PEMBANGUNAN PERIKANAN
PRA KEMERDEKAAN DAN ZAMAN SOEKARNO
A.
Pembangunan Perikanan Indonesia pada
Pra Kemerdekaan
Pada masa pra
kemerdekaan pembangunan perikanan tak begitu bergaung. Dimasa tersebut
perikanan dibagi menjadi dua yaitu perikanan laut dan perikanan darat.
Perikanan laut masuk pada bagian koperasi dan perdagangan dalam negeri
sedangkan perikanan darat masuk pada bagian pertanian. Hal ini kemungkingan
karakteristik geografislah yang menggolongkan perikanan menjadi dua bagian.
1.
Konsep
Konsep ppengelolaan perikanan pada
masa pemerintahan Jelang cukup terorganisir. Kegiatan perikanan laut di pusat
dan di daerah ditangani oleh kaiken Gyogyo Kenkyu Sho (dinas Perikanan Laut).
Kemudian di berbagai daerah ditanganai oleh jawatan penerangan. Ditingkat
kabupaten pada masa pemerintah Jepang jawatan perikanan darat dimana juga
terdapat ahli perikanan dibawah pertanian karisidenan. Tidak hanya itu saja
juga dibentuk koperaasi perikanan laut yang mana bertujuan untuk mengakomodir
kepentingan para pelaku usaha khususnya nelayan.
2.
Kebijakan
Terdapat beberapa kebijkan
pemerintah terkait pembangunanan perikanan dimasa pra kemerdekaan. Beberapa
kebijakan tersebut diantaranya melakukan usaha produksi dan mengumpulkan bahan
pangan untuk kegiatan peperangan dan ancamanan rohaniah serta badaniah (kerja
paksa). Jika kita melihat kebijakan pemerintah pra kemerdekaan maka tak lepas
dari kepentingan asing khususnya pemerintah Jepang dan Belanda. Karena pada pra
kemerdekaan dua negara itulah yang menguasai Indonesia. maka tak hayal
kebijakan yang dibuat menguntungkan mereka.
3.
Strategi
Strategi dalam pengembangan
perikanan pada masa prakemerdekaan ditukangi oleh pemerintah asing. Dimasa
tersebut strategi yang diterapkan adalah melakukan kerja paksa dan memanfaatkan
perkumpulan seperti paguyuban untuk melakukan usaha produksi demi kepentingan
pihak asing.
4.
Implementasi
Banyak implementasi yang dilakukan
pemerintah dimasa prakemerdekaan. Beberapa kegiatan yang dilakukan mulai dari
penyuluhan, kegiatan perikanan dengan cara gotong royong sampai penyebaran
informasi. Penyuluhan dilakukan oleh pihak asing guna meningkatkan produksi
dimana nantinya yang menikmati para penjajah. Pelaku usaha primer hanya hanya
mengemban tugas untuk melakukan produksi sebesar-besarnya dan nantinya
diberikan kepada pihak asing. Dibeberapa tempat untuk memudahkan koordinasi
maka dibentuklah koperasi nelayan dan kelompok nelayan. Beberapa koperasi
nelayan yang ada pada masa prakemerdekaan seperti KPL Miyoso Mino di Eretan
Wetan Indramayu. Beberapa kelompok nelayan yang terbentuk dimasa pra
kemerdekaan adalah kelompok nelayan di Indramayu Brebes, Tegal, Batang, dan
Pekalongan.
5.
Aktor/ Pelaku
Banyak pelaku dalam kegiatan
perikana di masa pra kemerdekaan. Pelaku kegiatan perikanan tidak hanya
penduduk pribumi namun juga pemerintah Jepang. Pelaku kegiatan perikan meliputi
tokoh-tokoh pejuang, pangerah praja, petani dan nelayan. Selain itu pelaku
kegiatan perikanan dari pemerintah Jepang meliputi petinggi Jepang yang berada
di didinas perikanan laut, jawatan penerangan perikanan. Posisi orang jepang
dimasa prakemerdekaa sangat strategis. Hal ini ditujukan agar kegiatan
perikanan dapat dikendalikan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk
kepentingan Jepang.
6.
Problem
Terdapat berbagai permasalahan yang
muncul ketika saman pra kemerdekaan. Beberapa masalah yang muncul seperti
kelembagaan labil, kental dengan pengaruh penjajah, dan tradisionil. Pada masa
pra kemerdekaan kelembagaan perikanan mash labil karena baru terbentuk sehingga
minim pengalaman. Selain itu kelembagaan selalu dikontrol oleh pihak asing
sehingga sulit untuk berkembang. Pengaruh penjajah yang kuat mengakibatkan
pengembangan perikanan pada masa pra kemerdekaan tidak begitu berkembang. Hal
ini dikarenakan kegiatan perikanan semata-mata untuk kepentingan asing.
Sehingga para pelaku khususnya nelayan tidak mendapatkan hasil dari kegiatan
melautnya. Karena masih dalam gonjang-ganjing kemerdekaan dan negara tidak
begitu kuat maka kegiatan perikanan hanya sebatas mencari ikan di laut dengan
menggunakan alat seadanya. Kegiatan melaut belum modern seperti saat ini.
B.
Pembangunan Perikanan Indonesia pada
Zaman Soekarno (1945-1967)
1.
Konsep
Pada msa kemerdekaan konsep
perikanan mulai ditata dengan baik. Dimasa pemerintahan bung Karno telah
membentuk kementerian Kemakmuran dimana membawahi jawatan perikanan laut dan
darat. Namun diawal kemerdekaan terjadi pemindahan pemerintahan pusat dari
Jakarta ke Yogyakarta mengakibatkan masalah pada kegiatan perikanan khususnya
pusat.
Dimasa republik Indonesia Serikat
(RIS) terjadi perubahan dimana kementerian kemakmuran dipecah menjadi dua yaitu
kementerian perdagangan dan industry dan kementerian pertanian. Jawatan
perikanan berada di bawah kementerian pertanian. Di masa RIS ini telah dibentuk
rencana kesejahteraan istimewa (RKI). Setelah berjalan di masa pemerintahan
bung Karno yaitu demokrasi terpimpin RKI II sulit di realisasikan. Hal ini
dikarenakan segala kegiatan ekonomi dilakukan secara terpimpin. Dimasa ini
dikeluarkan Kepres No. 108 tahun 1957 yang isinya kementerian pertanian urusan
perikanan dipercayakan direktorat perikanan yang membawahi: jawatan perikanan
laut, jawatan perikanan darat, dan balai penyediaan perikanan darat. Dan dimasa
inilah terjadi perkembangan yang cukup pesat dimana terlepas dari campur tangan
pihak asing.
2.
Kebijakan
Kebijakan yang diambil di masa
pemerintahan bung Karno cukup baik dimana telah memenangkan dan mempertahankan
keutuhan wilayah RI. Artinya sumberdaya alam yang dimiliki oleh bangsa ndonesia
telah dapat direbut kembali dan nantinya dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat
Indonesia. Dimasa pasca kemerdekaan ini mulai dibentuk kebijakan baru yaitu
rencana produksi 3 tahun. Harapannya berbagai kegiatan produksi baik itu
pertanian ataupun perikanan dapat menyuplai kebutuhan pangan rakyat. Tujuan
dari berbagai kebijkan tersebut tidak lain untuk mencapai swasembada pangan
baik itu beras maupun bahan makan. Selain itu dimasa pemerintahan bung Karno
mulai diperkenalkan motorisasi perikanan laut. Tujuannya agar para nelayan
dapat mengakses sumberdaya alam yang melimpah di laut lepas sehingga hasil
tangkapan lebih tinggi. Motorisasi perikanan laut mengawali era modernisasi
perikanan di Indonesia.
3.
Strategi
Strategi yang dilakukan oleh
pemerintah dalam meningkatkan produksi untuk mencapai swasembada maka
dikeluarkanlah kebijakan teori revolusi. Teori revolusi ini adalah suatu upaya
untuk meningkatkan usaha produksi. Selain itu demi meningkatkan produksi
pemerintah gencar melakukan penyuluhan, kampanye, dan gerakan. Sumber daya alam
mulai ditingkatkan dan dikembangkan untuk dapat dimaksimalakan bagi
kemaslahatan rakyat Indonesia.
4.
Implementasi
Implementasi di masa pasca
kemerdekaan tidak menentu dikarenakan adanya peperangan dan gejolak revolusi
fisik. Namun jawatan perikanan Laut dan darat berkembang dan memperoleh
anggaran dari RKI RIS. Dimasa ini telah dilakukan pelatihan dan pendidikan
antara lain juru mudi dan juru motor nelayan di Jakarta/ Tegal dan mantra
perikanan darat di Sukabumi. Pada tahun 1959 melalui dekrit presiden kembali ke
UUD 1945 dibentuklah beberapa perusahaan negara, lembaga penelitian perikanan
laut, dan yayasan perikanan laut dijadikan perseroan terbatas (PT).
5.
Aktor/Pelaku
Aktor utama ditingkat pusat
relative tetap namun di prvinsi dibentuk resort perikanan laut. Jawatan
perikanan darat dipegang oleh R. Amin Katamsi dan pusat jawatan perikanan laut
oleh Agus Kartono. Tahun 1964 dimasa kabinet dwikora sebagai menteri perikanan
darat/laut ditunjuk Laksda (Laut) Hamzah Atmohandoyo. Di tahun 1965 terjadi
perubahan usaha perikanan laut dan dilimpahkan ke kompartemen Maritim dan
perikanan darat kekompartemen pertanian. Di saman bung Karno telah dilakukan
diklat baik didalam maupun diluar negeri. Mulai dibangun SOM,SUPM,SPMA, dan
pendidikan sarjana perikanan.
6.
Problem
Saman pasca kemeerdekaan kondisi
belum stabil, dimana masih terjadi peperangan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Sehingga dimasa ini SDA,SDM, dan SDP masih dalam keadaan “perawan” dan belum
begitu berkembang. Industry perikanan pun dimasa pemerintahan Bung Karno belum
berkembang. Kegiatan perikanan khususnya penangkapan ikan dilaut masih
dilakukan secara tradisionil baik alat penangkapan maupun perahunya. Selain itu
istem monopoli dalam perdagangan ikan terjadi sehingga para nelayan tidak dapat
menikmati hasil tangkapan dengan maksimal. Organisasi nelayan belum kuat
akibatnya pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dan ekonomi masyarakat masih
lemah.
Website Jelly Gamat
BalasHapusObat Sering Kencing
Obat Muntah Darah Coklat
Obat Pendarahan Setelah Kb Suntik
Obat Borok Pada Anak
Obat Polip Gigi Berlubang
Obat Gendang Telinga Pecah Anak
Obat HB Darah Rendah Anak
Obat Penghilang Bercak Putih Pada Lidah
Obat Pendarahan Pasca Kuret
Obat Polip Gusi Anak
Obat Luka Puting Payudara Ibu Menyusui
Obat Radang Puting Payudara
Obat Sering Kencing Terasa Sakit
Obat Bisul Di Kepala
Obat Sakit Di Dalam Telinga
Obat Bisul Di Ketiak Anak
Obat Lutut Sering Lemas
Obat Lutut Sering Lemas
Obat Kudis Skabies
Obat Pemuliha Luka Jahitan
Obat Bisul Di Kepala Anak
Obat Gatal Selangkangan Anak