SAHABAT SEJATI
Foto : Dokumen pribadi
Sahabat itu, walaupun jarang
bertemu namun masih dapat bertegur sapa. Entah dengan cara apa, yang pasti,
persahabatan akan terus berlanjut. Jarak bukanlahh halangan untuk sekedar
tersenyum di ujung dunia masing-masing. Di sudut-sudut ruangan, di lorong, di
rumah kecil atau di kamar yang sempit sekalipun kita dapat menyapanya. Walaupun
tak sempat bertegur sapa, setidaknya doa-doa masih bisa terpanjatkan untuk
kebaikan bersama. Jikalau belum sempat setidaknya kita tak melukai dan
merenggangkan persahabatan kita. Entah bagaimana caranya yang pasti
persahabatan akan terus berjalan. Diam kita bukanlah perseteruan, namun lebih
kepada menjaga persahabatan. Obrolan kita bukanlah mengenai perdebatan yang tak
berguna namun lebih kepada saling mengingatkan. Emosi yang meluap bukanlah
bentuk kedengkian namun lebih dari itu, rasa akan memiliki sahabat yang
terbaik.
Persahabatan bukan diukur dari
intensitas bertatap muka. Bukan juga diukur dari banyaknya percakapan yang
lahir dari sana pula. Persahabatan bukan diukur dari senyum yang setiap kali
mengembang di setiap perjumpaan. Namun, persahabatan diukur dari merasa nyaman
jika dekat dengannya. Walaupun jauh keberadaannya namun kita dapat merasakan
kehadirannya. Entah dengan apa cara apa, dengan kenangan-kenangan yang telah
terlewati, dengan kata-kata penyemangat
di kala kita terjatuh. Atau mungkin dengan ketidak adaanya yang membuat kita
memahami, bahwa persahabatan itu penting.
Dan, kadang kala kita baru
menyadari bahwa kita terlalu egois ketika mereka satu persatu pergi. Kadang
kala kita terlalu kasar terhadap mereka. Namun, mereka yang tak pergi dan terus
ada adalah sahabat sejati kita. Yang jika kita marah, ia malah tersenyum dan
menepuk pundak kita sembari mengingatkan. Yang ketika kita menyakitinya namun
ia malah diam dan tak membalasnya. Yang ketika kita diam pergi, ia malah
mendekat dan membisikkan kenangan-kenangan bersama.
Dan, kita baru sadar bahwa
sahabat sejati itu masih ada. Walaupun jarak yang terus memisahkan kita. Waktu
yang terus memotong kenangan-kenangan kita. Orang-orang baru yang silih
berganti hadir di kehidupan kita. Dan dunia baru yang terus bermetamorfosis
bersama waktu. Sahabat sejati masih ada dalam kehidupan kita.
Mari merenung, sudahkan kita
menjadi manusia yang dapat memberikan ketentraman di setiap perjumpaan dengan
orang lain. Marilah kita menjadi sahabat sejati dalam setiap perjalanan ini.
Mengisi kehidupan orang disekitar kita dengan kebaikan dan kebersamaan. Dengan
senyuman akan sebuah kedamaian dan ketentraman hati dan jiwa....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar