WpMag

Sabtu, 02 April 2011

Konferensi Internasional Pesisir Digelar


Penulis: Orin Basuki | Editor: Erlangga Djumena
Jumat, 1 April 2011 | 15:38 WIB
 
KOMPAS.COM/FIKRIA HIDAYAT Ilustrasi: pesisir pantai


JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk pertamakalinya Indonesia menggelar Konferensi Internasional Pemberdayaan Dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Pesisir. Konferensi ini mengikutsertakan para pelaku bisnis yang berbasis pesisir dan kelautan dari dalam dan luar negeri.
"Kami berharap, pada konferensi ini akan muncul daftar proyek yang konkrit untuk pengembangan dan percepatan pembangunan ekonomi kawasan pesisir," ujar Deputi Bidang Koordinasi Perindustrian dan Perdagangan, Kementerian Koordinator Perekonomian, Edy Putra Irawadi di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (1/4/2011) saat menjadi pembicara kunci pada pembukaan acara tersebut.
Menurut Edy, kawasan pesisir Indonesia merupakan yang terpanjang di dunia, namun arah pembangunan tidak menuju ke pesisir. Dengan demikian ada semacam salah urus. "Hal itu disebabkan oleh dua masalah, pertama tata lingkungan. Kedua, adanya pembiaran," katanya.
Dalam masalah lingkungan, terjadi kerusakan parah di beberapa pesisir, antara lain akibat pengeboman ikan oleh nelayan. Namun, jangan salahkan nelayan karena penggunaan bom ikan itu dilakukan karena terpaksa akibat tekanan ekonomi. "Adapun pembiaran terjadi karena karena tidak ada sarana pendukung yang layak di kawasan pesisir, seperti air bersih atau jalan," tutur Edy.
Fokus pembangunan perlu diarahkan pada kawasan pesisir karena banyak potensi ekonomi yang belum tergali. Potensi itu antara lain industri wisata, wahana pendidikan dan riset, investasi energi, perikanan, hingga olahraga. "Indonesia adalah negara bahari, berbentuk kepulauan dengan banyak keunikan, ada potensi bahari untuk pariwisata, sebagai wahana pendidikan, riset, sebagai lahan investasi energi, dan perikanan. Laut adalah lahan yang masih bersih. Laut juga ajang olahraga yang atraktif," ungkap Edy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar