WpMag

Minggu, 17 Juli 2011

BUKIT BINTANG YANG MENAWAN

kBUKIT BINTANG YANG MENAWAN

Matahari yang dari siang tadi menari-nari kini mulai lelah dan mulai meninggalkan peraduannya. Cahaya merah kekuningan tersibak dengan jelas di sebelah barat terhalang oleh bukit. Udara dingin kini mulai terasa walupun Cuma sedikit. Lalu lalang kendaraan menghiasi jalan-jalan menuju kota diatas bukit. Ya, Wonosari sebuah kota kabupaten yang berada di atas bukit. Wonosari merupakan ibukota kabupaten Gunung kidul. Terlepas dari Wonosari yang letaknya tak begitu jauh dari aku duduk sekarang. Kini aku duduk di sebuah pinggir jalan daerah Bukit Bintang. Entah siapa yang menamakan pertama kali daerah itu Bukit Bintang. Tapi memang benar jika daerah itu disebut bukit bintang karena ditempat saya berdiri inilah aku bisa melihat kota Yogya dari ketinggian. Lampu-lampu kota seolah seperti bintang yang menghiasi langit luas. Pandanganku sangat luas untuk menikmati Yogya dari ketinggian. Sungguh indah sekali.
“Heh, kok ngelamun terus?”
“Nggak, aku gak ngelamun,” jawabku
“Ni jagung bakar,”
“Terimakasih,”
Jagung bakar rasa pedas manis yang diberikan Slenco cukup enak. Lumayan untuk mengisi perut yang dari pagi hanya diisi nasi pecel. Namun mulai terasa rasa pedas yang menggila. Entah ini sambel, cabenya berapa kok pedas banget,
“Slen, ini kok pedas banget,”tanyaku sambil mulut yang kepedasen mengunyah jagung
“Ah, kamu ini gitu aja ngeluh,”
“Beneran pedas,”
“Biasa aja aja rasanya, perasaanmu aja yang membuat jagung itu pedas. “
“Beneran lo,”
Mending itu pedas karena cabe, coba kamu tengok para petinggi kita yang selalu sabrar dikritik, walaupun kritikannya sangat pedas.
“Ah, kamu ini. Ini tadi berapa harganya,”tanyaku
“Ah nyante aja.”
“Beneran berapa?”
‘3 ribu.”
“Mahal banget ya,”
Iya, mahal sih. Katanya negeri ini gemah ripah loh jinawi. Dan kata koes plus di negeri kita ini tongkat kayu dan batu bisa jadi tanaman. Tapi kok harga semua barang mahal-mahal, apalgi bahan pokok. Padahal sumberdaya alam negeri ini melimpah. Memangnya kemana aja hasil dari itu semua. Keluar negeri, atau mungkin keperut sendiri?
Aku masih saja duduk disini, dipinggir jalan disebalah penjual jagung bakar. Menikmati keindahan jogja. Pikiranku melayang jauh turun kebawah bersama keindahan lampu-lampu kota jogja. Melihat jauh mendekat kehidupan masyarakat jogja dan kearifan lokalnya. Masih jauh dan kini aku berada didalam hati para rakyat jogja.
Eh, kamu kok terus ngelamun,
“Gak apa-apa, “jawabku
Sudah, jangan dipikirin terus. biarlah mereka bersenang-senang dengan kekuasaannya. Biarlah mereka menikmati kursi yang didudukinya. Memang nasib kita begini. Tak perlu ditangisi, apalagi disesali. Itulah kebijakan mereka. Aku tahu kamu memikirakan masalah keistimewaan jogja. Biarlah, mereka lupa akan sejarah berdirinya negara ini. Nanti mereka akan tahu, bahwa Indonesia ada karna Jogja. Jika mereka berpura-pura lupa tentang sejarah, biarlah. Jangan kau hiraukan. Namun yang pasti, inilah jogja dengan keistimewaannya. Inilah jogja dengan kebudayannya, inilah jogja dengan kearifan lokalnya.

DENGAN MEMBACA AKU MEMULAI MENULIS

DENGAN MEMBACA AKU MEMULAI MENULIS
Setahun yang lalu, ketika berada di rumah. Aku melihat ada sebuah buku novel tergeletak di meja. Kulihat buku itu dan kubaca judulnya “Ayat-ayat cinta”. Tak asing judul buku itu dalam diriku. Soalnya ketika SMP aku juga pernah melihat buku itu dirumah temenku. Ia pun menawariku untuk membacanya, katanya isinya bagus. Ah, aku yang pada waktu itu mau ujian, males untuk membacanya. Namun kini, buku itu kembali hadir didepanku. Ya, dihadapanku. “Ayat-ayat cinta”, karya habiburraman as saerozi, buku best seller ini, telah ada didepanku. Aku menjadi tertarik dan ingin sekali membacanya. Soalanya tahun, kemarin aku belum membacanya. Memang aku tak begitu suku dengan buku novel, dan aku tak memiliki hobi membaca. Kalaupun, aku membaca, akau hanya sering membaca berita dikoran yang temanya olah raga. Maklumlah, aku memiliki hobi olahraga.
Entah buku ini datangnya darimana, aku juga gak tahu. mungkin ini yang naruh adik keponakanku yang memang ia suka baca novel. Kubuka dan ku baca kata-demi kata yang tertulis. Diawal buku ini, tersaji suatu puisi yang sangat menarik. Suatu puisi yang mengantarkanku untuk membaca buku ini. Sungguh, aku takjub tak kala membaca isi keseluruhan novel ini. Sungguh aku kagum kepada pengarang yang bisa membawa pembaca dalam situasi yang ada di dalam novel. Pikiranku melayang dan seolah berada dalam suatu tempat dimana berbagai kejadian yang ada di novel itu terjadi. Ketika Fahri dijenguk keluarga maria, ketika fitnah menimpa fahri dan akhirnya ia masuk penjara, ketika pernikahan dengan aisya yang sangat mendebarkan. Kejadian-kejadian ini sangat menarik dan aku bisa bersama tokoh-tokoh yang ada di dalam novel itu. Aku bisa menyaksikan tokoh-tokoh itu sangat dekat. Bahkan aku juga bisa menjadi salah satu tokoh itu. Hingga aku trenyuh ketika Fahri difitnah dan dimasukkan ke penjara. Aku seolah-olah menjadi Fahri, yang hidupnya teraniaya.
Berawal dari membaca novel “ayat-ayat cinta” kini aku mulai gemar membaca novel ataupun buku. Banyak novel yang sudah kubaca mulai ayat-ayat cinta, dibalik mihrab cinta, sang pemimpi, dll. Aku mulai bisa merasakan indahnya membaca novel. Tak hanya itu saja aku juga mulai sering menulis. Memang hobi menulisku sudah ada sejak aku SMA. Namun ketika itu aku hanya sering menulis tentang kejadian-kejadian yang sering aku alami. Hanya moment-moment yang mendebarkan, sedih, dan bahkan lucu. Namun kini, aku lebih sering menulis cerpen dan beberapa opini di media. Seperti di kompasiana, okezone, dan bahkan di blog pribadiku. Tak hanya itu saja, aku juga kini berusaha menulis di media cetak. Walaupun masih dalam proses. Soalnya aku masih minim pengalaman. Sehingga, tulisan-tulisanku tak di terbitkan. Mungkin aku kurang giat membaca. Kini aku berusaha untuk lebih sering membaca. Soalnya, ketika menulis kadang tulisanku tak begitu logis dan terkesan ngawur karena tak didukung oleh referensi yang akurat.
Sejak aku mulai menyukai membaca yang berawal dari membaca novel “ayat-ayat Cinta”, kini aku mulai menancapkan cita-citaku menjadi seorang penulis. Ya, seorang penulis novel. Cita-citaku menjadi seorang penulis novel yang handal yang mampu menghadirkan karya yang dapat membanggakan Indonesia.

Jumat, 15 Juli 2011

KICAU KENARI DI PAGI HARI

KICAU KENARI DI PAGI HARI

Sudah jam 7 pagi tapi masih juga ngatuk. Suara burung kenari yang riuh membangunkanku dari tidur. Ya, dua ekor burung kenari yang ku pelihara ini, telah membangunkan tidurku. Memisahkanku dengan dunia mimpi. Mengembalikanku kedalam dunia nyata ini. Pas membuka mata, ia sudah berada disampingku. Sosok yang menjengkelkan, yang selalu hadir dalam hidupku. Ingin rasanya ia ku buang dari kehidupanku. Kulempar di sungai amazon ku tendang di air terjun niagara biar jatuh tak kembali.
“Dah, bangun”. Tanya ia
I”ya, gara-gara kamu sih, dateng kesini”.
“Loh, bangun-bangun kok aku langsung disalahin.”
“Melihat mukamu itu yang serbasalah.”
Jangan gitu dong, jangan menuduhku yang selalu salah. Entar kamu tak tuntut lo. Kita kan hidup di Indonesia. Kita ini dilindungi undang-undang, jadi jika kamu mengatakan yang jelek-jelek kepadaku nanti bisa kutuntut dengan alasan perbuatan tidak menyenangkan.hehehe
“Hari gini kamu kok sudah disini, mau ngapain?”tanyaku
“Nggak, aku Cuma mau main kok.”
“Oww gitu ya…..”
“Oh ya, kemarin Brasil menang lo,?”tanya ia
“Aku dah tahu, menang 4:2 kan,”
Iya, tapi ada yang seru. Itulah mental para juara, dua kali seri pertandingan penentu menang dengan skor telak. Beda dengan sepak bola kita. Pokoknya kalau main dikandang kalah ya tawuran. Jika kalah, wasit yang disalahkan. Jika kalah stadion dibakar dan dirusak. Lucu ya,
“Iya sih lucu”. tambahku
“Kamu tahu gak, kemarin ketua PSSI baru lo?”
“Iya, aku dah tahu..wong aku setiap hari nonton Tv”
Ada yang lucu lagi, ketika banyak calon ketua umum merebutkan PSSI 1, namun pada hari H mereka pada mengundurkan diri. Entah banyak alasan yang ia sampaikan. Katanya ada yang gak kuat dengan politik uangnya. Kenapa sih dinegeri ini semua selalu kental dengan money politic. Pilihan kepala desa, bupati semua kental dengan politik uang.
“Ah, kamu ini sok tahu aja.mending dari pada ngomongin PSSI yang minim prestasi ngomonngin perekonomian Indonesia aja.”
“Pagi-pagi ngomongin perekonomian, wong perut aja belum di isi.”
“Ditahan aja, makan itu obat maag, kalau dah kena maag…hehhehe. “tambahku
Wah, kalau ku tahan terus aku gak kuat. Sama seperti para rakyat kecil menahan beban harga sembako yang terus melonjak. Apalagi ini mau bulan ramadhan, pastilah harganya melambung tinggi. Katanya sih perekonomian Indonesia naik siknifikan, sampai 6 persen. Namun itu hanyalah perekonomian makro. Nilai tukar rupiah terhadap dolar pun terus menguat. Namun apakah itu berpengaruh dengan kehidupan para rakyat kecil, kayaknya enggak. Rakyat tetap saja merasa kesulitan. Harga bahan pokok tetap saja tinggi. Katanya Indonesia kaya akan sumber daya alam. Tapi kok untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya saja harus impor. Dimana sih pemerintah saat ini.
Suara burung kenari terdengar dengan riuh. 2 ekor kenari berkicau bersautan. Seolah bertanding merebutkan juara. Ya, kenari jenis holland ini telah aku pelihara 6 bulan yang lalu.
“Kenarimu bagus sekali,”seru ia
“Iyalah, siapa dulu pemiliknya.” Jawabku
“Tapi cuma burungnya aja, orangnya nggak.”
“Ah kamu ini. Gimana suaranya baguskan, bagaimana kalau di ikutkan lomba?”tanyaku
“Bagus itu, tapi lomba dalam persidangan.”
“Maksudmu gimana sih.”aku bingung
“Ya lomba dalam persidangan”
“Aku semakin bingung nih.”
Kamu bingung to. Ya itu, diikutkan lomba dalam sidang. Kita lihat saja ketika banyak sidang ataupun konggres di negeri ini selalu ramai dengan intrupsi para peserta. Selalu riuh suara para peserta bersautan menyampaikan pendapatnya. Itukan tak ubahnya burung kenarimu yang kini sedang kicau.

ES DAWET BUKAN DAPET

 ES DAWET BUKAN DAPET


Aku sangat malu sekali hari ini. Soalnya kenapa?karena aku begitu lancang mengatakan “IYA”. Kata yang begitu sakral jika diucapkan pada waktu itu. Memang kata iya memiliki banyak arti dan juga kesan. Memiliki banyak arti jika digabungkan dengan kata lain atau dimasukkan dalam kalimat lain. kata “IYA” juga memiliki multikesan, dimana tergantung yang menggunakannya. Kejadiannya ketika sore hari, kira-kira pukul 3 sore. Mathari mulai merambat turun. Panas siang hari mulai berkurang dan kamipun merencanakan untuk pulang. Ketika mau pamitan kepada pak Susilo yang merupakan kepala balai, disitulah kejadian itu terjadi. Disaksikan oleh banyak orang sampai lancang mengatkan kata ‘IYA”. Awalnya kami hanya bercakap-cakap biasa.
“Gimana magangnya?” Beliau membuka pertanyaan
“Wah, asik pak.”
“Kok Cuma 1 minggu, gak kurang.”
“Sudah pak, karena teman-teman pada ikut panitia semnaskan.”
“Ow, gitu….”
“Oh….ya pak, apa dikasih sertifikat,”
“Ow, kalau mau bikin juga bisa.”
Kemudian pak susilo masuk keruangan. Entah ngapain, tak lama berselang beliau keluar dan mengatakan,
“Mau dawet,”
“IYA pak,” aku begitu lancang mengeluarkan kata itu.
“Oh, ya kalau gitu minta saja di warung sebelah sana”…sambil menunjuk warung diseberang jalan.
aku terdiam, bingung. Loh kok disuruh ngambil sendiri.
“Cepat, minta 10 bungkus,.”.
Ah, aku sangat kaget malu,….ingin rasanya mukaku tak tutup Tumbu.
“Oh, gak jadi pak, tak kira tadi “dapet” bukan “dawet”. Maksudnya pingin dapet sertifikat”.
“Ya udah, pokoknya kesana minta dawet 10 bungkus.”
Akhirnya aku keluar ruangan dan menuju kewarung kecil seberang jalan itu. Akau sangat malu sekali. Entah rasa maluku ini seperti putri malu, yang jika disentuh,….
“Rasain, makanya kalu orang bicara dengerin yang bener.”
“Gak apa-apa, “
“Kamu malu kan,”
“Iya,” hehehe.
“Mending kamu tahu malu, lihat mereka yang berada di atas. Berkata sana-sini gak jelas. Mending juga kamu dengerin. Coba lihat mereka, disana, ketika sidang malah tidur, mainan Hp, ah entah apa aja.”
“Tumben kali ini kamu bela aku”
“Gak juga, kamu sama aja seperti mereka, gak jauh beda, “ra duwe isin”
“Ah, kamu itu……sekali-kali bilang dong aku bener”.
“Gak, pokoknya aku akan mengatakan tidak jika itu salah dan mengatakan iya jika itu benar.”
Mukamu, sok-sok an. Emangnya kamu ini siapa, wong ragenah. Tak jejeli sandal lambemu mbuh. Umpatku dalam hati.
“Mending di jejali sandal mulutku, daripada dijejali berita-berita yang gak karuan.”
tapi, aku bingung kok orang ini tau isi hatiku.
“gak karuan gimana?”
“Ya gak karuan,”
“Maksudnya,”
“Gak obyektif lah,”
“Owww, gitu ya.”
Iya, Lihat saja,banyak berita yang menyudutkan pemerintah. Menyorot kebobrokan pemeritah. Meliput masalah-masalah pemerintah. Namun apa mereka juga gak melihat prestasi yang diraih pemerintah. Lihat saja, ketika nelayan kita banyak yang miskin. Kita membabi buta mencaci pemerintah untuk secepatnya mengentaskan kemiskinan. Namun, kita lupa bahwa itu semua butuh proses. Dan proses itu sedang berjalan. Kita tengok ekspor rumput laut kita yang menduduki peringkat satu dunia. Apa itu kurang. Kita itu sebenarnya sedang berada dalam proses kepada itu semua.
“Kemarin kamu mihak rakyat dan menggujat pemerintah sekarang kamu mihak kepada pemerintah?sebenarnya kamu itu gimana sih, gak punya pendirian.?”
“Owww, tidak, aku punya pendirian. Pendirianku ya ini obyektif, melihat sesuatu”.
Orang ini, selalu mengatakan yang jelek-jelek kepadaku. Selalu menggujatku, entah apakah itu karena salahku, atau salah orang lain. aku selalu menjadi pihak yang salah.
“Ya, kamu pantes kalu menjadi orang salah. Wong mukamu itu sudah seperti orang salah.”
“Ah, kamu ini bisa aja”. Lagi-lagi dia tau isi hatiku. Ingin rasanya aku pukul dia hingga tersungkur.

Minggu, 10 Juli 2011

SURAT MENYRURAT

SURAT MENYRURAT

Pagi yang dingin membuat aku tak berani beranjak dari tempat tidur. Sarung yang kukenakan untuk selimut masih menempel ditubuhku. Jam pun berbunyi. Kulihat ternyata sudah menunjukkan angka 8. Oh ya aku ada urusan. Waktu mau bangun, ia sudah berada didepanku. Setan yang tadi malam mengangguku hingga aku pusing. Ingin rasanya aku menendangnya dengan tendangan tanpa bayangan, biar melesat dari hadapanku.
“Loh, jam segini kok sudah bangun?”tanya dia.
“Iya,aku mau ada urusan dikampus”.
“Urusan apa?”
“Mau tu aja kamu.”
“Aku ikut ya.”
“Gak usah.”
Langsung aku beranjak dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi. Eh, ternyata, air nya mati. Jam segini air mati. Wah PDAM nya gimana ni. Aku harus segera kekampus. Gak cepat datang, nanti takutnya, gak selesai-selesai urusan. Akhirnya kuputuskan untuk tak mandi. Cuci muka saja harus pakai air minum. Biar gak begitu kelihatan kusemprotkan parfum keseluruh tubuh.
Aku ikut ya,
Gak usah.
Langsung aku tancap motor menuju kekampus. Melewati jalan-jalan yang penuh sesak orang. Krucuk...krucuk. perut ini mulai keroncongan. Tapi, kubiarkan karena harus segera tiba dikampus. Tak berapa lama tiba dikampus. Terlihat suasana yang sepi, sedikit lalu lalang orang. Mungkin karena ujian semester telah selesai. Para mahasiswa yang masih, kekanak-kanakan itu pastilah pulang kerumah. Akupun segera menuju akademik fakultas
Buk, apa surat magang saya sudah jadi?
Atas nama siapa mas?
Atas nama slenco.
Oww, mas slenco. Coba tak cari dulu.
Beliau kemudian membuka lembar demi lembar surat yang ia pegang. Membuka lagi beberapa kertas yang berada didepan mejanya. Terus mencari dan melihat dengan teliti nama SLENCO.
Wah, kok gak ada ya mas, kayaknya masih di atas.
Waduh, gimana to buk. Dalam hati pikirku, kalau cari jangan pakai kaca mata buk, pakai tu mikroskop biar mudah terlihat. Masak namaku gak kelihatan.
Jadinya jam berapa buk?
Wah aku gak tahu mas., coba sebntar lagi kesini. Semoga dah jadi.
Emangnya kurang apanya buk?
Cuma kurang tandatangan dari wakil dekan.
Ya, udah terimakasih buk.
Aku berjalan meninggalkan akademik. Wah, kampret dah seminggu surat masak belum jadi-jadi. Lalu jadinyakapan magang. Kini tinggal 1 minggu tingal di jogja.siapa sih wakil dekannya, kok, surat sudah seminggu gak ditandatangani.
Heh, ngapain kamu ngumpat wakil dekan?
Loh, slendro datang.
Enggak aku ngumpat dia.
Ya udah biarin aja lah. Inikan negara mereka, patutlah jika mereka bertindak sewenang-wenang. Kita kan Cuma pendatang, Cuma imigran yang mencari suaka. La wong, petinggi kita aja malsuin surat aja biasa. Masalah tandatangan itu sudah hal yang lumprah. Apalagi kita hidup di era modern. Apa sih yang gak bisa dilakukan. Tinggal sret semua jadi. Surat yang tadinya belum ditandatangani sebentar lagi juga ditandatangini.
Ya gak gitu, aku di jogja tinggal 1 minggu, masak magang Cuma 1 minggu.
Kan gak apa-apa. Yang penting dapat ilmunya.
Tapi, takutku suratmu tadi gak sampai ke wakil dekan malah terselip dan dikirim ke KPK. Mampus kamu. Kekayaanmu akan segera di audit. Kamu akan segera dipanggil KPK untuk dimintai keterangan.
Ngawur kamu. Ngapain kamu disini?.
Ngikuti kamu.
Kubiarkan manusia aneh ini membuntutiku dibelakang. Tak kuhiraukan, semenjak kejadian tadi malam , aku seolah masih marah sama dia. Orang paling aneh didunia. Aku berjalan, melihat dipapan pengumuman. Melihat sepintas beberapa pengumuman.
“Hati-hati NII mulai merambah ke kampus”. Aku kaget, terkejut, dan takut jangan-jangan orang ini, salah satu anggota NII. Dia kan sejak kemarin ngikuti aku terus. Ngomongnya nglantur, ngawur dan sok tahu. Tapi, yang aku heran lagi, ia kok gak berbicara tentang agama ya. Gak ngomongin masalah Jihad, masalah kafir, atau surga. Ia juga gak ngejak atau ngerayu aku untuk masuk NII. Wah, tapi aku harus hati-hati, bisa-bisa ini strategi awalnya ia mendekatiku. Terus kalau sudah berada dalam cengkeramannya ia masukkan doktrinnya. Wah aku harus hati-hati ini.
Setelah melihat-lihat pengumuman sebentar, aku mberjalan menuju perpus. Soalnya dari pada harus pulang lagi, nanti juga balik ngambil surat magang. Ia kulihat masih berada dibelakangku, membuntutiku. Ia kadang-kadang ngomong sendiri, dan bahkan ngajak ngobrol aku. Aku yang dari tadi gak mot sama dia, kubiarkan ia ngoceh di belakngku. Seperti burung kutilang yang ngoceh tak karuan. Memang tingakh ornag ini snagat aneh sekali. Aku sampai diperpus, kuambil koran kompa yang berada menggantung tak jauh dari ku. Kuambil tempat duduk dan kubaca berita yang ada satu-per satu. Terlihat ada berita muktamar partai persatuan pembangunan. Penasaran aku dengan judulnya, kubaca.
“Halah, Cuma politik saja, mending kamu baca lowongan kerjaan, atau kontrakan. Kan kamu belum dapet kontrakan”.
“Biarin, aku pengen baca masalah politik”.
Emangnya kamu pingin jadi seperti mereka? Ngomong didepan media. Berbicara yang manis-manis. Ngomongin masalah pertumbuhan ekonomi yang kini mencapai 6 persen. Alah omongan mereka aja, kita yang rakyat jelata masih berkutat dalam kemiskinan. Omong kosong jika pertumbuhan ekonomi kita mencapai 6 persen itukan Cuma sektor lain, sektor riil kita malah semakin terpuruk. Kita sekarang malah dihadapkan oleh krisis pangan. Beras saja kita masih impor. Garam saja kita juga masih impor. Apakah kurang, lautan dinegara ini untuk dijadikan garam. Apakah lautan yang luasnya dua pet tiga dari daratan Indonesia ini kurang. Kemarin aku denger, menteri kita gerah, maslah impor ikan kembung dan bahkan ikan lele. Wah lucu ya jika didengar. Panjang pantai kita yang mencapai 83 ribu km masih kurang untuk menyuplai ikan dalam negeri. Emangnya seberapa besar sih kebutuhan orang Indonesia akan ikan.
Aku, semakin kesal saja sama orang ini. Ingin kutampar saja mukanya dan mulunya kusumbat dengan koran ini. Kubiarkan ia ngoceh di sampingku. Kubalik lagi koran didepanku, mencari bacaa yang menarik. Terlihat judul, konsumsi ikan di jogja paling rendah.
“Wah, itu apa-apaan.”
Ia, mulai kometar lagi.ingin ku pukul kepalanya denagn batu.
Masak konsumsi ikan di jogja paling rendah. Apa mereka gak tau kalau kita sering makan ikan. Emangnya yang disurvei mereka itu tempat mana saja. Jangan-jangan tmpat prostitusi sekalian jajan disana. Parah nih. Ah, ngawur juga aku, berprasangka buruk pada mereka. Maaf ya pak. Ia yang dari tadi melihatku membaca koran, kembali komentar, melihat rubrik olah raga.
Wah, brazil imbang ya lawan venezuela, kemarin argentina juga imbang lawan bolivia di ajang copa amerika. Kayaknya kini peta kekuatan sepak bola dunia sudah mulai merata. Kini negara-negara underdok mulai bangkit dari penindasaan para penguasa bola. Kita lihat saja di Asean, filipina, vietnam dan bahkan malaysia lolos kebabak berikkutnya pra olimpiade. Tapi, kenapa ya, kita masih berkutat di oraganisasi Induk PSSI. Kita masih berkutat ngurusin siapa yang bakal memimpin PSSI kedepan. Kita sibuk dengan mereka, semntara para pemain tak diurusi. Hingga timnas kekurangan dana untuk melakukan ujicoba. Apakah yang mau main itu para petinggi PSSI, apakah ia bisa main bola?. Sukur aja, kemarin timnas dapat sokongan dana dari beberapa BUMN. Apa jadinya jika tak dapat sokongan dana dari BUMN. Pasti firman utina dan kawan-kawan nganggur dirumah bercengkerama dengan kelluarga. Tapi, yang aku bingung, kenapa dana untuk timnas habis. Kenapa ya. Apa dipakai untuk penanganan itmnas junior di Uruguay, apa dipakai sewa hotel untuk konggres PSSI. Woh, iya wajarlah jika dipakai konggres, soalnya kan konggres kemarin gak jadi. Akibatnya kemungkinan pengeluaran membengkak dan dana timnas disunat untuk keperluan konggres. Lucu ya?
Wong edang ini masih saja ngoceh disampingku dengan intonasi yang aneh. Gremeng. Wong kamu lo tahu opo?
“Loh, kamu ngumpat aku to?”tanya nya
“Enggak,”
“Aku tahu semua lo masalah PSSI”.
“Emangnya seberapa dalam pengetahuanmu tentang PSSI?” Aku mulai terpancing.
PSSI itu lahir puluhan tahun yang lalu. Lahir dikota solo diprakarsai oelh pahalwan kulit bundar tanah air. Namun kini setelah berusia entah berapa puluh tahun lamanya malah semakin terpuruk saja. Kini mereka masih berkutat dalam lembah kepengurusan.
“Lo, kamu itu kalau diajak bicara ngomongnya ngawur gitu”.
Aku gak ngawur, ini kenyataan. Orang-oran yang sekrang duduk disana itu sudah berpolitik, aentah politik apa aja. Sudah banyak uang mengalir disela-sela konggres. Sudah banyak uang mengalir di wasit, dipetandingan, ah masih banyak lagi.padahal FIFA melarang ada berbagai interfensi pihak luar. FIFA menginginkan organisasi sepak bola di bawah FIFA bersikap jujur dan terlepas dari pihak manapun.

catatan 5 juli 2011

Selasa, 05 Juli 2011

BINGUNG DAN PUSING

BINGUNG DAN PUSING

Aku bingung mau ngapain. Karena gak ada kerjaan, kunyalakan PC butut ini. Entah mau ngapain aku juga masih bingung. Setelah neunggu lama, PC hidup dengan normal (maklumlah kan PC tua, Cuma pentium 4 gitu). Tapi aku sangat bersukur sudah punya. Masih banyak orang lain yang belum mempunyai. Tapi setelah hidup, aku masih bingung mau ngapain. Mau nonton film, g punya film terbaru, mau browsing, pulsa modem telah habis, halah akhirnya aku nulis aja lah.
Entah mau nulis apa, aku juga masih bingung nih?. Karena akhir –akhir ini banyak yang membingungkan, mulai hukuman mati TKW di arab saudi, kasus nazaruddin hingga pemalsuan surat MK. Wah sungguh, berita di TV membuat aku jadi bingung dan pusing gini.
“ngapain bingung, kayak pejabat aja. La wong pejabat aja duduk disana gak bingung”
“Emangnya kamu tahu,”
“Tahu lah, aku kan orang terdekat mereka”. mereka itu orangnya bijak, selalu berfikir dan merenung sebelum memutuskan masalah. Mempertimbangkan dengan hati-hati.”
“Halah, sok tahu kamu.”
“Loh, kamu g percaya”. Coba lihat waktu ada beberapa kasus yang lagi hit di media. Mereka pasti lamban kan menyelesaikannya. Sebenarnya gak lamban, tapi terlalu lama mempertimbangkan”
“Jadi sama saja. Lemot.itu namanya”
“Gak lemot, Cuma kurang waktu aja.”
“Halah,kamu dari tadi ngeles aja.”
Kutinggalkan ia, soalnya gak nyambung. Malah membuat aku menjadi tambah bingung. Melihat mukanya aja aku mau muntah. Aku mencoba membuka file-file yang kemarin ku download. Ada beberapa file mengenai konggres PSSI yang akan diadakan di Solo. Daripada gak ada kerjaan Ku buka satu persatu file tadi. Kubaca dan semakin bingung saja aku. Semakin kepala ini puyeng. Entah mengapa, aku juga gak tahu. Entah darima ini datangnya aku juga gak ngerti. Mungkin terlalu banyak membaca file-file tadi, yang isinya hanya kisruh PSSI.
“Emangnya kamu ngerti masalah PSSI?”. Tanya ia
“Ngertilah, aku ngikutin beritanya”.
“Coba, kapan konggres akan diadakan?”
“Tanggal 9 juli.”
“Wah ngawur kamu, yang bener, ya kapan-kapan.”
“Loh kok, gituu”
“Ya iyalah , wong kemarin aja, gak jadi terus diundur tanggal 30 juni. Setelah mendekati hari H, malah diundur lagi tanggal 9 juli. Entar kalau sudah tanggal 8 juli diundur lagi , entah kapan. Jadi yang bener kan jawabnnya kapan-kapan.”
Aku semakin pusing, bingung, sumpek melihat ia. Ia semkin membosankan. Tamu gak diundang yag sangat menyebalkan. Sungguh aku muak sekali sama dia. Ingin kucabik-cabik mulutnya yang ngaco itu. Ingin ku bungkam mulunya dan kujejali sandal jepit. Kurobek mukanya yang sok-sok an itu. Kucakar-cakar mukanya yang sok cool. Kuikat tangan dan kakinya di pohon, biar gak bisa mendekat dan menggangguku.
“Sebenarnya kamu punya niat buruk ya sama aku?”
“Enggak, aku gak punya.”
“Tapi kelihatannya kamu mau mecideraiku.”
“Tidak,”
“Beneran,”
“Iya, kalu gak percaya belah dadaku”.
Aku masih berada didepan komputer butut ini. Setelah berselancar di PSSI, kini aku mau nonton vidio pemberian temenku. Ku coba membukanya.
Peettt. Langsung, komputer mati, dan restart. Aduh, malah tambah puyeng aku. Mau refreshing nonton video kok malah komputer restart. Virus apalagi yang menyerang. Kemarin virus yuyun dan northon yang menjangkit komputerku telah musnah di sapu oleh smadav versi terbaru.
“kenapaini.?” Kayaknya gak ada tanda-tanda ada virus.
“Mungkin, itu virusnya sudah lama menjangkit dan beranak-binak dikomputermu”.
“Halah, kamu itu sok tahu. Kamu lo sekolah gak lulus, malah ngajari aku.”
“Loh, biasanya gitu, jika sampai restart atau mati itu virus dan tumbuh serta beranak-binak disitu. Komputermu sudah menjadi sarang virus.”
“Emangnya, ini virus apa?.”
“Itu virus korupsi.”
“Virus apalagi itu?”
“Ya, virus yang mencoba mengmabil uang rakyat, mengambil hak rakyat. Dan menindas rakyat.”
“kamu, ngawur lagi.”
“Aku gak ngawur, kalu gak percaya coba kamu tanya ahli komputer, mereka pasti mengamini kata-kta ku.”
Ini orang tambah sinting omongannya. Nglantur, jadi aku sendiri yang ikut sinting. Edan. Dia dulu ndak kayak gini, sintingnya. Walaupun sudah sinting, gak separah ini. Mungkin terlalu banyak makan mie instan, terlalu banyak merokok, atau terlalu banyak makan jajan dijalan.
“Loh, kamu gunjing aku lagi ya.”
“Enggak,”
“Halah ngaku, aku tahu lo.”
“Sumpah enggak.”
Biarin makan mie, yang penting kan halal. Gak kayak mereka, yang duduk disana, entah yang ia makan halal atau haram, aku juga gak tahu. Walaupun aku pecandu rokok, yang penting kan aku masih cinta Indonesia. Biar apa kata mereka yang mengharamkam rokok, aku tak peduli. Kalu aku nggak ngrokok, mereka, para petani tembakau mau makan apa?. Walaupun ada yang mengharamkan, tapi kan masih ada yang membolehkan. Biarin aku suka jajan dijalan. Dari pada mereka jajan, diluar negeri memakai uang rakyat, mending jajan disini, dengan uang sendiri.
Aku tambah bingung saja sama orang ini. Kok ia tahu isi hatiku. Apakah ia telah dirasuki malikat, atu malah dirasuki setan. Kalau dirasuki setan, ini setan dari mana?.Ah, malah pusing aja kepalaku, dibuatnya. Ingin rasanya aku tidur, biar sembuh rasa pusingku.
“Jangan tidur dulu.”
“Kenapa?”
“Ya,gak apa-apa”. Kamu pusingkan.” Nyante aja, wong mereka aja yang korupsi uang rakyat gak pusing.”
“Emangnya kamu tahu, kalau mereka gak pusing?”
“Tahulah.”
“Tahu darimana.?”
“Kan, sudah kubilang, mereka itu sahabatku, aku kan dekat dengan mereka.”
“Wah, edan, orang ini.”
“Coba kamu lihat, para koruptor yang dipenjara, ia masih dapat berjalan-jalan. Entah itu kemana. Mereka juga masih bisa nonton olahraga. Mereka juga masih bisa pulang menemui sanak keluarga. Apakah, mereka pusing, karena dipenjara, kan enggak.”
Kubiarkan ia, ngoceh didekatku. Tak kuhiraukan lagi. Soalnya jika terus kutanggapi, gak ada habisnya. Kupejamkan mata. Mecoba menenangkan pikiran. Melepas segala penat yang ada. Meninggalkan segala beban yang menghadang. Dan mencoba untuk masuk dalam dimensi lain. masuk dan menikmati sejenak waktu untuk berselancar dialam mimpi.

3 juli,2011....catatan wong edan


Minggu, 03 Juli 2011

RI Belum Mampu Penuhi Permintaan Dunia

RI Belum Mampu Penuhi Permintaan Dunia
 
 
       
        JAKARTA-Republik Indonesia belum mampu memenuhi permintaan rumput laut di pasar dunia yang kini kian meningkat.Meski demikian,Indonesia kini berada di urutan pertama sebagai penghasil terbesar rumput laut menggeser Fhilipina.Tahun 2010 Indonesia memproduksi 3,082 juta ton,sementara Fhilipina masih berkutat di level 2 juta ton.
 
        "Kita kesulitan karena dari mana-mana minta rumput laut.Sekarang permintaan sudah 10 juta ton per tahun,"kata Fadel Muhammad,menteri kelautan dan perikanan,melalui keterangan pers yang diterima Investor Daily,Kemari.Akhir pekan lalu,Fadel Meresmikan depo rumput laut di Parigi Moutong,Sulawesi Tengah.Peresmian depo tersebut sekaligus dirangkai dengan peresmian pabrik rumput laut dan sentra pengolahan ikan roa asap di Luwuk,Kabupaten Banggai.
 
        Mantan Gubernur Gorontalo itu mengatakan,beberapa tahun sebelumnya produksi rumput laut masih dipegang Fhilipina dengan produksi rata-rata 2 juta ton per tahun.Kini,kata Fadel,Indonesia menjadi menjadi produksi rumput laut terdepan dengan mencatat volume produksi 3 juta ton pada tahun 2010.Produksi tersebut meningkat dari tahun 2009 yang hanya 2,574 juta ton."Selamat tinggal Fhilipina,"kata Fadel.
 
         Menurut Fadel,hasil penelitian bank dunia menyebutkan,rumput laut paling baik berada di Sulawesi.Jika potensi ini dimanfaatkan akan sangat menguntungkan masyarakat khususnya nelayan pesisir.Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang merealisasikan target produksi sebesar 10 juta ton pada tahun 2014.selain fokus pada produksi,KKP juga berusaha meningkatkan nilai tambah rumput laut melalui pengolahan industri hilir.
 
         Inpres Rumput Laut
 
           Menurut Fadel,pihaknya akan berupaya meyakinkan presiden untuk menerbitkan Instruksi Presiden(Inpres)tentang rumput laut.Inpres dibutuhkan agar ada penambahan dana dari pos APBN untuk pengembangan rumput laut.
 
            "Saya sedang menyakinkan presiden agar membuat inpres untuk budidaya rumput laut.Saya yakin kalau ada inpresnya maka anggarannya akan lebih besar,"Fadel".
 
            Menurut dia,dirinya tidak perlu malu menyampaikan ke presiden asalkan itu untuk kepentingan masyarakat.(jjr) 

                                                                 SUMBER:INVESTOR DAILY 28 FEBRUARI 2011 HAL 7

PEMERINTAH KOMITMEN LINDUNGI DAN SEJAHTERAHKAN NELAYAN

PEMERINTAH KOMITMEN LINDUNGI DAN SEJAHTERAHKAN NELAYAN

Peningkatan kehidupan nelayan sebagai bagian klaster keempat yang dimandatkan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) selaku koordinator sejalan dengan misi kementerian. Disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad hari ini (27/6) saat mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Eretan Kulon, Kabupaten Indramayu. "Perlindungan usaha nelayan dilakukan melalui peningkatan peran usaha perikanan, pendapatan nelayan, ketahanan pangan berbasis sumberdaya perikanan dan pengembangan kegiatan ekonomi rakyat berbasis usaha perikanan harus didukung lintas sektor dan Pemerintah Pusat-Daerah", jelas Fadel.

Nelayan merupakan kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung pada musim, cuaca dan keberadaan sumberdaya alam tanpa kemampuan untuk mengontrolnya. Jadi sangatlah tepat apabila dalam waktu dekat, Intruksi Presiden mengenai Perlindungan Usaha Nelayan diterbitkan. "Langkah ini merupakan sebuah terobosan dan dinilai tepat, mengingat permasalahan nelayan tidak dapat diselesaikan oleh KKP sendiri, melainkan harus didukung semua sektor terkait, tidak terkecuali Pemerintah Daerah", lanjut Fadel.

Dalam kaitan tersebut, KKP melaksanakan empat strategi untuk meningkatan kesejahteraan nelayan. Pertama, penguatan perubahan budaya nelayan. Kedua, penguatan eliminasi hambatan usaha perikanan. Ketiga, penguatan perlindungan terhadap nelayan. Keempat, penguatan sumberdaya manusia nelayan. Strategi dilakukan untuk menekan angka kemiskinan masyarakat pesisir yang mencapai 7,8 juta jiwa. "Untuk mendukung kegiatan operasi penangkapan ikan, dibutuhkan BBM untuk nelayan sebesar 2 juta kilo liter", tegas Fadel.

Indramayu dengan garis pantai sepanjang 115 km merupakan sentra penghasil produksi perikanan terbesar di Jawa Barat, yaitu mencapai 51 persen dari total produksi perikanan propinsi ini. Daerah dengan 14 pelabuhan perikanan pada tahun 2010 menghasilkan produksi ikan laut mencapai 108.554,6 ton atau meningkat sebesar 19,55 persen dibandingkan tahun 2009 sebesar 90.801,4 ton. Sedangkan nilai produksi ikan laut tahun 2010 mencapai 1,332 triliun atau meningkat 9,63 persen dibandingkan tahun 2009 sebesar 1,215 triliun. Untuk mendukung aktivitas perikanan tangkap, pada tahun 2010 sebanyak 38.123 orang nelayan melakukan aktivitas penangkapan ikan di Kabupaten Indramayu dengan menggunakan alat tangkap payang, dogol, pukat cincin, jaring kelitik dan lainnya.

Dalam kunjungan ke Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Eretan Kulon, disamping melakukan dialog dengan masyarakat nelayan setempat, Fadel didampingi Dirjen Perikanan Tangkap dan Dirjen KP3K juga berkesempatan untuk menyampaikan bantuan berupa Kartu Nelayan, Kartu Jamsostek, Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Tangkap, Sertifikat Hak Atas Tanah (SeHAT) Nelayan, dan kapal perikanan 30 GT.

Peningkatan Produksi Garam
Untuk jangka pendek, KKP menargetkan penurunan impor garam dari 2,187 juta ton pada tahun 2010 menjadi 1,022 juta ton pada tahun 2011. "Penurunan impor garam secara bertahap dilakukan sebagai upaya KKP untuk merealisasikan target swasembada garam pada tahun 2014", tegas Fadel. Dalam upaya merealisasikan target tersebut, KKP pada tahun 2011 melaksanakan program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) dengan dukungan anggaran sebesar Rp 90 milyar. Sebanyak Rp 76 milyar diantaranya merupakan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang diperuntukan kepada 2.057 Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) dengan target dapat menjangkau 14.400 pertambak garam.

Upaya untuk memacu produksi  garam agar terealisasinya target swasembada garam nasional merupakan salah satu upaya untuk melepaskan diri dari ketergantungan garam impor, disamping upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dalam kaitan itu, KKP melaksanakan beberapa strategi, yaitu: intensifikasi dan revitalisasi lahan produktif, peningkatan produksi dan kualitas garam, pemberdayaan petambak garam, inovasi teknologi produksi dan kualitas garam, ekstensifikasi usaha garam di luar jawa berskala industri, dan pembangunan fasilitas refinery. Untuk itu, PUGAR dilaksanakan di 40 kabupaten/kota pada 10 propinsi yang memiliki tambak garam rakyat. Total lahan yang digunakan untuk memacu produksi garam melalui PUGAR adalah seluas 22.509,47 Ha.

Saat ini, KKP telah membagi  lokasi peningkatan produksi garam rakyat dalam dua wilayah. Pertama adalah 9 kabupaten/kota seluas 15,033 ribu Ha sebagai sentra utama untuk merealisasikan target tersebut, yaitu: Indramayu, Cirebon, Pati, Rembang, Sampang, Sumenep, Pamekasan, Tuban dan Nagekeo. Kedua, menetapkan 31 kabupaten/kota seluas 7,476 ribu Ha sebagai sentra penyangga pelaksanaan pengembangan usaha garam rakyat.
Dalam upaya meningkatkan gairah para pembudidaya garam, KKP menggandeng Kementerian Perdagangan untuk menaikan harga dasar garam, dari Rp 350,- menjadi Rp 750,- per kg. "Pemerintah akan melakukan program khusus untuk melakukan inventarisasi gudang seperti sistem resi gabah sehingga dapat bekerjasama dengan pihak perbankan untuk menjaga harga garam ditingkat pembudidaya disaat panen", gagas Fadel.

Indramayu merupakan salah satu kabupaten potensial yang berkontribusi dalam memacu produksi garam nasional. Kabupaten ini memiliki lahan seluas 1.533 Ha sebagai lahan produksi garam yang akan dikelola 90 KUGAR dengan melibatkan 1.020 petambak garam. Sebanyak 24 ribu ton garam setidaknya akan dihasilkan dari kabupaten ini.  Dalam merealisasikan target tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan usai berkunjung ke TPI Eretan Kulon berlanjut Loka Budidaya Garam di Desa Ilir Kecamatan Kandanghaur untuk menyampaikan BLM PUGAR sebesar Rp 5 milyar ke Kabupaten Indramayu, sekaligus melakukan pertemuan dengan masyarakat pembudidaya garam serta meninjau proses pembuatan garam dan produksi garam masyarakat setempat.
 
 
 
Jakarta, 27 Juni 2011
Pusat Data Statistik dan Informasi


Dr.Yulistyo Mudho, M.Sc

Narasumber:
1. Dr. Deddy Sutisna
Dirjen Perikanan Tangkap (HP.08158384334)
2. Dr. Sudirman Saad
Dirjen KP3K (HP.0811154389)
3. Dr. Yulistyo Mudho
Kepala Pusdatin (HP.0811836967)