WpMag

Jumat, 23 Maret 2012

BELAJAR DARI TUKANG BECAK DI NEW YORK DAN YOGYAKARTA

BELAJAR DARI TUKANG BECAK DI NEW YORK DAN YOGYAKARTA 



Menarik ketika melihat salah satu tulisan yang aku temukan di website VOA yangberjudul“Kisah Seorang Penarik Becak di Kota New York”. Ini link berita tersebut : http://www.voanews.com/indonesian/news/Kisah-Seorang-Penarik-Becak-di-Kota-New-York-143601636.html. Dijelaskan dalam tulisan tersebut bahwa ada seorang penarik becak bernama Frankie Legarreta. Seorang penarik becak yang semula bekerja sebagai pegawai kantor. Ternyata rutinitas pegawai kantor menjadikan ia jenuh dan melarikan kejenuhannya kepada pekerjaan menarik becak. Sebenarnya apa sih yang menarik. Dalam hatiku, inilah yang menarik dimana dinegeri kita (Indonesia) ini sangat bertolak belakang.  Biasanya seseorang mendambakan untuk bekerja sebagai pegawai kantor dan tidak ingin menjadi tukang becak. Tukang becak di Indonesia dianggap sebagai pekerjaan rendahan. Tukang becak merupakan pekerjaan terakhir dimana ketika tidak ada pekerjaan lain yang dilakukan. Pekerjaan menjadi tukang becak dijajarkan sebagai pekerjaan orang-orang rendah, terpinggirkan dan jauh dari pendapatan ekonomi yang layak. Bekerja sebagai tukang becak di Indonesia hanya dihargai sangat rendah. Penghasilan mereka tak lebih dari untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

Terdapat sisi lain yang menarik antara tukang becak di New York dibandingkan dengan tukang becak di Indonesia. Kalau di New York tukang becak diperuntukkan untuk mengantaskan para wisatawan menikmati kota New York. Sedangkan di Indonesia tukang becak cenderung sebagai penjual jasa untuk mengantarkan seseorang bukan wisatawan. Selain itu, dari tulisan tersebut tukang becak di New York memiliki pengetahuan lebih. Mereka menguasai dan memahami setiap tempat wisata didaerah New York. Sehingga tukang becak disana tak ubahnya seperti guide para wisatawan. Sangat berbeda dengan di Indonesia, tukang becak biasanya cenderung memiliki pengetahuan minim.

Namun, ada sisi lain tukang Becak di negeri kita ini. salah satunya adalah tukang becak di Tanah wisata yaitu Yogyakarta. Disini terdapat seorang tukang becak yang cukup menarik dan nyentrik. Ia adalah kang Harry, seorang tukang becak yang biasanya mangkal di kampung turis Prawirotaman Kota Yogya. Apa yang membuat kang Harry menarik perhatian banyak orang dan bahkan saya sendiri. Karena kang Harry salah satu tukang becak yang telah “melek” teknologi.  Tidak hanya melek teknologi, Alumnus SMA De Brito Yogya tahun 88 ini, fasih bahasa Inggris dan bahasa Belanda. Melalui pertemanan jejaring sosial di internet, seperti facebook, twitter, Flixster atau Tagged, ini mendapatkan langganan wisatawan asing.

Seandanya tukang becak di negeri ini seperti Frankie Legarreta dan kang Harry mungkin pekerjaan menarik becak tidak dipandang sebelah mata. Tidak lagi dipandang sebagai pekerjaan yang rendah. Menarik becak menjadi salah satu mata pencaharian yang menguntungkan.  Maka dari itu, saya berpendapat sebaiknya pemerintah Indonesia lebih memperhatikan tukang becak. Terdapat beberapa pemikiran saya mengenai tukang becak di Indonesia.

Pertama, sebaiknya pemerintah melakukan pendataan para tukang becak. Dengan pendataan maka dapat diketahui berapa orang yang menggantungkan pekerjaannya sebagia tukang becak. Kedua, pemerintah melakukan pembinaan dan pendampingan dalam meningkatkan sumberdaya manusia (SDM). Sehingga para tukang becak dapat “melek” teknologi dan dapat berkembang. Seperti di kota Yogyakarta yang merupakan kota wisata, para tukang becak sangat penting. Maka dari itu, peningkatan sumberdaya manusia berupa pengenalan teknologi dan kemampuan berbahasa asing sangat diperlukan. Dengan begitu maka tukang becak tidak hanya sebagai penyedia jasa namun juga dapat berperan sebagai guide wisatawan.

Semoga saja tukang becak di negeri ini tidak hanya dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Dan harapan saya, para tukang becak dapat berkembang dan kehidupannya sejahtera dengan adanya peningkatan sumbedaya manusia (SDM).

 


6 komentar:

  1. semoga saja di kota budaya seperti Yogyakarta tukang becak seperti Kang harry

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya...mas..jika itu terjadi maka kota Yogya khususnya dan Indonesia akan semakin terkenal dengan keramahan dan SDM yang tinggi....

      Hapus
  2. benar, mas...selama ini tukang becak dianggap sebagai pekerja yang rendah...maka dari itu, pemerintah harus memperhatikannya agar kehidupannya dapat sejahtera

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya...sebaik (harus) nya pemerintah turun tangan dengan melakukan pelatihan bahasa ataupun yang lain....

      Hapus
  3. great works. tapi tukang becak di jogja itu sama hal nya seperti tukang becak di new york ini, biasanya para penumpangnya turis2 yang berwisata. regards

    Jual Locker

    BalasHapus
  4. iya mas.... benar sekali, penumpangnya kebanyakan tourist...
    salam kenal

    BalasHapus