerapu, Tuna, dan Rumput laut. Berbagai komuditas tersebut saat ini diekspor ke berbagai negara dunia. Salah satunya adalah kerapu yang merupakan komuditas ekspor yang ditujukan ke negara-negara Asia seperti Cina, Taiwan, dan Hongkong. Sedangkan komuditas perairan payau yang memberikan kontribusi besar dalam kegiatan perikanan di Indonesia adalah komuditas udang. Hal terlihat dari nilai ekspor yang cukup tinggi. Nilai ekspor udang Indonesia di tahun 2010 mencapai 1.056.399 juta USD(Sidatik, 2011). Komuditas udang memiliki kontribusi ekspor terbesar Indonesia daripada komuditas lainnya seperti Tuna, Cakalang, Kerapu, dll.
Lokasi merupakan salah satu tempat yang harus dipenuhi dalam kegiatan budiya laut maupun payau. Pemilihan lokasi sangat penting guna kelangsungan kegiatan budidaya. Budidaya laut memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan perairan laut. Biasanya perairan laut yang dapat digunakan untuk budidaya adalah yang memiliki arus tenang, gelombang kecil, bebas dari limbah industry, dan aksesibilitas. Sedangkan budidaya payau sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Maka dari itu budidaya payau yang dilakukan di daerah pesisir sangat diperlukan kajian mengenai kondisi lingkungan. Pada umumnya syarat lokasi untuk budidaya payau adalah dekat dengan sumber air laut, sarana dan prasarana, aksesibilitas, dan keamanan.
A.      TUJUAN
1.    Melakukan studi banding ke Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo,
2.    Mengetahui teknik budidaya komoditas perairan payau dan  laut sebagai bahan pembanding materi perkuliahan,
3.    Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa terutama mengenai hal-hal praktis di lapangan.

B.       MANFAAT
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam kegiatan praktikum ini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat serta mampu untuk mengatasi setiap permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan budidaya air payau dan budidaya air laut khususnya dalam pembenihan dan pembesaran budidaya kerapu, pembenihan dan pembesaran udang vaname serta budidaya rumput laut sehingga hasil produksi perikanan semakin optimum.

C.       WAKTU DAN TEMPAT
1.    Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Pecaron Situbondo
  Hari       : Senin
Tanggal  : 18 Juni 2012
2.    Instalasi Pembenihan Udang Gelung
  Hari       : Senin
Tanggal  : 18 Juni 2012
3.    Divisi KJA
Hari       : Selasa
Tanggal  : 19 Juni 2012
4.    Backyard hatchery Pak Abdurrahman
Hari       : Selasa
Tanggal  : 19 Juni 2012
5.    Kelompok pembudidaya rumput laut
Hari       : Selasa
Tanggal  : 19 Juni 2012





















II.                  PEMBAHASAN

A.      Balai Budidaya Air Payau Pecaron Situbondo
              Balai Budidaya Air Payau Pecaron Situbondo sebelumnya merupakan proyek dari Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Jepara. Proyek tersebtu dimulai pada tahun 1988. Pada tahun 1990 proyek tersebut menjadi sub senter . pada tahun 1995 Sub senter Situbondo berubah menjadi Lokariset. Ditahun 2001 berubah menjadi Balai sampai sekarang. Tidak hanya itu, Balai Budidaya Air Pyau (BBAP) Situbondo bahkan telah melahirkan Balai Karang Asem yang ada di Bali. Awal berdiri Subsenter Situbondo hanya memiliki 6 bak budidaya dan 4 bak plankton. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya SubSenter menjadi lokariset dan kemudian menjadi balai maka sarana dan prasarana yang ada mulai berkembang. Berbagai komuditas telah di kembangkan di BBAP Situbondo dan merupakan komuditas unggulan untuk pasar ekspor. Salah satunya adalah komuditas kerapu. Kerapu yang dikembangkan di BBAP Situbondo merupakan kerapu yang berkualitas baik dan bahkan merupakan komuditas unggulan Indonesia untuk kegiatan ekspor ke Hongkong, Taiwan, dan Cina.
   Balai budidaya Air Payau (BBAP) Pecaron Situbondo terletak di pantai utara tepatnya masuk dalam kabupaten Situbondo provinsi Jawa Timur. Balai Budidaya Air Payau Situbondo mempunyai tiga devisi yaitu divisi udang yang menempati area 0,98 ha terletak di desa Blitok, Kecamatan Bungatan , divisi budidaya yang menempati area 52 ha terletak di desa Pulokerto, Kecamatan Kereaton, Kabupaten Pasuruan dan devisi ikan merangkap kantor pusat yang menempati area 3,2 ha didusun Pecoran, desa Klatakan, Kecamatan Kendit yang berada sekitar 15 km dari ibukota ke arah barat. Secara geografis, BBAP Situbondo terletak pada 113 derajat 55’ 56” BT-114 derajat 00’ BT dan 07 derajat 41’ 32” LS-07 derajat 42’ 35” LS yang dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim penghujan (November- Maret) dan musim kemarau (April-Oktober).
Sumber air yang digunakan di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo berasal dari pantai Utara. Hal ini dikarenakan letak balai yang berdampingan langsung dengan Laut Utara jawa. Maka dalam suplai air laut menggunakan air dip antai utara. Dalam pengambilan air laut untuk mengisi ke bak-bak tendon ataupun budidaya dengan menggunakan pompa. Dengan begitu maka akan sangat memudahkan dalam suplai air dan biaya operasional.
B.       Teknik dan Manajemen Komoditas Budidaya
1 . Kerapu macan (Epinepheus fuscoguttatus)
         Kerapu macan merupakan jenis ikan karnivora yang bersifat kurang aktif namun sangat mudah dibudidayakan karena memiliki tingkat adaptasi yang tinggi. Hingga saat ini untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri, keberadaan kerapu macan masih didominasi hasil tangkapan yang sangat tergantung dengan musim. Selain itu kesinambungan produksi tangkapan tidak dapat dijamin karena daya dukung populasi di alam akan menurun bila terjadi overfishing. Akibat dari penurunan jumlah produksi penangkapan kerapu macan khususnya untuk ukuran konsumsi membuat usaha budidaya menjadi salah satu alternatif terbaik serta mampu memberikan harapan baru. (Anonim, 2011).
Klasifikasi
Ikan kerapu macan (Epinehelus fuscoguttatus) digolongkan pada :
Class : Chondrichthyes
Sub class  : Ellasmobranchii
Ordo        : Percomorphi
Divisi       : Perciformes
Famili      : Serranidae
Genus      : Epinephelus
Species    : Epinepheus
fuscoguttatus (Randall, 1987)
Ikan kerapu bentuk tubuhnya agak rendah, moncong panjang memipih dan menajam, maxillarry lebar diluar mata, gigi pada bagian sisi dentary 3 atau 4 baris, terdapat bintik putih coklat pada kepala, badan dan sirip, bintik hitam pada bagian dorsal dan poterior. Habitat benih ikan kerapu macan adalah pantai yang banyak ditumbuhi algae jenis reticulata dan Gracilaria sp, setelah dewasa hidup di perairan yang lebih dalam dengan dasar terdiri dari pasar berlumpur. Ikan kerapu termasuk jenis karnivora dan cara makannya "mencaplok" satu persatu makan yang diberikan sebelum makanan sampai ke dasar. Pakan yang paling disukai kenis krustaceae (rebon, dogol dan krosok), selain itu jenis ikan-ikan (tembang, teri dan belanak). 
Di dalam tangki percobaan ikan betina yang telah dewasa bila akan memijah mendekati jantan. Bila waktu memijah tiba, ikan jantan dan betina akan berenang bersama-sama dipermukaan air. Pemijahan terjadi pada malam hari, antara pukul 18.00 sampai pukul 22.00. jumlah telur yang dihasilkan tergantung dari berat tubuh betina, contoh betina berat 8 kg dapat menghasilkan telur 1.500.000 butir. Telur yang telah dibuahi bersifat "non adhesive" yaitu telur yang satu tidak melekat pada telur yang lainnya. Bentuk telur adalah bulat dan transparan dengan garis tengah sekitar 0,80 -0,85 mm. Telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi benih yang aktif berenang. Benih inilah yang umum tertangkap oleh nelayan. Kelimpahan benih ikan kerapu ini sepanjang tahun tidak sama. Kelimpahan yang paling tinggi disekitar Teluk Banten terjadi pada bulan Februari sampai April.
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam budidaya kerapu macan pada dasarnya sama dengan budidaya kerap pada umumnya. Di BBAP Situbondo sarana yang diperlukan dalam budidaya meliputi pompa air, listrik dan tak lupa genset dengan kekuatan 17 PK sebagai pengganti listrik PLN jika padam.
Sebagai langkah awal budidaya kerapu macan yang terpenting adalah ketersediaan benih dengan jumlah dan kualitas yang baik yang dapat diperoleh dari hatchery, karena akan mampu memenuhi kriteria jumlah, kualitas, ukuran dan waktu sesuai yang diinginkan. Pada umumnya pembuatan hatchery kerapu bagian dasar kolam adalah pasir atau karang. Pakan alami yang digunakan dalam pembenihan kerapu macan berbeda-beda tergantung fase dan umur larva. Larva yang baru menetas biasanya diberi makan Clorela dan rotifera. Selanjutnya menginjak umur 10 hari pakan diganti menjadi artemia. Ketika larva berumur 25 hari pakan diganti menjadi Mysiodopsis/ rebon. Pengelolaan air harus dikontrol guna meminimalisir perubahan lingkungan yang drastis. Harapannnya akan meningkatkan survival rate (SR) kerapu macan. Penyakit yang sering muncul dan menyerang kerapu macan adalah jenis bakteri Vibriosis. Untuk mencapai ukuran sekitar 21 gram maka diperlukan waktu pemeliharaan 1 bulan.  Kendala yang dihadapi dalam budidaya kerapu macan adalah waktu yang cukup lama.
Kerapu macan dapat dibesarkan di bak/ kolam maupun di keramba jaring apung. Syarat yang terpenting adalah lingkungan yang mendukung dan suplay pakan. Lingkungan yang baik dan suplai pakan yang mencukupi akan meningkatkan SR dan mempercepat pertumbuhan.
Tabel 1. Standar wadah pemeliharaan, padat tebar, ukuran teba- lama pemeliharaan pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu macan (Epinephelus fuscogutattus)
No.
Kegiatan
Ukuran ikan (gram)
15 – 25
50 – 75
400 - 500
1.
Wadah pemeliharaan
Jaring
Jaring
jaring
2.
Penebaran :
- Padat tebar (ekor/m3)
150 – 200
75 - 100
20 - 25
3.
Lama pemeliharaan (bln)
1
2
4
4.
Sintasan produksi (%)
> 80
> 85
> 95
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002
Kepadatan optimum untuk fase pendederan adalah 150-200 ekor/m3 dengan rata-rata panjang ikan 9-12 cm dan berat 15-25 g. Setelah dibesarkan selama 1-1,5 bulan, kepadatannya dikurangi menjadi 100 ekor/m3. Kepadatan ini harus dipertahankan hingga masa pembesaran 2 bulan, selanjutnya kepadatan menjadi 20-25 ekor/m3 dipertahankan selama 4 bulan hingga ikan mencapai ukuran konsumsi (400-500 g).Induk betina yang siap memijah memiliki berat 1, 5 kg sedangkan induk jantan 3 kg.
Table diatas merupakan hasil dari penelitian mengenai produksi kerapu macan pada tingkat budidaya yang berbeda.
2. Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)
Kerapu bebek mempunyai siri dorsal (punggung), sirip anal (perut), sirip petoral (dada), sirip garis lateral (gurat sisi), dan sirip caudal (ekor). Selain sirip, dibagian tubuhnya terdapat sisik yang berbantuk sikloid. Bentuk tubuh bagian punggung meninggi dengan bentuk cembung (concave). Ketebala tubuh sekitar 6,6-7,6 cm dari panjang spesifik. Sementara panjang tubuh maksimalnya mencapai 70 cm. Ikan ini tidak memiliki canine (gigi yang terdapat pada geaham ikan). Lobang hidungnya besar berbentuk bulan sabit vertical. Kulitnya berwarna terang abu-abu kehijauan dengan bintik-bintik hitam diseluruh kepala, badan, dan sirip. Pada kerapu bebek muda, bintik hitamnya lebih besar dan sedikit. Perbedaan antara ikan kerapu jenis lain tidak terlalu berbeda hanya perbedaan warna dan ukuran tubuhnya (Anonim, 2010).
Tabel 2. Standar wadah pemeliharaan, padat tebar, ukuran tebar, lama pemeliharaan pada setiap tingkatan pembesaran ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis).
No.
Kegiatan
Ukuran ikan (gram)
15-25
50-75
400 - 500
1.
Wadah pemeliharaan
Jaring
Jaring
jaring
2.
Penebaran :
- Padat tebar (ekor/m3)
150-200
75-100
20-25
3.
Lama pemeliharaan (bulan)
3
3
9
4.
Sintasan produksi (%)
90
95
95
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002
Perbandingan jantan betina kerapu tikus adalah 1:2. Biasanya induk diberi pakan ikan rucah (lemuru, cumi-cumi). Ikan kerapu merupakan ikan hemeafrodit sehingga dalam budidayanya cukup sulit. Untuk kolam induk yang digunakan di BBAP Situbondo ber diameter 10 m. pemijahan kerapu tikus biasanya terjadi pada malam hari yaitu mulai pukul 10 sampai dini hari. Ikan kerapu memijah secara alami pada bulan-bulan gelap.
Tabel Padat Penebaran, Lama Pemeliharaan dan Sintasan Produksi dalam Pembesaran Ikan Kerapu Macan dan Kerapu Bebek.
No.
Kegiatan
Jenis Ikan
Kerapu Bebek
Kerapu Macan
1
Padat penebaran ekor/m3
20-25
20-25
2
Lama pemeliharaan (bulan)
12
7
3
Sintasan produksi (%)
95
95
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2002
4.    Kerapu kertang
Kerapu kertang termasuk genus Epinephelus yang mempunyai pertumbuhan sangat tinggi karena dapat mencapai 2 kg dalam waktu satu tahun. Puja dkk, (2006) melaporkan bahwa kerapu Kertang ukuran pendederan dan penggelondongan mempunyai laju pertumbuhan harian sebesar 3,09-3,11%. Disamping pertumbuhan yang cepat kerapu jenis ini membuatnya harga lebih tinggi dari pada kerapu macan (Epinephelus fuscogulattus). Berdasarkan data tersebut diatas kerapu kertang merupakan spesies yang potensial untuk dikembangkan sekaligus mengurangi tekanan terhadap perusakan populasi sumberdaya perikanan (Minjoyo dkk, 2007). System budidaya dan manajemen budidaya kerapu kertang pada dasarnya sama dengan budidaya kerapu secara umum.
5.        Kerapu Hybrid
Pada ikan air tawar, persilangan antar spesies untuk mendapatkan strain baru serta morfologi yang disukai konsumen telah dilakukan sejak tahun 70-an. Namun pada ikan-ikan laut terutama kerapu, upaya seperti ini belum banyak dilakukan, hanya sebatas penelusuran genetic melalui analisa enzim dan protein yang menggambarkan profil beberapa jenis ikan dengan parameter nilai heterozigositas, jumlah alel per lokus dan presentase loki polimorfik (Muslim, 1999).
Hibridisasi adalah salah satu metode pemuliaan dalam upaya mendapatkan strain baru yang mewarisi sifat-sifat genetic dan morfologis dari kedua tetuanya dan untuk meningkatkan heterozigositas. Semakin tinggi heterozigositas populasi semakin baik sifat-sifat yang dimilikinya. Hibridisasi pada ikan cukup mudah dan dapat menghasilkan kombinasi taksonomi yang bermacam-macanm dan luas (Tave, 1988).
Dewasa ini telah ditemukan beberapa kerapu Hibrid sperti kerapu Hybrid Cantang yaitu hasil persilangan anatara kerapu macanbetina dengan kerapu kertang jantan. Hasul hibridisasi telah menghasilkan satu varietas baru yang secara morfologis mirip dengan kedua spesies induknya, sedangkan pertumbuhannya lebih baik daripada ikan ekrapu macan dan kerapu kertang itu sendiri.
6.        Bawal Bintang
Filum    : Chordata
Kelas     : Actinopterygii
Ordo     : Perciformes
Famili    : Carangidae
Genus   : Trachinotus
Spesies : Trachinotus blochii (Lacepede, 1801)
Bawal Bintang tergolong ikan perenang aktif dan mampu hidup dengan tingkat kepadatan cukup tinggi (Kadari, et.al., 2008). Ikan Bawal Bintang mempunyai ciri-ciri badan berbentuk pipih melebar dengan sirip ekor bercabang sebagai tanda bahwa ikan bawal bintang merupakan jenis ikan perenang cepat, mulut kecil terletak di ujung kepala dengan rahang bergigi, lubang hidung terletak di depan mata, badan tanpa sisik dengan warna kulit keperak-perakan dengan punggung berwarna hitam (Tim Balai BudidayaLautBatam,1999).
Budidaya bawal dimulai denganpemeliharaan didalam bak betonberbentuk bulat dengan volume 50 m3 , bak induk dilengkapi dengan sumber oksigen (aerasi) dengan 10 titik dilengkapi dengan pompa 2 inchi yang dibiarkan mengalir terus menerus untuk mencapai target pergantian air 300%. Pemtangan gonad dilakukan dengan cara pemberian pakan induk da manipulasi lingkungan. Pakan induk yang diberikan selama pemeliharaan berupa ikan rucah sewperti ikan selar, ekor kuning, belanak, dll. Pemberian ikan rucah sebanyak 3-5% dari total berat induk.  Pakan diberikan pada pukul 7 -8 pagi. Selain itu diberikan multivitamin untuk menjaga kesehatan dan stamina induk.
Manipulasi lingkungan dilakukan untuk memacu pematangan gonad melalui pengaturan ketinggian air pada bak induk, yaitu setiap hari setlah pemberian pakan, ketinggian air diturunkan sekitar 1/3 dari total tinggi bak induk. Perlakuan ini dilakukan setiap hari selama 8 jam. Proses pemijahan induk dilakukan dengan cara melakukan implantasi hormone LHRHa untuk memacu pematangan gonade. Implamantasi hormone dilakukan sebanyak 4 kali berturut-turut setiap bulan pada bulan gelap. Dosis hormone yang diimplamantasikan sebanyak 50 mikro gram/kg berat ikan.
Setelah induk matang gonad dilakukan induce spawning (pijah rangsang) dengan menyuntikkan hormone HCG dan puberogen dengan masing-masing dosis 200 IU dan 150 IU. Telur yang dipijahkan pada malam hari selanjutnya dipanen dan diseleksi pada pagi hari.







7.        Udang vanamei (L.vannamei)

         
Gambar : sebelah kiri ( tambak udang beserta kincirnya) sebelah kanan ( tambak udang beserta anco
Usaha pembenihan udang di dunia, dewasa ini semakin marak selain budidaya udang vannamei yang sudah menjamur di kalangan para teknis budidaya perikanan, ada jenis udang spesies lain yang sudah dikembangkan yaitu Litopenaeus vannamei. Pengenalan udang oleh beberapa negara Asia, yang berasal dari kawasan sub tropis sekitar perairan negara dikawasan Amerika Latin (Meksiko, Equador dan Peru) seperti udang Vannamei, potensi dan prospek  bagi dunia usaha perikanan sangat besar sehingga dapat memberikan akses komoditas udang terhadap pasar internasional.
Klasifikasi udang vannamei adalah:
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Crustacea
Subkelas          : Malacostraca
Seri                  : Eumalacostraca
Superordo       : Eucarida
Ordo                : Decapoda
Subordo          : Dendrobranchiata
Infraordo         : Penaidea
Superfamili      : Penaeoidea
Famili              : Penaidae
Genus              : Penaeus
Subgenus         : Litopenaeus
Spesies            : L.vannamei (Wybandan Sweeney, 1991)

Morfologi
            Secara umum tubuh udang penaeid dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala yang menyatu dengan bagian dada (Cephalothorax) dan bagian tubuh sampai ekor (Abdomen). Bagian cephalothorax terlindung oleh kulit chitin yang disebut carapace. Bagian ujung cephalotorax meruncing dan bergerigi yang disebut rostrume. Udang putih (Litopenaeus vannamei) memiliki 2 gigi di bagian ventral rostrum sedangkan di bagian dorsalnya memiliki 8 sampai 9 gigi (Wyban dan Sweene, 1991).
            Udang Vanamei memiliki tubuh yang beruas-ruas dan tiap ruasnya terdapat sepasang anggota badan yang umumnya bercabang dua atau biramus. L. vannamei memiliki karakteristik kultur yang unggul. Berat udang ini dapat bertambah lebih dari 3 gram tiap minggu dalam kultur dengan densitas tinggi (100 udang/m2). Berat udang dewasa dapat mencapai 20 gram dan diatas berat tersebut, Penaeus vannamei tumbuh dengan lambat yaitu sekitar 1 gram/ minggu. Udang betina tumbuh lebih cepat daripada udang jantan. L. vannamei memiliki toleransi salinitas yang lebar, yaitu dari 2 – 40 ppt, tapi akan tumbuh cepat pada salinitas yang lebih rendah, saat lingkungan dan darah isoosmotik (Wyban dan Sweene, 1991).
Siklus Hidup
Seperti kelompok crustacea lainnya udang Vanamei memiliki siklus hidup yang sama yaitu :
1.      Nauplius
Stadia Nauplius terbagi atas enam tahapan yang lamanya berkisar 46-50 jam untuk Litopenaeus vannamei, belum memerlukan pakan karena masih mempunyai kandungan kuning telur.
2. Zoea
Stadia zoea terbagi atas tiga tahapan, berlangsung selama kira-kira 4 hari. Stadia zoea sangat peka terhadap perubahan lingkungan terutama kadar garam dan suhu air. Zoea mulai membutuhkan pakan berupa fitoplankton (Skeletonema sp.).
3. Mysis
Stadia mysis terbagi atas tiga tahapan, yang lamanya 4-5 hari. Bentuk udang stadia mysis mirip udang dewasa, bersifat planktonis dan bergerak mundur dengan cara membengkokkan badannya. Udang stadia mysis mulai menggemari pakan berupa zooplankton, misalnya Artemia salina.
4. Post Larva
Stadia larva ditandai dengan tumbuhnya pleopoda yang berambut (setae) untuk renang. Stadia larv bersifat bentik atau organisme penghuni dasar perairan, dengan pakan yang disenangi berupa zooplankton.

Gambar Siklus hidup udang Penaeid (Stewart, 2005)
Sistem budidaya udang Vanamei di Balai Budidaya Air Payau Situbondo adalah dengan menggunakan system Intensif semi close . sumber air asin didapat dari laut utara dengan cara dipompa. Air yang telah masuk di lakukan treatment di bak treatmen. Setelah itu air yag telah di treatment dapat digunakan untuk mengisi bak budidaya. Suplai air tawar didapat dari pengeboran. Basanya salinitas dari pengeboran ini adalah 5-15 ppt. Terdapat 2 kincir air yang digunakan dalam satu petak tambak. Dalam setipa bak budidaya memiliki luas 1000m2. Sehingga rata-rata tebar dalam setiap meternya adalah 100ekor. Kapasitas produksi adalah 5ribu kg.
Budidaya udang vanamei khususnya di untu induk mortalitas paling besar adalah 1%. FCR paling tinggi konsumsi adalah 1:1,5. Pemberian pakan pada prinsipnya sama dengan pemberian pakan di budidaya udang secara konvensional. Untuk mendapatkan biomassa sehingga dapat meng estimasi jumlah pakan yang diperlukan adalah dengan cara anco. Jika udang tidak mau makan dalam satu hari berarti pakan harus dikurangi 50%. Selama 3 bulan pemeliharaan minimal SR dalam pembesaran adalah 85%. Jika terlalu banyak mortalitas maka akan dilakukan penebaran ulang.
Budidaya udang Vanamei tidak terlepas dari berbagai kendala salah satunya dalah serangan penyakit. Di Balai Situbondo jarang terjadi serangan penyakit. Biasanya penyakit yang dapat menyerang adalah Taura Sindrom Virus, WSSV, dan WHN. Di Balai Situbondo biasanya hanya terjadi perubahan kondisi lingkungan khususnya suhu. Jika perubahan kondisi lingkungan ini tidak cepat ditangani maka akan berakibat pada serangan penyakit. Pencegahan dari serangan virus dan penyakit adalah dengan penerapan pola makan yang tepat dan pemberian probiotik. Jika terjadi perubahan suhu yang mendadak sepertik suhu yang rendah maka dilakukan pembuangan air kolam, jika suhu naik maka dilakukan penambahan air pada kolam. Probiotik yang digunakan adalah seliformis 2x 10 4 .
Pemanenan dilakukan dengan membuka utlet kolam yang berada di tengah. Setelah dilakukan pembukaan maka debit air di kolam akan menurun sesuai yang diinginkan. Biasanya debit air dipertahankan sekitar ¼ bagian. Setelah itu udang digiring ke pojok kolam dan kemudian dinaikkan untuk dimasukkan kedalam keranjang. Udang yang telah berada dikeranjang selanjutnya akan disortir sesuai ukurang pasar. Udang di cuci dan ditiriskan setelah itu baru ditimbang. Maka pada tahap akhir udang siap untuk di distribusikan.
C.      Rumput Laut (Eucheuma cottonii)
                 
Gambar : sebelah kiri ( rumput laut yang sedang dijemur) sebelah kanan (hasil olahan rumput laut)
Rumput laut merupakan salah satu komuditas budidaya laut yang dapat diandalkan, mudah dibudidayakan dan mempunyai prospek pasar yang baik serta dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat petani.  Saat ini potensi lahan untuk budidaya rumput laut di Indonesia sekitar 1,2 juta ha, namun baru termanfaatkan sebanyak 26.700 ha (2,2%) dengan total produksi sebesar 410.570 ton basah. Budidaya rumput laut tidak memerlukan teknologi yang tinggi, investasi cenderung rendah, menyerap tenaga kerja yang cukup banyak dan menghasilkan keuntungan yang relatif besar (Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulawesi Tengah, 2007).
Menurut Doty (1985), Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah (Rhodophyceae) dan berubah nama menjadi Kapphycus alvarezii karena karaginan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa-karaginan. Maka jenis ini secara taksonomi disebut Kappaphycus alverezii (Doty, 1986). Nama daerah “cottonii” umunya lebih dikenal dan bisa dipakai dalam dunia perdagangan nasional maupun internasional. Kalsifikasi Eucheuma cottonii menurut Doty (1985) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi       : Rhodophyta
Kelas       : Rhodophyceae
Ordo        : Gigartinales
Famili       : Solieracea
Genus      : Eucheuma
Spesies     : Eucheuma alvarezii
Ciri fisik Eucheuma cottonii adalah mempunya thallus silindris, permukaan licin, cartilogeneus. Keadaan warna tidak selalu tetap, kadang-kadang berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau merah. perubahan warna sering terjadi hanya karena faktor lingkungan. Kejadian ini merupakan suatu proses adaptasi kromatik yaitu penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan (Aslan, 1998). Penampilan thalli bercariasi mulai dari bentuk sederhana sampai kompleks. Duri-duri pada thallus runcing memanjang, agak jarang-jarang dan tidak bersusun melingkari thallus. Percabangan ke berbagai arah dengan batang-batang utama keluar saling berdekatan ke daerah basal (pangkal). Tumbuh melekat ke substrat dengan alat perekat berupa cakram. Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh dengan membentuk rumpun yang rimbun dengan cirri-ciri khusus mengarah kea rah daangnya sinar matahari (Atmadjaya, 1996).
Runput laut yang dibudidayakan di daerah tersebut adalah dari jenis Eucheuma cottoni. Metode budidaya rumput laut yang digunakan adalah dengan metode rakit apung. Rakit apung yang dibuat berasal dari bamboo yang dirangkai dengan rapi. Sebenarnya dalam budidaya rumput laut dapat menggunakan berbagai metode seperti long line jika lokasi perairan berkarang dan rakit apung jika perairan tersebut berpasir.  Panjang standar rakit adalah 8 x 10 meter. Jarak ikat masing-masing tali adalah 20 cm dan 15 cm. dalam satu tali rase berukuran 50 m. di daerah tersebut biasanya satu keluarga memiliki 5 ancak rakit apung untuk budidaya.
Pembibitan rumput laut cukup mudah dengan menggunakan bagian ujung rumput laut untuk dipetik. Bagian ujung tersebut bisa digunakan untuk bibit baru sehingga biaya dalam pembibitan cukup murah. Pada awal pembibitan, biasanya bibit didapat dengan cara membeli dengan harga 1 kg/3ribu. Bibit ini basanya berasal dari luar Situbondo karena kualitasnya yang masih cukup baik. Penanaman rumput laut dilakukan dengan cara mengikat bibit-bibit tersebut pada tali yang telah disiapkan. Setelah diikat dan dipasang maka tinggal dibiarkan diperairan laut. Biasanya kedalaman laut yang dapat digunakan untuk budidaya adalah 1,5 dari surut terendah.
Pemeliharaan rumput laut sampai panen membutuhkan waktu tidak begitu lama yaitu 35-40 hari. Waktu yang singkat inilah yang mengakibatkan rumput laut sering dbudidayakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir. Terdapat beberapa kendala yang sering muncul dalam budidaya rumput laut. Pertama, perubahan iklim yang sangat drastic mengakibatkan kondisi perairan terganggu dan mengakibatkan kondisi rumput laut menurun dan bahkan mengurangi produktifitasnya. Kedua, adanya serangan penyakit ice-ice menjadi kendala tersendiri bagi petani. Biasanya serangan penyakit ice-ice terjadi ketika kondisi perairan menurun dan banyaknya lumpur yang mengotori thallus. Akibat serangan ice-ice ini bisasanya ketika rumput laut tersebut dikeringkan hasilnya kurang bagus dan terlihat bintik-bintik. Jika rumput laut yang berumur lebih dari 40 hari tidak dipanen maka akan mengalami peremajaan sehingga tidak dapat dipanen. Dalam satu tahun biasanya dapat dilakukan 8 kali panen dan dilakukan perubahan bibit baru. Harapannya dari perubahan bibit baru adalah dapat meningkatkan produktifitas. Pembersihan rumput laut dilakukan terganting situasi dan kondisi. Ketika perairan banyak terjadi ombak sehingga mengakibatkan material dasar menempel di thallaus maka tindakan yang dapat dilakukan adalah membersihkannya.
Pemanenan dilakukan ketika rumput laut berumur 35-40 hari. Pemanenan rumput laut didaerah tersebut dilakukan dengan system borongna ataupun dengan pribadi. Biaya tarik rakit dari tengah ke darat adalah sebesar Rp 75.000, sedangkan biaya untuk panen 25 ribu dan biaya untuk tanam lagi 56 ribu, serta biaya untuk pasang ketengah laut adalah 75 ribu. Rumput laut yang telah siap untuk dipanen ditark ke darat dengan menggunakan perahu motor. Setelah sampai darat maka tali-tali yang melekat pada rakit apung dilepas dan rumput laut dapat dipanen. Harga jual rumput laut yang telah dipanen adalah 1,5-2 ribu/kg untuk rumput laut basah dan 13 ribu untuk rumput laut kering. Biasanya rumput laut yang dikeringkan kadar airnya dapat mencapai 30%. Semakin lama penyimpanan rumput laut semakin baik.
Berbagai produk olahan berbahan rumput laut yang dilakukan didaerah tersebut meliputi dodol rumput laut, kerupuk, permen, dan stik rumput laut. Saat ini pemasaran rumput laut didaerah Situbondo masih untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Distribusi hasil panen rumput laut samapi Malang, Sidoarjo, Gresik, Tangerang, dan Surabaya. Beberapa perusahaan yang telah manampung produksi rumput laut di daerah tersebut adalah PT Indonesia Togamas Prima, dan PT Sentrum.

D.           Keramba Jaring Apung
                    
Gambar Konstruksi Keramba Jaring Apung (KJA)
            Unit budidaya Balai Situbondo tidak hanya terfokos pada land base aquaculture namun juga water base aquaculture. Salah satu water base aquaculture adalah keramba jarring apung yang terletak diarea balai Pecaron Sitobondo. Keramba Jaring Apung (KJA) tersebut dibangun dari pendanaan pemerintah untuk digunakan dalam pembesaran kerapu, kakap, dan bawal bintang. Awal berdirinya keramba jarring apung tersebut pada tahun2012 dan baru beroperasi pada bulan februari. Komuditas yang dibudidayakan adalh Kerapu macan, kerapu tikus, bawal bintang da kakap putih. Keramba tersebut memiliki 58 lubang yang kesemuanya dirangkai dengan system yang modern. Bahan-bahan dalam pembuatan kerangka KJA sudah modern yang terbuat dari plastis dengan daya tahan 20 tahun. Rangka-rangka tersebut hasil produksi PT Aquatec Bandung. Untuk menjaga kualitas, maka setiap beberapa bulan dilakukan pengecekan oleh perusahaan. Harga 1 set rangka dengan terdiri dari 8 lubang keramba adalah 400juta. Berbeda halnya dengan jika bahan rangka KJA hanya terbuat dari sterofom ataupun bambu. Dalam satu unit rangkai KJA terdiri dari berbagai keramba, rumah jaga, tempat penyimpanan pakan, dan perahu untuk transportasi. Di bagian atas keramba diberi paranet yang berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk kedalam keramba.
            Setiap jarring biasanya memiliki ukuran 3 x 3 meter dan 4 x 4 meter. Biasnaya padat tebar neih kerapu adalah 300 ekor/ petak. Berat jangkar adalah 60 kg dan dengan benatangn tali 100 meter. Biasnaya dasar perairan berlumpur. Ukuran jarring yang digunakan adalah 1 inch. Pemberian pakan disesuaikan dengan besaran ikan. Ikan yang berukuran 10 cm biasanya membutuhkan pakan pellet 50 ons. Pakan diberikan 2 kali sehari pada pukul 8 dan 4 sore. Tidak hanya pakan pellet, juga dilakukan pemberian pakan ikan rucah selam 1 bulan sebelum dilakukan pemanenan. Ikan ruch ini memiliki kelebihan yaitu dapat meningkatkan pertumbuhan. Namun pakan ikan rucah juga memiliki kerugian yaitu  lemak yang tinggi serta memicu argulus.  Maka untuk menanganinya cukup mudah yaitu dengan melakukan perendaman dengan iar tawar untuk menetralisirnya. Pengelolaan kualitas air dilakukan satu minggu sekali . Selama ini belum ditemui kualitas air yang jelek. Dalam pengelolaan adanya biofauling yang menempel maka pada tiap 2 minggu sekali dilakukan ganti jaring.
Kendala yang dihadapi adalah ketika terjadi surut biasanya akan berimbas pada bau amis yang disebabkan oleh ubur-ubur. Jika terjadi serangan wabah penyakit maka akan segara dilakukan uji lab untuk mengetahui pathogen yang menyerang ikan. Sedangkan untuk menghindari adanya kerugian dari pencurian adalah dengan menempatkan hewan jaga berupa anjing dan tidak lupa seorang penjaga tiap harinya.
Panen dilakukan dengan cara pengangkatan jaring kemudian menagkap ikan yang berada di jaring. Biasanya ikan yang telah dipanen dipasarkan didaerah SItubondo ataupun diluar kota. Ikan-ikan tersebut dipasarkan untuk kebutuhan konsumsi rumah makan untuk daerah Situbondo. Tidak hanya itu, biasanya panen juga langsung diambil oleh pembeli yang datang langsung dilokasi.


E.       Hatchery Pak Abdul Rahman
           
          
Gambar : sebelah kiri (konstruksi bak treatment) sebelah kanan ( bak kultur clorella)
Hatchery Pak Abdul Rahman pada dasarnya merupakan suatu unit usaha bersama yang berbasis budidaya ikan khususnya kerapu. Hatchery tersebut didanai oleh beberapa orang sahabatnya dan juga dari pihak bank. Dengan pengajuan proposal yang tersusum rapai maka, dana dari bank akan dengan mudah turun untuk kegiatan perikanan. Hatchery ini terletak tidak jauh dari Balai Pecaron Situbondo.
Konstruksi kolam tidak kotak namun sedikit melengkung pada bagian ujung-ujungnya. Tujuannya agar pada bagian suduk kolam tidak mengalami titik mati sehingga kadar DO perairan meningkat. Bak-bak kolam yang dibangun menggunakan bata merah. Pembuatan kolam di cor dulu kemudian dibuat dindingnya. Hal berbeda sekali dengan pembuatan rumah yang dimulai dengan pembuatan dinding kemudian dicor pada bagian dasarnya. Biasanya dalam pembuatan bangunan kerangka menggunakan besi namun pada pembuatan kolam kerang yang digunakan adalah berasal dari bambu. Jika kerangka menggunakan besi maka dikawatirkan akan cepat mengalami korosi karena adanya salinitas air yang tinggi.  Sehingga penggunaan bammbu ini selain mengirit biaya menjaga kekuatan kolam agar tidak mudah korosi. Bagian atap menggunakan fiberglaas untuk menjaga kestabilan suhu. Jika suhu perairan stabil maka akan menghindari terjadinya serangan jamur. Kombinasi atap adalah dengan 60% atap fiber dan 40 % atap esbes. Dinding kolam dibuat sedemikian rupa agar tidak mudah mengalami kebocoran. Dalam satu unit hatchery tersebut terdapat beberapa bak yaitu bak larva, bak pakan alami dan bak treatment air. Sumber air yang digunakan adalah dari air laut yang dipompa masuk kedalam bak-bak treatment. Air tersebut kemudian ditreatment. Terdapat 3 filter yang digunakan dalam treatment air sebelum amsuk ke dalam bak-bak budidaya yaitu filter mekanis, kimiawi, dan mekanis.
Terdapat beberapa komudiatas yang dibudidayakan yaitu kerapu macan dan tikus dan udang. Budidaya yang diterapkan adalah dengan mengambil larva dari Balai pecaron kemudian melakukan pendederan untuk ukuran budidaya pembesaran. Maka dari itu sebenarnya usaha yang dilakukan oleh Hatchery Pak Abdul Rahman cukup efisien dan menguntungkan. Pakan yang digunakan untuk pemeliharaan larva adalah pakan alami berupa mikroalga (Clorella) dan artemia. Pakan-pakan tersebut dikultur sendiri di bak kultur pakan alami. Clorella dipersiapkan selama 7 hari sebelum diberikan pada larva. Biasanya untuk pengkayaan clorella dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik.
Kendala yang sering muncul adalah adanya perubahan lingkungan yang mendadak (suhu) dan kebersihan sarana dan prasarana. Perubahan suhu yang mendadak ini akan mengakibatkan kematian pada udang yang telah di budayakan. Sedangkan kebersihan sarana menjadi penting karena akan mempengaruhi SR ikan. Seperti yang terjadi ketika ada kematian yang mendadak pada larva yang baru menetas. Kematian tersebut disebabkan karena selang aerasi yang digunakan tidak dibersihkan. Akibatnya terjadi kematian masal.

F.       IPU Gelung
IPU Gelung merupakan salah satu unit budidaya yang bergerk dalam pembenihan khususnya udang vanamei. IPU gelung memiliki system budidaya yang cukup modern. IPU Gelung ini nantinya diharapkan akan mampu mensuplai bibit-bibit udang vanamei yang berkualitas baik dan tahan terhadap serangan penyakit. IPU Gelung merupakan dikhususkan untuk penelitian mengenai udnag vanamei dan tidak untuk produksi komersil.
System budidaya yang diterapkan sangat modern dengan system intensis dan close system untuk airnya. Tidak hanya itu, biosecurity diterapkan untuk menjaga khualitas dan adanya serangan penyakit dari berbagai carier. Dalam system airnya menggunakan system aliran yang memutar agar tidak ada titik mati pada sudut kolam. Tidak hanya itu dilakukan oksigenasi untuk meningkatkan kadar oksigen perairan. Bak kolam terbuat dari polietiline yang memiliki daya tahan lama dan biasanya digunakan untuk budidaya tambak. System treatment air yang masuk dan keluar cukup ketat. Tujuannya agar air yang masuk maupun keluar tidak tercemar oleh perubahan lingkungan.


III.             PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Teknik budidaya perairan payau yang diterapkan di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo pada dasarnya sama dngan teori yang ada di kuliah. Sehingga dapat dikatakan bahwasanya budididaya yang diterapkan tergolong cukup baik
2.      Pengetahuan mengenai budidaya perairan payau dan laut di Situbondo sangat member manfaat khususnya untuk masa depan jika terjun langsgung di lapangan
B.     Saran
1.      Kegiatan Kunjunganjadwalnya tidak menentu. Sehingga praktikan bingung apa yang akan dikunjungi. Sebaiknya untuk praktikum ke depan jadwal lebih detail agar memudahkan praktikum













Daftar Pustaka
Afero, F. 2005. Analisa ekonomi budidaya kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) dalam keramba jaring apung di Indonesia. Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh, Banda Aceh
Anonim. 2002. Buku Petunjuk Teknis Budidaya Laut (ikan Kerapu). Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
Anonim. 2002. Kumpulan SNI Bidang Pembudidayaan. Ditjen Perikanan Budidaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
Anonym 2010. Budidaya Kerapu Macan Dalam Keramba Jaring Apung. Jurnal Budidayaku.blogspot.com
Anonim 2011. Budidaya kerapu macan. Aquacultur ku. Blogspot.com.
Aslan L., 1991. Budidaya Rumput Laut. Kanisius, Yogyakarta
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah, 2007. Grand Strategi Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Sulawesi Tengah, Palu
FAO Fisheries Department (2003) World Fisheries and Aquaculture Atlas. CD-ROM. Rome, FAO. 2nd ed.
Kelauatan dan Perikanan dalam angka. 2011. Potensi dan Sumberdaya Alam Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikan RI
Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. 2011. Hasil Ekspor Indonesia tahun 2010. Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
Minjoyo, H., Yowono, P., Budi, K., 2007. Penggelondongan Kerapu Kertang (Epinephelus lanceolatus) Dengan Padat Tebar Berbeda di Bak Terendali. Penelitian di Balai Besar Budidaya Laut Lampung
Muslim, A.B. dkk. 2009. Pemeliharaan Larva Kerapu Kertang (Epinephelus spp.) Dari Panti Pembenihan. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang.
Puja, Y., Kurnia, B., Prihaningrum, A., dan Minjoyo, H. 2006 Pendederan Kerapu Kertang Kertang (Epinephelus lanceolatus) di Bak Terkendali. Buletin Budidaya Laut No.20 tahun 2006
Tave, D. 1988. Genetic for Fish Hatchery Managers.
Tim Balai Budidaya Laut Batam. 1999. Pembenihan Bawal Bintang (Trachinotus blochii, Lecepede). Balai Budidaya Laut Batam – Departemen Kelautan dan Perikanan. Batam.
Wyban, J.A. dan Sweeney, J. N. 1991. Intensive Shrimp Production Technology. The Oceanic Institute. Hawai. USA.