WpMag

Rabu, 26 September 2012

OH NEGERIKU


OH NEGERIKU 



Kata orang nenek moyang kita seorang pelaut, berjiwa pemberani dan pantang menyerah. Kita pun bangga punya orang-orang hebat yang tangguh dimasa lampu. Ekspansi-ekspansi yang dilakukan telah menggugah dunia kemaritiman. Disamping itu nusantara ini sangat luas dengan berbagai sumberdaya alamnya. Sumberdaya ikan yang ada sungguh begitu besar dan kita pun menjadi bangga karenanya. Bangsa lain pun ikut senang dan memanfaatkan sumber daya alam negeri kita ini. telah menjadi kodrat bangsa kita adalah bangsa yang besar. Telah digariskan oleh Tuhan bahwa kita hidup di negeri yang besar dengan sumberdaya alam yang melimpah.
Barang kali itu menjadi malapetaka ketika manusia-manusia lupa atau bahkan melupakan aturan-aturan yang berlaku. Boleh jadi aturan alam ataupun aturan manusia itu sendiri yang dilanggar. Kita semakin terlena dan dilenakan oleh waktu hingga kita bahkan lupa akan kebesaran itu. mungkin kita terlalu tamak dalam memanfaatkan sumber daya alam di negeri ini, hingga terbabat habis berkeping-keping tak tersisa lagi. Kita hanya menyisakan sejarah mengenai bangsa yang besar ini. kita menyisakan cerita pada anak cucu kita bahwa dulu dinusantara ini sumber daya alamnya melimpah. Lautan dipenuhi oleh ikan, sungai dan danau pun tak terkecuali. Kita bangga dengan itu semua. Dan suatu ketika tibawah waktu itu, kita ditanyai oleh generasi penerus. Kemanakan ikan dilaut itu, kok sekarang tak ada? Dimanakan ikan disungai itu, hilang tak berbekas? Apakah yang terjadi di negeri yang katanya kaya ini?. lantas bagaimana kita menjawabnya. Sungguh kita akan dihadapkan pada berbagai jawaban yang dilematis.
Beberapa abad yang lalu seorang pujangga jawa telah mengingatkan kepada kita mengenai kondisi saat ini. Ronggowarsito, seorang pujangga dalam serat Kalatido nya telah menggugah kita dan mengingatkan.
  • Amenangi jaman edan ewuh aya ing pambudi
  • melu edan ora tahan
  • yen tan melu anglakoni boya kaduman melik
  • kaliren wekasanipun
  • Dillalah karsaning Allah
  • Sakbeja-bejane wong kang lali
  • luwih beja kang eling lan waspada..
Ketajamannya dalam membaca kondisi masa depan telah membuat kita untuk selalu mawas diri. Pada masa ini lah apa yang dikatakan Ronggo warsito itu benar. Tak usah kita mengais-ngais bukti, karena itu telah dapat kita ketahui di realita kehidupan kita. jaman kita ini, jaman edan. Ah, bukan edan ini lebih dari edan entah apa menyebutnya. Kita terlena hingga kita membabat habis sumberdaya alam di nusantara ini. ikan-ikan di peraian kita ini dirampas oleh orang-orang edan. Bingun untuk mendeinisikan mereka, namun tak ada pilihan lain selain orang edan, orang rakus, tamak dan entah apalagi. Namun Ronggo warsito pun masih mengingatkan kita mengenai beberapa orang baik dijaman kita ini. mereka adalah orang yang ingat dan waspada. Kini orang-orang seperti inilah yang jarang ditemui, dan keberadaan mereka seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

Rabu, 19 September 2012

BALADA MAHASISWA AKHIR


BALADA MAHASISWA AKHIR


Tak terasa sudah menginjak tahun keempat di kampus biru. Dulu awal pertama masuk, seakan waku itu terasa lama. Kini semua itu telah berjalan penuh dengan berbagai moment-moment indah. suka duka telah kita lewati bersama. Kalau kita kembali lagi mengenang masa-masa dulu, sungguh begitu indah, walaupun juga banyak kenangan yang kadang membuat kita harus tertunduk malu dan hati gundah gulana.

Di tahun  keempat ini, kita akan disajikan mengenai tantangan-tantangan didepan mata yang harus kita hadapi dengan penuh kesabaran. Boleh jadi kesabaran, dan sedikit kerja keras atau mungkin banyak kerja keras dan sedikit kesabaran. Ah itu gak penting, yang penting semua harus dijalani. Seperti yang dikatakan oleh seorang bijak “lakonono opo sing enek neng ngarepmu, mergo kui takdir sing paling apik di wenehi Gusti marang awakmu”. Mungkin kurang lebih artinya “jalankan apa yang ada didepan kita karena itu takdir yang paling baik yang diberikan Tuhan kepada kita”.

Hari-hari ini kita dihadapkan pada berbagai kesibukan seperti proposal penelitian, proposal KL dan seminar, serta penelitian itu sendiri. Mana yang mau didahulukan?” monggo terserah anda. Sekali lagi dijalani saja. Walau hidup sulit, ya ini hidup kalau pingin gak sulit gak usah hidup….hehehe. Dibantai dosen karena proposal gak mutu, dimaki dosen karena gak segera nyelesain tugas, dikata-katain dosen karena laporan belum jadi-jadi. Ya nikmati saja.

Sesibuk apa kita, sudahlah itu pilihan kita. Yang penting luangkan waktu sejenak untuk melepaskan segala penat yang ada. Agar pikiran kita dapat segar dengan suasana yang baru. Sudah kalau pikiran cupet mikirin semua yang ada, lepas…dan lepaskan. Bagaimana cara melepaskan, simple saja. Contohnya gini jika ada penghalang didepan kita sehingga menutupi apa yang kita capai, salah satu cara adalah kita harus melangkah kesamping , lalu lihatlah objek yang menjadi tujuan kita. Sekarang terlihatkan. Maka dari itu janganlah kita terpaku dengan satu cara untuk melepaskan masalah dihadapan kita, masih ada cara lain. Dengan memindahkan posisi kita maka kita akan dapat melihat asa yang ada didepan kita. “nyontek P Mario Teguh”.

Terakhir kalau sudah cupet semua, ini adalah ramuan yang cukup manjur yang diterapkan oleh beberapa teman. nyalakan dispenser, pencet tombol super hot lalu siapkan gelas. Isi gelas dengan secangkir ramuan (gula+kopi/teh+susu). Tuangkan air panas, dan coba tunggu sebentar maka kita akan dapat menikmatinya…hehehe

Salam hangat persahabatan kita……BDP 2009 

Minggu, 16 September 2012

KATA


 KATA

Kata…..telah menjelma menjadi makna….
Menampilkan isi hati manusia….
Mengobrak-abrik perasaan jiwa…..
Merangsuk masuk kedalam kalbu….
Mencoba menggugah manusia…
Dari lupa dan terlena…..
Kata….mengalir deras…
Disela-sela perjuangan yang tak kunjung tuntas….
Disudut jalan yang terlintas….
Di tembok-tembok yang tadas….
Coba menbaca kondisi manusia…..
Kata…engkau sungguh kuat perkasa…..
Membanting manusia…
Terpelanting dari singga sana…..
Kini….kau mulai lemah dan tak berdaya…..
Engkau telah dibungkam kuat oleh penguasa…
Hakmu dirampas…dikoyak….sampai kau terpelanting sendiri…
Kini kau mulai kehilangan makna…
Kau kehilangan daya….
Namun jangan…jangan menyerah oleh penguasa….
Rebahkanlah dengan keindahanmu….
Merangsuklah kembali disanubari yang mulai sepi ini
Yogyakarta, 9 September 2012

KATA


 KATA

Kata…..telah menjelma menjadi makna….
Menampilkan isi hati manusia….
Mengobrak-abrik perasaan jiwa…..
Merangsuk masuk kedalam kalbu….
Mencoba menggugah manusia…
Dari lupa dan terlena…..
Kata….mengalir deras…
Disela-sela perjuangan yang tak kunjung tuntas….
Disudut jalan yang terlintas….
Di tembok-tembok yang tadas….
Coba menbaca kondisi manusia…..
Kata…engkau sungguh kuat perkasa…..
Membanting manusia…
Terpelanting dari singga sana…..
Kini….kau mulai lemah dan tak berdaya…..
Engkau telah dibungkam kuat oleh penguasa…
Hakmu dirampas…dikoyak….sampai kau terpelanting sendiri…
Kini kau mulai kehilangan makna…
Kau kehilangan daya….
Namun jangan…jangan menyerah oleh penguasa….
Rebahkanlah dengan keindahanmu….
Merangsuklah kembali disanubari yang mulai sepi ini
Yogyakarta, 9 September 2012

Minggu, 09 September 2012

ANGIN SENJA DAN PADI


ANGIN SENJA DAN PADI

Sudah 1 bulan berlalu, banyak moment yang tak terabadikan dalam lembaran-lembaran blog ku ini. sebenarnya sih banyak waktu, namun karna kalah dengan kemalasan akhirnya hampir saja di bulan agustus kemarin kosong tak ada tulisan yang aku posting. Hanya satu tulisan yang dapat tersangkut dalam blogku. Sukur Alhamdulillah.
Ah aku bingung mau ngisi apa di blogku agar tak ada kekosongan. Dari pada gak diisi, ku coba untuk menggali sedikit memori dan mozaik yang sempat tercecer di anganku. Banyak dead line yang tak terealisasi. Banyak angan yang tetap melambung belum dapat diraih. Banyak cerita dibalik semua perjalanan ini.
Angin semilir mengalir dengan anggun di pinggir pesawahan. Menyentuh sela-sela tanaman padi yang mulai menguning. Bulir-bulir padi terlihat keemasan akibat percikan mentari di sore itu. lambat laun ia melambai pelan oleh hembusan angin sore. Aku melihat ia, dengan kerendahannya dan keikhlasan yang melekat erat itu. aku melihat ia dengan qonaah nya yang begitu menyejukkan dan mendamaikan. Itulah diajarkannya pada manusia tentang keikhlasan, kerendahan dan qonaah. Itu yang diajarkan manusia untuk mendekat pada Nya. Hidup terus berjalan, seperti bulir padi yang tertiup angin pesawahan. Kekiri dan kekanan dengan sabar dipontang-pantingkan keadaan. Namun ia tetap tenang dan istiqomah dalam jalan yang ia pilih. Hidup seperti bulir padi yang merunduk dengan ketawadluannya. Dia tidak menampilkan apa yang ada dan yang dimilikinya namun tetap elegan dengan sikapnya dan menghargai sesame. Hidup seperti bulir padi yang qonaah dengan keadaannya. Walaupun seudah tua dan termakan usia, walaupun angin terus menerpanya namun ia menerima karena inilah jalannya, inilah yang digariskan oleh Tuhan padanya. Kenapa harus diselali, hidup sekali harus berarti.
Mungkin itu dulu yang dapat aku tuliskan untuk mengisi blog yang kosong ini. semoga bermanfaat salam ngeblog.