WpMag

Kamis, 24 Maret 2011

NOVEL.....BERSAMBUNG

Waktu terasa sangat cepat. Seperti baru kemaren kita duduk bersama-sama di kelas untuk mendengarkan guru menerangkan pelajaran. Kita maen-maen bersama mengisi libur di akhir pekan. Ke patai Pasir Putih, mandi dan bermain sampai puas. Kini semua itu tinggal kenangan di memori kita semua. Masa- masa di SMA yang sangat singkat telah memberikan banyak cerita indah. Disamping cerita yang sangat menyedihkan atau bahkan cerita yang konyol,hahaha. Aku pun juga begitu, banyak moment penting yang tak terlupakan bagiku. Ketita ujian ketauhan mencontek oleh guru, membolas maen PS , sampai bahkan loncat pagar sekolah untuk masuk karena terlambat. Sekelumit cerita singkat ketika aku masih di SMA mencoba aku tuliskan disini. Barang kali tulisan ini bisa mengingatkan kita tentang arti pentingnya persahabatan.
Masa-masa SMA sangat menyenangkan, kata banyak orang begitu. Bagiku sendiri kata itu ada benarnya, pasalnya kenyataannya begitu. Disinilah aku mulai jatuh cinta pada seorang cewek. Entah mulai kapan aku menyukainya. Anaknya tak begitu cantik amat, kulitnya juga tak putih ataupun hitam, rambutnya, ah tidak tahu. Soalnya dia berkerudung. Sejak kapan aku menyukai cewek berkerudung, entah tak tahu aku. Tapi yang jelas aku menyukainya. Yang paling aku sukai dari dia adalah hunungannya pada orang lain. Mungkin aku terlalu berlebihan untuk menggambarkan sosok dia. Tapi tak apalah biar engkau semua tahu dan membayangkan dia. Hubunganku dengan dia cukup baik. Walaupun aku seorang yang pemalu, aku mencoba menutup-nutupi sifat yang melekat padaku. Sesekali aku menyapanya, ngobrol dengannya, tanya-tanya soal pelajaran, waluapun ketika dia terangkan aku tidak bisa, aku cuman ngangguk-ngangguk. Pada awalnya aku cuman ngobrol dengan dia untuk lebih akrab, karena kita kan satu kelas. Namun tak dipungkiri seiring berjalannya waktu aku mulai tertarik dengan dia. Tertarik dengan sifat-sifatnya, dengan kepribadiaannya.
Sebut saja nama cewek yang aku suka itu Lala. Pertemuan ku dengannya diawali ketika kita kelas 2 SMA. Di kelas 1 SMA aku tak mengenalnya, maklum saja aku jarang bergaul dengan temen cewek lain kelas. Ketika kelas 2 SMA aku satu kelas dengannya. Awalnya aku tak tahu namanya, namun hari-demi hari kulalui di kelas, akhirnya aku tahu namanya dan kadang kita saling senyum atau saling sapa ketika kita bersimpangan di lingkungan sekolah.
Pernah suatu ketika dia mau pulang, ternyata sepeda motornya macet. Entah tak tahu sebabnya. Kebetulan aku juga pas lagi ngambil motor. Kusamperin dia, “ada apa motormu? Tanyaku, “ macet nih, entah gak tahu sebabnya , dim? Jawab Lala dengan wajah bercucuran keringat. Kebetulan siang ini udara panas, panasnya sampai menusuk ubun-ubun kiri,. Coba kulihat? Tanyaku. , ow, ini mungkin businya kotor,
”kamu bawa engkol busi? Tanyaku balik,
” waduh gak bawa, jawabnya..
“ya udah ayo di bawa ke bengkel ja?,
“ dimana ada bengkel deket sini? Tanyanya lagi
seberang jalan di sebelah kiri warung pecel mak “Ti”, jawabku.
Aku pun membantu menuntun motor lala yang macet ke bengkel. Kita pun berjalan berdua menuju bengkel dengan di temani panasnya udara di siang ini. Tak hayal keringat pun mulai menetes dari kening, suhunya mungkin 30 lebih. Jarak bengkel dengan sekolah kami tidak begitu jauh sekitar 300 meter saja, namun karena ini bulan mei, dimana musim panas telah tiba aku pun merasakan panasnya musim ini. Burcucuran lah keringat di kening. Selembar tissue di keluarkan Lala dari saku kiri bajunya, dan kemudian memberikannya kepadaku, ni dim, kayaknya kamu kepanasan, sambil menyodorkan tissue ke aku. “Trms ya La,”,. Oh rasanya pulih kembali tenagaku dengan usapan tissue ini. Oh baru kali ini ada seorang cewek yang sangat perhatian padaku. Oh betapa dingin Tissue yang menghapus keringat di pipi ini. Entah perhatian atau balas budi, namun usapan tissue itu membiusku dari panasnya udara di siang ini.
“o, sini to tempatnya?” Tanya Lila , iya La, jawabku. ..
Sambil menunggu motor yang diperbaiki, aku pun ngobrol dan bercanda dengan Lala. Kita pun mulai saling akrab. Aku bertanya pada dia, “ rumahmu mana La?, “o, desa walijati, sebelah utara perempatan grande, nanti ada rumah cat biru timur jalan, kira-kira rumah ke enam dari perematan. “O situ tow”, tegasku. “ kalau kamu mana Dim?” Tanyanya balik, rumahku di desa karang sukun, tepatnya itu selatan balai desa timur jalan, rumah nomor 11. Oh ya cat temboknya putih, rumahnya kecil, entar kalau lewat sana mampir ya, tambahku. Oke, jawab Lala. kamu juga kalau lewat rumahku juga mampir.Setelah ngobrol sekitar 20 menit, akhirnya pembicaraanku dengan Lala terpotong oleh panggilan pak Dodi, mekanik motor sekaligus pemilik bengkel.”Mas, motornya udah beres”., “ya pak”, jawabku. Akhirnya kami pun pulang kerumah masing-masing. Terimakasih banyak ya Dim, kata terakhir yang diucapkan oleh Lala kepadaku.”sama-sama, jawabku.
2
Kertas ujian mulai dibagikan, hari ini kami ujian kimia. Mata pelajaran yang cukup sulit ini harus aku hadapi dengan sabar. Tempat duduk telah ditentukan oleh bu Ida. Bu Ida ini seorang guru yang sangat disiplin dan terkenal killer. Jika ada anak didiknya mencontek pada waktu ujian, atau bahkan membolos pada waktu pelajarannya , pastilah beliau memberi hukuman. Hukumannya biasanya berupa penugasan artikel. Walupun begitu bu Indah merupakan sosok guru yang sangat di sukai atau diidolakan oleh siswanya. Sikap kedisiplinannya memberiakan suatu contoh bagi murid-muridnya. Tak jarang Bu Ida menyelingi pelajannya dengan cerita-cerita lucu ketika SMA nya dulu. Menjadikan kita semangat dalam menjalani hari-hari di sekolah.
Duduknya mengikuti nomer urut absen jadi aku dapat tempat di nomer 8 dari ujung timur. Disamping kananku ada didik, sedangkan samping kiriku ada Eni. Setelah aku menengok ke belakang ternyata ada Lala, temen cewek yang aku bantu ketika motornya macet minggu lalu. Soal ujian berjumlah 25 dengan rincian 20 pilihan ganda dan 5 uraian. Sebelum ujian bu Ida mengingatkan, “anak-anak gak boleh nyontek ya, entar kalau ada yang ketauhan akan saya hukum atau akan saya kurangi nilainya,.”, iya bu, jawab semua dengan serentak. Ujian dimulai kami pun diperbolehkan membuka kertas soal,. Halaman pertama ku buka, berisi pilihan ganda, halaman kedua kubuka, berisi uraian, kubaca soal uraian , nomer 1 sampai 5 , tak ada jawaban yang terlintas di otakku, kubalik lagi kertas soal ke halaman depan, kubaca satu persatu soal, kucoba untuk menjawab dengan menyilang jawaban. Hanya terjawab 12 soal. Kubalalik lagi ke soal uraian. Masih terasa sulit. Soal nomer 5,”apa yang menyebabkan berlian dengan arang berbeda, walaupun atom penyusunnya sama yaitu C (carbon)...?. tak terlintas jawaban di otakku. Setelah sekian lama berfikir, akhirnya ku letakkan bolpoint di tangan kananku, ku hirup udara pelan-pelan untuk melepaska penat di otakku.
Kreseeek, kudengar ada suara yang datang, ternyata kertas yang dilempar dari belakang dan jatuh di sebelah kanan soal ujianku. Langsung saja aku tutupi kertas tadi dengan soal. Kutengok Bu ida yang sedang duduk di bangkunya, eh ternyata gak merhatiin , pelan-pelan aku buka kertas tadi. Aha ternyata jawaban uraian, ku cocokkan sebentar, betul ternyata, langsung kusalin sambil ku editannya,,hehe biar gak ketauhan sama bu Ida. Eh udah hampir selesai ngerjain, malah ketahuan sama bu Ida., langsung kertas tadi dan jawaban ujianku di ambil sama bu Ida. Ini kertas dari mana,? Tanya bu ida ke aku, sambil mengangkat kertas jwaban yang aku temukan tadi.
”eng-enggak tahu bu, ta...tadi aku tem,ukan sedah di bangkuku, kayaknya ada yang ngelempar ke bangkuku.
Hemm, kalau begitu, ini kertas siapa? Tanya bu Ida kepada semua kelas, sejenak kelas menjadi agak tegang, temen temen yang sebelumnya megerjakan ujian dengan serius, meletakkan pulpennya dan mendenganrkan pertanyaan bu Ida,. Sementara agak tubuhku menjaddi kaku, terasa dingi keringat yang keluar. Aaku agak bingung, dan bertanya-tanya dalam hati , dai siapa ya kertas tadi, dari Eni kah?, yang duduknya di belakangku agak jauh. Oh tak mungkin kalau Eni, kan dia jarang sekali nyontek pada waktu ujian, apalagi buatin jawaban ke aku. Hubungan kita kan hanya sebatas teman biasa, dan tak begitu akrab. Atau edo, tapi tak mungkin juga. Pasalnya edo tulisannya agak jelek, sementara kertas tadi tulisannya agak rapi. Atau mungkin dari Lala, dia kan tempat duduknya belakangku, jadi mudah untuk melemparkan kertas tadi. Dugaanku kali ini mungkin benar, biasanya tulisan cewek kan rapi, mungkin ini tadi tulisan Lala.
“punya saya bu, jawab Lala dengan suara tegas,
Kalau begitu bawa jawaban dan soal ujianmu kesini, tambah bu Ida.
Pertanyaanku, terjawab sudah, kertas tadi adalah milik Lala, lantas mengapa dia menuliskan jawabnnya ke aku, . mungkinkah ini balas budi minggu yang lalu ketika ku tolong menuntun kan motornya kebengkel, atau mungkin, dia tahu kalau aku gak bisa kimia,bahkan mungkin juga ia kasihan padaku.
Akhirnya jawaban ujian kami berdua di ambil dan kami di suruh meninggalkan ruang ujian, ah apes tenan hari ini. Sambil keluar ruanganaku bertanya-tanya dalam hati, “mengapa Lala menuliskan jawabnnya ke aku?????

3
Hari ini merupakan pengumuman ujian masuk perguruan tinggi. Sebelumnya aku mendaftar untuk ikut masuk universitas Gadjah Mada (UGM). Aku tak tahu banyak tentang UGM sebelumnya. Namun setelah, study kampus ke UGM aku menjadi tahu tentang kampus ini. Studi kampus diadakan oleh sekolahku kira-kira satu semester yang lalu ketika liburan semester 1.. Pada awalnya aku tidak berminat ikut dalam study kampus, aku berfikir lebih baik uangnya buat ikut ujian masuk perguruan tinggi negeri(UMPTN). Namun pihak sekolah mewajibkan setiap siswa ikut dalam kegiatan study kampus. Akhirnya mau gak mau, aku ikut juga. Dan di situlah aku tahu banyak tentang kampus UGM, mulai prestasinya di tingkat nasional, internasional, peran terhadap negeri ini. Dan yang sangat membuatku kagum, kampus ini peringkat satu nasional. Dari situlah aku mulai giat sekali untuk belajar guna menyiapkan ujian masuk UGM. Tak tanggung-tanggung aku ikut les intensif ujian masuk Universitas Gadjah Mada (UM UGM). Banyak soal-soal UM UGM yang aku pelajari,mulai soal-soal tahun lalu sampai prediksi soal tahun ini. Sekitar satu setengah bulan aku les, walupun begitu aku kurang yakin bahwa aku bisa mengerjakan soal UM UGM.
Apa yang aku mimpikan tadi malam. Kayaknya aku tak bermimpi. Ketika bangun, tak ada yang membekas dimemori otakku. Namun, pagi yang cerah ini, telah memberikan semangat tersendiri untuk memulai hari-hari menuntut ilmu disekolah. Hari sabtu merupakan hari yang sangat menyenangkan, selain pulang lebih awal, juga karena besoknya libur. Sebelum berangkat aku cek semua perlengkapan yang aku bawa, mulai buku pelajaran sampai Hp. Kuambil Hp di kasur tempat tidurku, kulihat, ternyata ada pesan singkat (SMS) dari temenku. Ternyata pesannya dari Lala,” gimana Dim, kamu keterima gak UM UGM?. Aku langsung kaget, ternyata hari ini pengumuman UM UGM. Langsung aku bales,” belum aku lihat nih,kamu gimana?.”ah, aku gak diterima,coba kamu cek aja lewat SMS, dengan format Reg kirim aja ke 9090. “oke tanks’. Setelah aku bales SMS lala aku langsung mengeceknya. Ternyata aku diterima di jurusan teknik Industri. Entah tak dapat aku gambarkan gembiranya hari ini. Hari yang mungkin tidak akan aku lupakan sepanjang masa. Hari di mana aku diterima di perguruan tinggi nomor satu di Indonesia. Langsung aku SMS Lala,”La, aku diterima di Jurusan teknik Industri,. Balas Lala”selamat yaaa.
Langsung aku mengayuhkan sepedaku kesekolah, dengan hati yang sangat berbunga-bunga. Disepanjang jalan aku hanya membayangkan, bagaimana ya nantinya aku kuliah disana,dengan teman-teman yang baru dari pelosok negeri ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar