WpMag

Senin, 17 Agustus 2015

GURU KESABARAN

 GURU KESABARAN

Sesungguhnya guru kesabaran itu adalah mereka para petani yang setiap hari pergi ke ladang. Para tukang becak yang setiap hari mengayuh melintasi jalanan kota, para buruh gendong di pasar, pedagang kaki lima, dan pekerja kasar yang setiap hari harus berhadapan dengan kerasnya kehidupan. Mereka yang masih dan terus berjuang akibat kebijakan negara yang tak karuan.

Setiap kali pemimpin negara ganti dan wakil rakyat yang duduk di parlemen berubah mereka tetap saja dalam hidup yang sederhana. Setiap kali kebijakan berubah, program untuk kesejahteraan yang bahkan mereka pun kadang tak pernah merasakannya namun mereka masih saja tetap bertahan. Apakah yang membuat kita ragu untuk belajar ilmu kesabaran dan qona'ah hidup kepada mereka?. Bukankan setiap kenaikan BBM akan diikuti kenaikan barang membuat kehidupan mereka tercekik. Namun mari kita saksikan dan kita resapi, dan mereka tetap survive dengan kebijakan pemrerintahh tersebut.

Bukankah mereka penggerak ekonomi mikro yang menyelamatkan kita dari berbagai krisis yang sempat menimpa negari ini. Dan kita lupa mereka bahkan seringkali tak pernah disebut sebagai pahlawan. Tak pernah disinggung dalam penyelamatan dan keberlangsungan roda ekonomi negeri ini.

Mereka memang tak membutuhhkan itu semua. Karena mereka adalah orang-orang yang sabar dan tak menginginkan itu. Mereka masih saja hidup ditengah sistem negara yang entah apa namanya. Kapitalis? Atau liberalis? Ah, tidak penting. Yang penting bagi mereka dapat memberikan manfaat kepada manusia lain. Mereka manusia yang tak bergantung pada negara bahkan negaralah yang bergantung pada mereka. Mereka tidak bisa di pengaruhi oleh negara karena ada tidaknya negara, mereka tetap bisa hidup. Namun negara sangat bergantung pada mereka.

Kini mereka berada pada posisi terpinggirkan dari sistem yang katanya demokrasi. Namun bagi mereka itu tak mengapa karena semakin terkucilkan dan terdzalimi semakin meningkat derajatnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar