WpMag

Minggu, 02 Oktober 2011

MAKALAH GENETIKA DAN POPULASI


MAKALAH GENETIKA DAN POPULASI

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan spesies yang berasal dari kawasan Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya di Afrika. Bentuk tubuh memanjang, pipi kesamping dan warna putih kehitaman. Jenis ini merupakan ikan konsumsi air tawar yang banyak dibudidayakan setelah Ikan Mas (Cyrprinus Carpio) dan telah dibudidayakan di lebih dari 85 negara. Saat ini, ikan ini telah tersebar ke Negara beriklim tropis dan subtropics, sedangkan pada wilayah beriklim dingin tidak dapat hidup dengan baik.
Nila disukai oleh kalangan karena mudah dipelihara, dapat dikonsumsi oleh segala lapisan serta rasa daging yang enak dan tebal. Tekstur daging Ikan Nila memiliki ciri tidak ada duri kecil dalam dagingnya. Apabila dipelihara di tambak akan lebih kenyal, dan rasanya lebih gurih, serta tidak berbau lumpur..
Bibit Nila didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Peneliti perikanan Air Tawar (Balitkanwar) dari Taiwan pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, ikan ini kemudian disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia.
Peluang pasar Ikan Nila cukup besar baik di pasar lokal maupun ekspor. Kebutuhan pasar dalam negeri untuk ikan nila umumnya berukuran dibawah 500 gram/ekor, dengan harga berkisar antara Rp 11.000-15.000,00/kg untuk wilayah Jawa dan Sumatera , sedangkan untuk wilayah timur Indonesia mencapai Rp. 20.000-30.000,00/kg. Kebutuhan pasar ekspor umumnya dalam bentuk fillet dengan harga berkisar Rp.30.000-40.000,00/kg dengan Negara tujuan ekspor yaitu Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, dan Hongkong. Untuk mendapatkan 1 kg fillet Nila, dibutuhkan 3 ekor ikan nila segar. Oleh karena itu upaya pengembangan usaha budidaya Nila masih terbuka untuk dikembangkan dalam berbagai skala usaha. Ekspor Nila dari Indonesia umumnya dalam bentuk frozen fille (600 g) dan surimi.
Peluang pasar yang tinggi menimbulkan adanya usaha untuk dapat memperoleh ikan nila yang berkualitas. Tidak hanya terbatas pada usaha pemeliharaan dan pembesaran namun usaha tersebut juga meliputi persilangan untuk mendapatkan varietas ikan nila yang memiliki kualitas unggul.

BAB II
PEMBAHASAN
Deskripsi umum
Klafikasi Ikan Nila adalah sebagai berikut:
Kelas               : Osteichthyes
Sub-kelas         : Acanthoptherigii
Ordo                : Percomorphi
Sub-ordo         : Percoidea
Family             : Cichlidae
Genus              : Oreochromis
Spesies            : Oreochromis niloticus

Nila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bentuk badan pipih kesamping memanjang;
2. Mempunyai garis vertikal sepanjang tubuh 9-11 buah;
3. Garis-garis pada sirip ekor berwana merah sejumlah 6-12 buah;
4. Pada sirip pungung terdapat garis-garis miring; dan
5. Mata tampak menonjol dan besar, tepi mata berwarna putih.
Nila merupakan ikan sungai atau danau yang cocok dipelihara di perairan tawar yang tenang, kolam dapat berkembang pesat pada perairan payau misalnya tambak. Kebiasaan makan nila diperairan alami adalah plankton, tumbuhan air yang lunak serta cacing. Benih nila suka mengkonsumsi zooplankton seperti Rotatoria, Copepoda dan Cladocera; sedangkan termasuk alga yang menempel. Pada perairan umum anakan nila sering terlihat mencari makan di bagian dangkal. Sedangkan Nila dewasa di tempat yang lebih dalam. Nila dewasa mampu mengumpulkan makanan berbentuk plankton dengan bantuan lender (mucus) dalam mulut. Nila terlihat memulai memijah sejak umur 4 bulan atau panjang badan berkisar 9.5 cm. Pembiakan terjadi setiap tahun tanpa adanya musim tertentu dengan interval waktu kematangan telur sekitar 2 bulan. Induk betina matang kelamin dapat menghasilkan telur antara 250-1.100 butir. Nila tergolong sebagai Mouth Breeder atau pengeram dalam mulut. Telur-telur yang telah dibuahi akan menetas dalam jangka 35 hari di dalam mulut induk betina. Nila jantan mempunyai naluri membuat sarang berbentuk lubang di dasar perairan yang lunak sebelum mengajak pasangannya untuk memijah. Nila betina mengerami telur di dalam mulutnya dan senantiasa mengasuh anaknya yang masih lemah. Selama 10-13 hari, larva di asup oleh induk betina. Jika induk melihat ada ancaman, maka anakan akan dihisap masuk oleh mulut betina, dan  dikeluarkan lagi bila situasi telah aman. Begitu berulang hingga benih berumur kurang lebih 2 minggu.
Upaya peningkatan produksi ikan nila terus dilakukan dengan berbagai cara seperti mendatangkan beberapa strain unggul baru dari luar,perbaikan teknologi perbenihan dan budidaya, serta perbaikan genetik. Perbaikan genetik dapat dilakukan salah satunya dengan cara pemuliaan .Pemuliaan ikan merupakan kegiatan untuk menghasilkan ikan unggul melalui perbaikan  sifat yang terukur.
Syarat hidup ikan nila dalam berbagai stadia:
Kualitas air media pemeliharaan anakan diatur pada suhu 25 – 30 0C, keasaman (pH) 6,5 – 7,5 ketinggian air media 0,6 – 1 m dalam kolam pemeliharaan dengan kapasitas luasan berkisar 500 m2. Padat tebar larva berkisar 150 ekor per m2 dengan waktu pemeliharaan 10 hari. Ukuran panen 1 – 3 cm dengan bobot 1 gram.
Pemeliharaan benih dilakukan pada suhu 30 – 32 0C, keasaman (pH) 6,5 – 7,5 ketinggian air media 20 – 30 cm dalam wadah pemeliharaan dengan kapasitas 500 m2. Ukuran benih tebar 1 – 3 cm, bobot 1 gram dengan padat tebar larva 50 – 75 ekor per m2. Waktu pemeliharaan 20 hari dengan ukuran panen 3 – 5 cm dan bobot 2,5 gram.
 Pendederan dilakukan pada suhu 30 – 32 0C, keasaman (pH) 6,5 – 7,5 ketinggian air media 20 – 50 cm dalam wadah pemeliharaan dengan kapasitas 500 m2. Ukuran benih tebar 3 – 5 cm dengan bobot 2,5 gram. Padat tebar larva 50 ekor per m2. Waktu pemeliharaan 30 hari, dengan ukuran panen 5 – 8 cm dan bobot 5 gr. Kedalaman perairan kolam untuk pendederan nila di kolam tanah adalah 50 – 70 cm. Pakan benih berupa pakan buatan dengan kadar protein berkisar 30%

Perbaikan mutu genetik untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pada ikan nila dapat dilakukan dengan berbagai cara.
1.      Dengan melakukan introduksi jenis unggul dari luar sebagai material dasar/genetik untuk memperbaiki keragaan ikan lokal dan menggunakannya (Gustiano et al.,2006). Kerugian yang muncul akibat introduksi dapat menyebabkan pencemaran  genetik melalui interaksi antara jenis asli dan pendatang akibat adanya penyisipan gen (introgresi) pada ikan asli. Pencemaran genetik dapat berlanjut sampai mengakibatkan terjadinya penggantian/kepunahan spesies asli dengan spesies pendatang atau penurunan mutu genetik dari ikan introduksi. Contoh adalah kasus pada nila introduksi GIFT dari Filipina yang memberikan dampak besar  terhadap jenis yang telah lama ada di Indonesia.
2.      Dengan melakukan persilangan/hibridisasi untuk mendapatkan sifat unggul yang lebih baik dari populasi asal. Pada dasarnya, hibridisasi adalah memanfaatan sifat dominan dan heterozigot pada banyak lokus (Tave,1993) atau interaksi dari alela pada lokus (Kapusknski, 1986). Persilangan umumnya dilakukan antar populasi yang memiliki keunggulan spesifik . Kegiatan persilangan pada nila di Indonesia banyak dilakukan oleh para pembudidaya untuk mendapatkan jenis yang memiliki pertumbuhan lebih cepat atau tampilan tertentu. Produk hibrida banyak ditemui di masyarakat . namun demikian,apabila persilangan dilakukan secara tak terkendali akan mengakibatkan hilangnya sifat/karakter spesifik dari populasi asal. Untuk menghindari  hal yang tidak dikehendaki sebaiknya hasil persilangan/hibrida hanya digunakan sebagai produk akhir saja untuk konsumsi.
3.      Dengan memanfaatkan keunggulan jenis kelamin jantan (Dunham et al.,2001). Pada nila telah diketahui umum bahwa jenis jantan memiliki pertumbuhan dua kali lipat dibandingkan dengan betina (Tave, 1995; Gustiano et al.,2006) pembentukan jenis jantan dapat dilakukan sebagai berikut : 1) pemberian hormon melalui pakan atau perendaman (Zairin, 2003), 2) rekayasa genom/androgenesis dengan cara merusak sifat betina dan ditindaklanjuti dengan diploisasi secara buatan (Myer et al.,1995 ; Sugama,2006), 3) pembentukan pejantan super (YY supermale) (Scott et al., 1989 ; Mair et al., 1995 ; Arifin et al., 2004).
4.      Dengan melakukan seleksi terhadap karakter penting. Seleksi merupakan suatu teknik untuk memperbaiki sifat yang terukur (quantitative trait). Prinsip dasar dari seleksi adalah mengekploitasi  sifat ‘additive’ dari alela-alela pada semua lokus yang mengontrol  sifat terukur untuk memperbaiki suatu populasi (Kirpichnikov, 1980; Falconer,1989;Gjedrem,2005). Secara mendasar seleksi dapat dibedakan menjadi seleksi individu/massa dan famili. Pada seleksi individu hubungan kekrabatan diabaikan dan diuji banding dilakukan di antara individu. Individu-individu diurutkan berdasarkan kriteria/ukuran dan yang terbaik akan diambil sebagai calon induk . sedangkan pada seleksi  famili ,hubungan famili merupakan faktor yang penting dan rata-rata famili dibandingkan untuk mengambil keputusan selanjutnya . dalam seleksi famili pengambilan keputusan dapat dikelompokkan menjadi ‘’antar famili/ between family atau dalam famili/within familiy”. Gabungan antara antar dan dalam family disebut kombinasi antar dan dalam famili. Jenis seleksi lainnya (tandem,independent culling, dan selection index) merupakan variasi dari kedua bentuk seleksi tersebut (Kapuskinsi,1986 ; Tave,1995 ; Gjedrem,2005).
Dengan DNA recombinant/ “gene transfer” / “transgenic” . teknik ini merupakan persilangan pada tingkatan molekuler. Untuk melakukan transfer gen dibutuhkan ‘DNA construct’ yang terdiri atas ‘transgene’ dan ‘promoter’  sebagai bahan dasar yang akan ditransfer ke ikan target . pembentukan ikan transgenik melalui transfer ‘DNA construct’ dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu : 1) microinjection, 2)electroporation, 3) spermediated transfer , 4) biolistics, 5) viral vectors, dan 6) lipofection (Beaumont & Hoare, 2003). Transgenik pada nila pertama kali dilakukan oleh Rahman 7 MacClean (1999). Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa jenis transgenik memiliki pertumbuhan 300% lebih besar dibandingkan dengan nontransgenik. Martinez et al. (1999) juga melaporkan keunggulan pertumbuhan ikan transgenik dengan perbedaan yang sangat nyata.
            Berbagai keunggulan yang dimiliki ikan nila memungkinkan ikan tersebut untuk diteliti dan dikembangkan sehingga menghasilkan jenis ikan yang unggul. Berikut adalah beberapa hasil pengembangan pemuliaan ikan nila yang telah berhasil dilakukan.
1.      Nila JICA
Description: http://www.bbatjambi.co.id/gambarikan/nila-jica.gifIkan nila JICA merupakan hasil pengembangan riset oleh Balai Besar Budidaya Air Tawar Jambi,   dengan merekayasa genetic ikan nila. Ikan nila untuk riset didatangkan dari lembaga riset Kagoshima Fisheries Research Station di Jepang. Oleh karena penelitian ikan ini dibantu sepenuhnya oleh JICA (Japan for International Cooperation Agency) sebuah lembaga donor Pemerintah Jepang maka ikan nila hasil penelitian ini dinamakan Nila JICA. Ikan nila hasil pengembangan BBAT Jambi ini sangat disukai oleh pembudidaya karena pertumbuhannya yang cepat dan disukai oleh masyarakat.
2.      Nila Nirwana
Description: http://w10.itrademarket.com/pdimage/30/s_1690130_cimg0553.jpgIkan nila Nirwana merupakan ikan hasil pengembangan dari Balai Pengembangan Benih Ikan Wanayasa yang terletak di Purwakarta, Jawa Barat. Nirwana merupakan singkatan dari Nila Ras Wanayasa. Kelebihan ini nila jenis ini dibandingkan dengan nila biasa, yaitu :
Ø  Pertumbuhannya yang cepat. Dalam waktu enam bulan dapat mencapai bobot 1 kilogram
Ø   Bentuk tubuh lebih lebar dan kepala lebih pendek
Ø  Struktur daging lebih tebal
3.      Nila Jatimbulan
Description: http://www.trubus-online.co.id/trindo7/images/stories/media058/JAN_HAL_66-67-9.jpgIkan nila jenis ini merupakan hasil perekayasaan yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis PBAT Umbulan yang terletak di Pasuruan Jawa Timur. Keunggulan ikan nila jenis ini adalah pertumbuhannya yang lebih cepat dibandingkan dengan nila biasa dan struktur dagingnya yang lebih kenyal.

4.    Nila Larasati   
Description: http://cdn-u.kaskus.us/54/twjuqhde.jpgLarasati adalah singkatan dari Nila Merah Strain Janti. Larasati merupakan nila hasil perekayasaan yang dilakukan PBIAT Janti, Klaten. Ikan ini merupakan persilangan antara nila hitam dengan nila merah. Keunggulan ikan nila larasati ini adalah 1) Pertumbuhannya seperti nila merah sedangkan reaksi pakannya seperti nila hitam; 2) Pemeliharaan lebih cepat; 3) Dagingnya lebih banyak; dan 4) Kematian lebih sedikit.



5.      Description: http://bhaswaradharmacakti.blog.com/files/2009/08/nila-bogor-21-300x225.jpgNila BEST
Nila BEST merupakan hasil riset yang dilakukan oleh Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar di Bogor Jawa barat. BEST adalah singkatan dari Bogor Enhanced Strain Tilapia.
Karakteristik ikan nila BEST ini adalah :
Ø  Tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem
Ø  Pertumbuhan lebih cepat
Ø  Memiliki telur 3 – 5 kali lebih banyak dibandingkan ikan nila lainnya
Ø  Larva yang dihasilkan relatif lebih besar
Ø  Tahan terhadap penyakit
Ø  Tingkat hidup di atas 90%

6.      Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsZoFLNuunLDbYp9PPGkBNnzI_WozdXO6LeI8bRjE_xlV0_91GBo7tauLe4ZEkLfTnMfL5PnzN0TEtUOMhhRABpqFTmqZZFciSvoUqv-qaIy44_2sjhjKgB7KSywaaRFPHR7LAz7SUVEjN/s320/nila.bmpNila Gesit
Nila Gesit adalah ikan nila hasil pemuliaan yang dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi, Jawa Barat. Gesit juga merupakan singkatan, yaitu Genetically Supermale Indonesia Tilapia.
Karakteristik Ikan nila Gesit, yaitu :
Ø  Benih yang dihasilkan 90% adalah nila jantan
Ø  Pertumbuhan 30% lebih cepat
Ø  Suhu optimum pertumbuhan adalah 25 derajat celcius
Ø  Kebal terhadap penyakit
Ø  Lebih aman dikonsumsi dibandingkan dengan ikan nila yang menggunakan hormon.














BAB III
PENUTUP
Ikan Nila merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat. Bagi para konsumen ikan ini selain dagingnya yang enak dan tidak memiliki duri-duri kecil di dagingnya, ikan ini memiliki kandungan nutrisi yang baik terutama kandungan protein yang tinggi serta harganya pun relatif terjangkau. Sedangkan bagi para pembudidaya, ikan ini jadi pilihan dengan alasan ikan ini relatif kebal terhadap lingkungan yang ekstrim dan masa pembesaran yang relatif singkat.
Melihat besarnya permintaan dan tingginya konsumsi masyarakat terhadap ikan, para peniliti banyak melakukan penelitian dan kajian mengenai ikan nila ini. Salah satunya adalah perbaikan genetika ikan (pemuliaan ikan) sehingga produktivitas maupun kualitas ikan nila pun menjadi meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Usaha, 2010. Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Dkp Sulawesi tengah. Petunjuk Teknis Pembenihan dan Pembesaran Ikan NILA (Oreochromis
niloticus). www.dkp.sulteg.go.id.

Sugiarto, 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. Penerbit CV.Simplex.

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar