MELIHAT SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA
sumber : dianloves.me
Sistem pendidikan kita membentuk
suatu karakter yang menarik jika diamati. Sistem pendidikan di negeri ini masih
mengedepankan penilaan kuantitatif. Setiap pelajaran dinilai dengan angka. Setiap
pelajaran memiliki batas standar minimun angka yang harus dicapai. Hal ini
membuat pelajar terbebani dan memaksa untuk dapat melampaui angka standar
minimun. Jika tidak, mereka akan tinggal kelas dan mengulangi ditahun berkutnya.
Pendidikan di negeri ini masih memberikan
porsi besar pada penilaian kuantitatif membuat pelajar saling bersaing. Seolah mereka
yang memiliki nilai tinggi dari semua pelajaran adalah anak pintar. Akibatnya mereka
yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata pada suatu mata pelajaran akan
mereasa minder. Hal ini membuat pelajar terbebani dengan angka standar minimum.
Sering kali kita lupa bahwa ada
hal lain yang lebih penting untuk diperhatikan ketimbang memberikan penilaian
secara kuantitatif. Seperti contoh, setiap manusia diberikan kemampuan mayor
dan minor masih-masing. Mereka memiliki kemampuan yang spesifik pada salah satu
bidang namun kurang baik di bidang lain. Ada anak yang cukup baik pemahamannya
dibidang matematika namun kurang begitu paham ketika pelajaran IPA begitu juga
sebaliknya.
Perlu dilakukan perbaikan sistem
pendidikan di negeri ini untuk memberikan pemahaman kepada pelajar bahwasanya
pendidikan tidak hanya dilihat dari angka yang didapat. Naik tidaknya pelajar
tidak dilihat dari angka yang didapat ketika ujian. Namun lebih dari itu, ada
kemampuan yang perlu dikembangkan pada masing-masing pelajar sehingga bakat
mereka dapat tersalurkan pada setiap bidang yang ingin digeluti.
Standarisasi terhadap angka
minimum memang bagus, namun alangkah bagusnya jika tidak diberikan patokan
angka minimun. Harapannya agar pelajar tak terbebani dengan angka-angka
tersebut. Mereka dapat dengan leluasa mengembangkan diri mereka sesuai dengan
cita-citanya.
Solusi yang mungkin dapat
diterapkan untuk penilaian adalah tidak dengan angka-angka standar. Namun lebih
dari itu, diberikan suatu penjelasan terhadap pelajar bahwa seberapa jauh
pemahhaman mereka terhadap mata pelajaran. Tidak menyudutkan siswa dengan angka
yang rendah, namun lebih memberikan dorongan dan motivasi berupa kalimat dalam
setiap penilaian mata pelajaran.
Semoga saja sistem pendidikan di
negeri ini menjadi lebih. Sehingga cita-cita pendahulu untuk mencerdaskan
segenap bangsa dapat tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar