SAHABAT
Candamu mungukir indah di kalbuku
Senyummu menggantung indah
dimataku
Cahaya wajahmu melekat erat
Engakaulah yang menyapaku ketika
orang lain berpaling dan berjalan sendiri-sendiri. Ketika para manusia terus
mengejar mimpinya, dan engaku masih disampingku. Engkaulah yang mengangkat
tubuhku ketika terjatuh dan tak kuat berdiri. Engkau yang menuntunku berjalan
tertatih-tatih sedangkan para manusia mencoba lari dengan cara mereka
masing-masing. Mereka pun berkata, “tak akan kau sampai mengejarku”. Kubiarkan
mereka tertawa dengan puasnya. Mereka tak tahu bahwa kita juga berjalan namun
dengan mengambil jalan lain.
Sahabat, bersamamu adalah jalinan
yang tak dapat terpisahkan. Bersamamu ku dapat mengarungi hidup dengan penuh
semangat. Bersamamu pula kita menggantungkan mimpi diatas langit. Mencoba
menariknya perlahan. Bahkan kita mencoba untuk terbang dan menikmati setiap
langkah menggapai asa. Aku, kau adalah jalinan sahabat yang tak pernah lekang
oleh waktu.
Waktu terus berlalu, mengisahkan
setiap perjalanan kita. Mengabadikan setiap moment yang telah terlewati bersama
engaku. Suatu saat nanti aku ingin kita bertemu dan bercerita mengenai kisah
kita. Mengenai kisah kita di negeri diatas awan. Menganai canda dan tawa yang telah lahir disana. Mengenai air mata yang
menetes membasahi pipi kita. Ketika arang terbakar diatas anglo, secangkir teh
tersaji didepan mata, kita curahkan semuanya. Aku ingin mengenang kebersamaan
kita.
Sahabat, suatu saat ketika kita
sudah berkeluarga kita akan merasakan detik, menit, dan jam yang telah kita
lewati bersama. Aku ingin mengajak engkau berjalan mundur sejenak menelusuri
gua-gua kehidupan yang pernah kita lewati bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar