WpMag

Jumat, 11 September 2015

KEWASPADAAN DAN KESADARAN MODERN

 KEWASPADAAN DAN KESADARAN MODERN

Manusia adalah mahkluk yang unik. Ia memiliki akal yang membuatnya untuk terus berkembang. Saat kecil manusia belajar tengkurap-merangkak-berdiri sampai berjalan. Semua adalah proses alamiah yang dialami manusia. Saat usianya menginjak 6 tahun ia mulai masuk sekolah dan diajarkan cara membaca dan berhitung. Kian hari usianya bertambah dan bertambah pula apa yang dipelajarinya. Diusia belasan ia mulai mengenal mengenai rasa ke lawan jenis. Ia mulai mencari jati dirinya. Semakin dewasa ia akan mulai dihadapkan oleh lingkungan yang menyambutnya untuk menghadapi hiruk pikuk dunia.

Pada titik tertentu, manusia dewasa perlu kesadaraan modern dalam menyambut kehidupan dunia yang semakin kompleks. Belajar mawas diri apa yang tengah terjadi dengan berbagai konspirasi sistem yang telah membelenggu dunia. Sistem kapitalis telah membelenggu negara-negara dibelahan dunia. Menimbulkan effect pola hidup hedon yang kadang kita tak menyadarinya. Segala produk telah dihasilkan oleh perusahhaan multinasional bahkan internasional. Semua diiklankan di Televisi nasional. Disajikan secara apik sehingga membuat kita terperdaya.

Inilah pola hedon yang telah merasuk dalam pikiran kita. Memaksa kita tak berdaya untuk memuaskan diri. Merasa kurang dengan segala yang ada. Apa yang baru dan berasal dari negara maju diangga perlu ditiru. Perlu dibeli untuk menjaga gengsi dengan rekan kerja, tetangga bahkan orang-orang kecil sekalipun.

Pruduk kesehatan, kebugaran, kecantikan bahkan sampai alat yang menunjang kehidupan manusia terasa tak asing ditelinga kita. Semua produk tersebut hilir mudik menghiasi iklan layar kaca. Kita tak berdaya dan berfikir “kapan bisa memilikinya”. Ah rasanya terlalu bernafsu untuk memilikinya. Tapi, kondisi lingkungan dan pola fikir kita akhirnya tak berdaya juga. Mau tak mau kita membelinya. Bahkan produk yang tak penting sekalipun akhirnya kita beli.

Sementara di kota tumbuh subur baliho yang menutupi sebagian sudut kota. Dulu kota yang hijau dihiasi pepohonan kini mulai tergantikan dengan baliho yang menjulang besar. Lagi-lagi iklan produk kecantikkan, teknologi terkini sampai transportasi tidak luput dipasang disana. Akhir-akhir ini, ada beberapa pengecualian, ada beberapa orang yang wajahnya terpasang di sana. Demi mendapatkan simpati dari masyarakat mereka rela merogoh kocek puluhan juta.

Sudut-sudut kota mulai ditumbuhi restoran yang menawarkan makanan siap saji. Mereka menyajikan menu makanan untuk memenuhi kebutuhan akan hidup masyarakat kota yang kian dikejar waktu. Dicetuskannya fastfood yang akan membantu bagi masyarakat yang tak ada waktu untuk memasak dirumah. Jika dilihat dari nilai gizinya sebenarnya jauh dari kata cukup. Hanya ayam goreng dengan nasi dan sambal. Sementara asupan serat berasal dari mana?. Ah tak pantas kita mempermasalahkannya, nyatanya kita juga sering masuk dan menikmati makanan disana.

Itulah sekelumit kehidupan manusia modern dengan berbagai keindahan semu yang ditawarkan negara-negara maju. Nampaknya kita perlu menumbuhkan kesadaraan berfikir dan kedewasaan dalam mengambil sikap untuk menghadapi kehidupan modern yang terus menggerus zaman. Kewaaspadaan modern perlu ditingkatkan agar kita tak mudah terbujuk dengan rayuaan modernesitas, hidup hedons dan sistem kapitalis.



























































































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar