MAKALAH
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN (DPKP)
KUNJUNGAN DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN CUPANG “DORA”
Disusun oleh :
Robin (11661)
Muhammad
Firdaus Ismail (11812 )
Eka
Satria (11890)
LABORATORIUM DASAR-DASAR
PENYULUHAN DAN
KOMUNIKASI
PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Cupang
merupakan ikan yang amat banyak penggemarnya, mulai dari anak-anak hingga orang
dewasa. Ukurannya yang kecil merupakan kelebihan dari cupang sehingga
memudahkan dalam pemeliharaannya karena tidak butuh wadah yang besar. Selain
itu,warna ikan yang beraneka ragam mulai merah, hitam, hijau, ungu, dan bahkan
ada yang putih, cukup memikat banyak kalangan. Ada lagi yang membuat ikan
cupang banyak peminatnya, yaitu bentuk siripnya yang unik dan warna sirip yang
indah. Bentuk sirip cupang ada yang setengah lingkaran yang biasa disebut
cupang jenis halfmoon ada lagi yang siripnya pendek yang disebut cupang plakat.
Membudidayakan atau mengembangkan
ikan cupang tidaklah memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal
sekitar 5 meter persegi. Budidaya ikan
cupang dapat dilakukan diatas dak rumah dan dipekarangan yang relatif sempit,
dengan menggunakan wadah bekas ataupun kolam bak semen atau akuarium. Ikan ini
relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak memerlukan pakan
khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan pakan alami berupa kutu air
atau Daphnia sp. yang dapat ditemukan
di selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan dari
jentik-jentik nyamuk (cuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu air
dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat pertumbuhan anak
ikan.
Mudahnya membudidayakan ikan cupang
dan tidak membutuhkan modal yang begitu banyak, menjadikan ikan ini sebagai
salah satu komuditas ikan hias yang banyak dibudidayakan. Sehingga saat ini
banyak dijumpai kelompok-kelompok tani
pembudidaya ikan cupang.
BAB II
PEMBAHASAN UMUM
A.
Keadaan
Umum KPI “DORA”
Salah
satu Kelompok Pembudidaya Ikan (KPI) yang diwawancarai dalam praktikum DPKP
pada acara 3 yang berjudul pembuatan alat peraga penyuluhan adalah Kelompok
Pembudidaya Ikan “DORA”. Nama kelompok tani ini memang sedikit aneh. Hal ini dikarenakan
dalam pembuatan nama kelompok tani ini tidak sengaja. Kelompok tani “DORA”
adalah sebuah kelompok tani ikan hias yang spesifik membudidayakan jenis cupang.
Kelompok tani “DORA” berdiri sejak tahun 1994 yang diprarkasai oleh salah satu
warga yang bernama Bambang Sumantri. Latar belakang pendirian kelompok tani ini
adalah melihat kondisi masyarakat di daerah tersebut yang hobi memelihara ikan,
khususnya ikan hias Cupang. Dari sekedar hobi yang disukai oleh cukup banyak
warga, mas Bambang berinisiatif memberikan suatu wadah kebersamaan berupa
kelompok tani “DORA”. Dengan adanya kelompok tani ini, diharapakan masyarakat
tidak hanya sekedar hobi, namun dapat dijadikan menjadi sebuah pekerjaan yang
sangat prospek.
Banyak
agenda dan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani “DORA” meliputi budidaya
ikan hias cupang, kumpul-kumpul dengan pecinta ikan hias, sampai mendirikan
koperasi untuk kemajuan kegiatan budidaya. Dalam perjalanannya kegiatan dari
kelompok tani “DORA” tak terlepas dari peran aktif Dinas Perikanan dan
Kelautan. Seperti adanya koperasi simpan pinjam, merupakan bantuan dari
pemerintah untuk memberikan sokongan dana guna keberlanjutan usaha dan
pengembangan usaha. Selain sokongan dana untuk koperasi Dinas Perikanan dan
Kelautan juga memberikan dana untuk pembangunan kolam dan mendatangkan indukan
berkualitas. Kelompok tani “DORA” telah tercatat secara resmi di Dinas Kelautan
dan Perikanan.
Banyak
hal yang didapatkan oleh anggota kelompok tani “DORA” diantaranya memberikan pekerjaan
khususnya para anak muda. Dalam proses pengembangbiakan banyak dihasilkan
varietas-varietas unggul yang sangat menguntungkan. Dengan adanya varietas
unggul ini, harga jual ikan akan naik sesuai kualitasnya.
B.
Pelaksanaan
Wawancara
Tanggal :
25 September 2011
Tempat : Kelompok tani “DORA” , Kec Kasihan Kab Bantul
Waktu :
15.00 – 16.30 WIB
C.
Permasalah Petani
Membudidayakan ikan cupang memang bukan
hal yang sulit. Akan tetapi, dalam praktiknya
dilapangan, budidaya ikan cupang banyak ditemukan beberapa kendala. Demikian
halnya yang dihadapi oleh kelompok tani “DORA” . Kelompok tani tersebut juga
mengalami kendala dalam pembudidayaan ikan cupang, diantaranya :
1. Banyaknya
hama, misalnya : tikus, kucing, katak, dll,
2. Adanya
hujan (air asam),
3. Adanya
penyakit yang terkadang menyerang ikan seperti White Spot,
4. Fluktuasi
suhu yang bisa menyebabkan ikan mati mendadak.
Masalah – masalah yang dihadapi kelompok
tani “DORA” tersebut juga banyak dialami oleh kelompok tani lainnya. Akan
tetapi, yang paling krusial dari masalah-masalah tersebut adalah fluktuasi
suhu. Hal ini dikarenakan, fluktuasi suhu dapat menyebabkan kematian pada ikan
secara mendadak dan dalam jumlah yang banyak.
Ikan merupakan hewan ektotermik yang
berarti tidak menghasilkan panas tubuh, sehingga suhu tubuhnya tergantung atau
menyesuaikan suhu lingkungannya (Sugandy, 2002). Ikan memiliki derajat
toleransi terhadap suhu dengan kisaran tertentu yang sangat berperan bagi
pertumbuhan, inkubasi telur, konversi pakan dan resistensi terhadap penyakit. Ikan
akan mengalami stres manakala terpapar pada suhu diluar kisaran yang dapat
ditoleransi. Kisaran suhu antar spesies ikan satu dengan lainnya berbeda-beda.
Kisaran suhu air
optimal untuk ikan cupang adalah 24-27 o C (Lesmana,2009). Jika suhu
air diatas normal (>28 oC) dapat berakibat gangguan status
kesehatan untuk jangka panjang, misalnya stress yang ditandai dengan tubuh
lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal. Bahkan, kenaikan suhu secara mendadak dapat
menyebabkan ikan mati. Sementara itu, pada suhu rendah (<24 0C)
akibat yang ditimbulkan antara lain ikan menjadi lebih rentan terhadap infeksi
fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya system imun. Pada dasarnya suhu
rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah
menyebabkan stress pernafasan pada ikan berupa menurunnya laju pernafasan dan
denyut jantung sehingga dapat mengakibatkan pingsannya ikan-ikan akibat
kekurangan oksigen. Bahkan, bisa berakibat kematian pada ikan.
Perubahan suhu yang drastis terjadi pada
musim seperti ini (musim kemarau). Pada siang hari suhu bisa sangat tinggi
karena panas, sedangkan pada malam hari suhu bisa sangat rendah karena dingin.
Perubahan suhu yang sangat mendadak ini berpengaruh terhadap perubahan suhu air
dalam kolam budidaya ikan, Karena permukaan air pada kolam sangat peka terhadap
perubahan suhu. Menurut Kordi (2010), perubahan suhu yang mendadak sebesar 5oC
dapat menyebabkan stress pada ikan bahkan kematian.
D.
Solusi
yang Ditawarkan
Salah satu solusi untuk mengatur suhu
agar tetap pada kisaran yang optimal adalah dengan pengelolaan air yang tepat.
Cara pengelolaan air aalah dengan melakukan pergantian air sebanyak 1/3 bagian
dari tinggi air di kolam , tujuan pergantian air ini adalah untuk menjaga
kualitas air kolam dan ikan pada kondisi optimal. Selain itu penguarangan air
bertujuan untuk menghilangkan sisa pakan dan kotoran yang mengendap didasar
kolam.
Ketika telur ikan telah menetas dan menjadi
larva, disinilah suhu air yang stabil sangat diperlukan. Perubahan suhu yang
dratis akan mengakibatkan ikan mengalami goncangan. Ikan akan mengalami stress
sehingga kerja organ tubuhnya terganggu. Akibat yang sangat fatal adalah ikan
akan mengalami kematian ketika perubahan suhu yang sangat ekstrim. Suhu air
pada kolam dapat dipertahankan dengan cara memberikan penutup pada kolam atau
akuarium. Penutup tersebut bisa berupa paranet. Caranya adalah dengan memasang paranet pada atap kolam, hal ini bertujuan agar
kolam sedikit teduh dan air hujan tidak terlalu banyak masuk kedalam kolam sehingga suhu kolam tetap terjaga. Namun sebaiknya, jika
ikan dalam usia larva ditempatkan diruang yang teduh dan tertutup. Tujuannya
untuk menjaga
suhu air agar stabil. Selain itu pada ruang yang tertutup, akan menghindarkan
ikan dari serangan hama yang biasanya menyerang seperti, katak, tikus, atau
bahkan kucing.
E.
Kelebihan dan Kelemahan Alat Peraga Poster
Kelebihan
poster antara lain
·
Poster
dapat dipasang di mana saja terutama di tempat-tempat strategis
·
Poster
memiliki gambar yang simpel dan syarat akan makna, sehingga orang yang sepintas
melihat langsung dapat mengetahui isinya
·
Poster
dapat disimpan dan dapat digunakan lagi pada kesempatan lain
·
Poster
dapat mmbantu masyarakat mengenai masalah yang dihadapi dengan
lebih cepat karena terdapat gambar
Kekurangan poster antara lain
·
Diperlukan
keahlian dalam bahasa dan ilustrasi agar pembaca dapat memahami maksud dari
pesan yang ada pada poster dengan mudah.
·
Poster
dapat menimbulkan kesalahan
tafsir oleh
pembaca karena gambar dan tulisannya sangat simpel
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Pemberian solusi dalam penyuluhan di
Kelompok Pembudidayan Ikan “DORA” dengan menggunakan alat bantu poster
sebenarnya cukup efektif.
·
Pendidikan anggota Kelompok Pembudidaya
Ikan “DORA” cukup baik, sehingga dengan menggunakan poster cukup membantu dalam
pemahaman permasalahan yang dihadapi dan solusi.
B. Saran
·
Praktikum pembuatan alat peraga ini
sangat bermanfaat bagi mahasiswa, namun alangkah baiknya jika dilakukan secara
berkelanjutan.
·
Jika ada waktu luang sebaiknya praktikan
dan asisten bersma-sama mengunjungi kelompok tani tersebut untuk mengetahui
perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ghufran M dan K. Kordi.
2010. Panduan Lengkap Memelihara
Ikan Air Tawar di Kolam Terpal. Penerbit Lily Publisher. Yogyakarta
Lesmna S dan Daelami D. 2009. Panduan
Lengkap Ikan Hias Air Tawar Populer. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta
Sugandy dan Irwan. 2002. Budidaya Cupag
Hias. Penerbit Agro Media Pustaka. Jakarta
Lampiran Gambar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar