BELAJAR DARI TUKANG BECAK DI NEW YORK DAN YOGYAKARTA
Menarik ketika melihat salah satu tulisan yang
aku temukan di website VOA yangberjudul“Kisah Seorang Penarik Becak di Kota New
York”. Ini link berita tersebut : http://www.voanews.com/indonesian/news/Kisah-Seorang-Penarik-Becak-di-Kota-New-York-143601636.html.
Dijelaskan dalam tulisan tersebut bahwa ada
seorang penarik becak bernama Frankie Legarreta. Seorang penarik becak yang
semula bekerja sebagai pegawai kantor. Ternyata rutinitas pegawai kantor
menjadikan ia jenuh dan melarikan kejenuhannya kepada pekerjaan menarik becak.
Sebenarnya apa sih yang menarik. Dalam hatiku, inilah yang menarik dimana
dinegeri kita (Indonesia) ini sangat bertolak belakang. Biasanya seseorang mendambakan untuk bekerja
sebagai pegawai kantor dan tidak ingin menjadi tukang becak. Tukang becak di
Indonesia dianggap sebagai pekerjaan rendahan. Tukang becak merupakan pekerjaan
terakhir dimana ketika tidak ada pekerjaan lain yang dilakukan. Pekerjaan
menjadi tukang becak dijajarkan sebagai pekerjaan orang-orang rendah,
terpinggirkan dan jauh dari pendapatan ekonomi yang layak. Bekerja sebagai
tukang becak di Indonesia hanya dihargai sangat rendah. Penghasilan mereka tak
lebih dari untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.
Terdapat sisi lain yang menarik antara tukang
becak di New York dibandingkan dengan tukang becak di Indonesia. Kalau di New
York tukang becak diperuntukkan untuk mengantaskan para wisatawan menikmati
kota New York. Sedangkan di Indonesia tukang becak cenderung sebagai penjual
jasa untuk mengantarkan seseorang bukan wisatawan. Selain itu, dari tulisan
tersebut tukang becak di New York memiliki pengetahuan lebih. Mereka menguasai
dan memahami setiap tempat wisata didaerah New York. Sehingga tukang becak
disana tak ubahnya seperti guide para wisatawan. Sangat berbeda dengan di
Indonesia, tukang becak biasanya cenderung memiliki pengetahuan minim.
Namun, ada sisi lain tukang Becak di negeri
kita ini. salah satunya adalah tukang becak di Tanah wisata yaitu Yogyakarta.
Disini terdapat seorang tukang becak yang cukup menarik dan nyentrik. Ia adalah
kang Harry, seorang tukang becak yang biasanya mangkal di kampung turis
Prawirotaman Kota Yogya. Apa yang membuat kang Harry menarik perhatian banyak
orang dan bahkan saya sendiri. Karena kang Harry salah satu tukang becak yang
telah “melek” teknologi. Tidak hanya
melek teknologi, Alumnus SMA De Brito Yogya tahun 88 ini, fasih bahasa Inggris dan
bahasa Belanda. Melalui pertemanan jejaring sosial di internet, seperti
facebook, twitter, Flixster atau Tagged, ini mendapatkan langganan wisatawan
asing.
Seandanya tukang becak di negeri ini seperti Frankie
Legarreta dan kang Harry mungkin pekerjaan menarik becak tidak dipandang
sebelah mata. Tidak lagi dipandang sebagai pekerjaan yang rendah. Menarik becak
menjadi salah satu mata pencaharian yang menguntungkan. Maka dari itu, saya berpendapat sebaiknya
pemerintah Indonesia lebih memperhatikan tukang becak. Terdapat beberapa
pemikiran saya mengenai tukang becak di Indonesia.
Pertama, sebaiknya pemerintah melakukan
pendataan para tukang becak. Dengan pendataan maka dapat diketahui berapa orang
yang menggantungkan pekerjaannya sebagia tukang becak. Kedua, pemerintah
melakukan pembinaan dan pendampingan dalam meningkatkan sumberdaya manusia
(SDM). Sehingga para tukang becak dapat “melek” teknologi dan dapat berkembang.
Seperti di kota Yogyakarta yang merupakan kota wisata, para tukang becak sangat
penting. Maka dari itu, peningkatan sumberdaya manusia berupa pengenalan
teknologi dan kemampuan berbahasa asing sangat diperlukan. Dengan begitu maka
tukang becak tidak hanya sebagai penyedia jasa namun juga dapat berperan
sebagai guide wisatawan.
Semoga saja tukang becak di negeri ini tidak
hanya dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Dan harapan saya, para tukang
becak dapat berkembang dan kehidupannya sejahtera dengan adanya peningkatan
sumbedaya manusia (SDM).
semoga saja di kota budaya seperti Yogyakarta tukang becak seperti Kang harry
BalasHapusiya...mas..jika itu terjadi maka kota Yogya khususnya dan Indonesia akan semakin terkenal dengan keramahan dan SDM yang tinggi....
Hapusbenar, mas...selama ini tukang becak dianggap sebagai pekerja yang rendah...maka dari itu, pemerintah harus memperhatikannya agar kehidupannya dapat sejahtera
BalasHapusiya...sebaik (harus) nya pemerintah turun tangan dengan melakukan pelatihan bahasa ataupun yang lain....
Hapusgreat works. tapi tukang becak di jogja itu sama hal nya seperti tukang becak di new york ini, biasanya para penumpangnya turis2 yang berwisata. regards
BalasHapusJual Locker
iya mas.... benar sekali, penumpangnya kebanyakan tourist...
BalasHapussalam kenal